"Apa....jatuh cinta memang segampang itu?"
"....." Pertanyaan Zeno ini membuat Alfa yang duduk di sampingnya, terkejut.
Mereka saat ini sedang dalam perjalanan bisnis ke Jepang. Alfa sudah heran sejak awal, kenapa Zeno tampak lebih diam dari sebelumnya. Ia sama sekali tidak tau kalau wakil direkturnya itu sedang galau masalah cinta.
"Apa akhirnya ada wanita yang berhasil menggoyahkan hatimu wahai jomblo abadi? Dan wanita manakah itu? Biar senior ini membantu mu."
"....." Ucapan narsis itu membuat Zeno menyesal bertanya. Sayangnya hal itu tidak bisa di ulang, karena sang direktur sudah mulai ceramah panjang lebar.
"Jatuh cinta emang gampang banget, nggak ada kata permisi ketika dia mengetuk pintu hati. Tau-tau udah bikin sertifikat rumah aja di situ, sampai yang punya nggak mampu ngusir."
"....." Ngomong apa sih Pak?!
"Tapi itu masih tergantung si pemilik hati. Mau di gusur paksa, atau di biarkan tinggal. Prosesnya juga gampang, tinggal bilang 'Go away! Or....'Stay here!'" Alfa menunjuk ke arah jantung Zeno.
"Gimana kalau yang di usir tetap nggak mau pergi?" Zeno akhirnya bertanya dan itu membuat Alfa menyunggingkan senyum.
"Lo ngusir niat banget apa cuma setengah-setengah? Kalau niat, nggak usah pakek hati, nggak usah bersimpati. Cukup tinggalkan dan nggak usah berbalik lagi." Duh...kok gue ngerasa pakar banget ya! Hahahaha~
Zeno sedikit jijik melihat Alfa yang tertawa sendiri.
"Kalau lo nggak tega, itu artinya lo juga ada rasa. Kalau ada rasa, coba di telusuri dulu, siapa tau itu cinta dan mumpung belum terlambat. Berilah hati lo kesempatan buat ngerasain bahagia atau seenggaknya tau, apa maksud dari rasa nggak tega itu. Coba dulu aja, jangan langsung di kawinin, coba-coba juga ada batasnya, yang sewajarnya ajalah."
"Itu....lo praktekin ke Delta?"
"....enggak lah! Gue udah tau kalau gue jatuh cinta sama Delta sejak lama. Cuma agak gengsi aja ngakunya. Tapi begitu gue yakin, langsung deh tancap gas, dan nggak berhenti sampai dapat hasil. Dan buktinya, gue berhasil, kan!"
Zeno merenung. Tapi gue ogah bertingkah nggak punya malu kayak lo!
"Kalau begitu, mumpung pesawatnya belum lepas landas. Ayo batalkan perjalanan bisnis ini!"
"......" Alfa mendadak kaget, seorang Zeno yang selalu ngeluh ketika Alfa kabur dari tugasnya, sekarang memintanya membatalkan meeting penting hanya gara-gara wanita. Wow sekali ya!
"Kita bakal kehilangan kontrak kerja milyaran, loh!" Alfa berusaha membuat Zeno berpikir ulang.
Tapi Zeno sudah membuat keputusan. "Sekarang atau tidak selamanya. Ibunya akan mengumumkan pertunangannya dengan manajer pemasaran kita, Hardian di pesta ulang tahun itu. Aku nggak mau menyesal, karena sepertinya aku nggak rela dia jadi milik orang lain."
"....." Segitu cepatnya sadar kalau dia suka wanita itu. Wow...wow!
Alfa tiba-tiba sadar dan bertanya pesta ulang tahun apa, dan siapa wanita yang di maksud Zeno. Zeno pun menjelaskan kalau wanita itu adalah teman dari mantan istri dari mantan suami Delta.
"What?!! Tapi...lalu kenapa kamu heboh begini? Dia kan pegawai di perusahaan kita dan kalau aku tidak salah, wanita itu adalah sekertaris ku. Dan bukankah dia sudah menikah dan dia juga sudah punya anak?"
"Dia udah cerai setahun yang lalu dan aku tidak punya masalah dengan anaknya."
Oh. "Tapi....
Zeno akhirnya menarik nafas dalam. "Dia sudah mengajukan surat berhenti pada ku 3 hari yang lalu dan aku sudah tandatangan, besok dia tidak akan datang ke kantor lagi. Dia akan ikut pindah dengan manajer pemasaran itu ke Bali. Dia datang ke depan rumah ku pagi tadi bilang kalau aku tidak menghentikan pertunangannya, maka dia akan menyerah untuk mengejar ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Chance (END)
RomansaDelta dan Alfa merupakan tetangga dan teman sekelas dari TK hingga SMA. Meski begitu keduanya tidak pernah benar-benar berteman, hingga akhirnya Alfa kuliah di luar daerah. Mereka dipertemukan kembali dalam suasana canggung. Alfa dengan jas hitam ra...