Bab 46 : Ngambek

7.8K 748 19
                                    

Yang namanya honeymoon itu jelas hanya berdua. Tapi kali ini mereka harus ber empat, bukan....tapi berlima. Honeymoon yang dijanjikan Delta di malam sebelum mereka berangkat, berubah jadi liburan keluarga.

Alfa melirik kesal pada adik laki-laki semata wayangnya yang asyik makan kerupuk itu. "Yang sopan dong! Ini di dalam pesawat kelas VIP, kamu ngapain bawa-bawa kerupuk satu kantong besar gitu? Malu-maluin aja!"

Bukannya menghentikan aksi agak noraknya itu, Nafta malah menawari bule di sebelahnya makanan khas palembang itu sembari promosi betapa enaknya kerupuk itu dengan menggunakan bahasa Inggris.

"....." Alfa menarik nafas dalam, ia lantas menoleh ke arah Delta yang berada 1 bangku di depan mereka. Istrinya itu tampak sibuk bercengkrama dengan pria asing yang tadi sempat ribut dengan Alfa. Ngapain dia senyum-senyum gitu? Menyebalkan!

"Ma'af Bapak, pesawatnya sebentar lagi berangkat. Dimohon untuk duduk dengan tenang." Pinta pramugara yang tidak Alfa sadari kehadirannya. Pria itu bahkan nggak sadar sudah berdiri.

Alfa menatap kesal pada pramugara itu, lalu duduk dengan tampang menyeramkan. Sang pramugara hanya mengelus dada berusaha bersabar.

Ia (pramugara) jelas ingat kejadian 1 jam yang lalu. Ribut-ribut persoal tiket pesawat dan pengaturan tempat duduk yang memisahkan antara sang suami yang bertampang dingin tadi dengan sang istri. Sang suami berniat nego dengan pria asing yang duduk di sebelah istrinya tapi pria itu menolak, hingga terjadi perdebatan ala orang kaya. Yang satu berniat membooking seluruh pesawat sementara yang satu berniat membeli pesawatnya. Untunglah sang istri datang dan menenangkan sang suami yang sudah menelpon pihak maskapai, atau kalau tidak, penerbangan hari itu harus ditunda atau mungkin dibatalkan.

"Ini kesempatan terakhir. Kamu duduk di kursi kamu dengan tenang, atau kita batal liburan. Aku nggak keberatan kalau kita batal nggak jadi liburan dan kamu bantuin ayah manen buah lagi."

Begitulah ancaman sang istri yang akhirnya berhasil menenangkan sang suami, meski aura setannya masih membuat orang lain merinding dan bahkan yang duduk di samping sang suami itu meminta pindah ke kelas ekonomi daripada harus duduk di sana dan tertekan. Sayangnya kelas ekonomi juga penuh dan penumpang itu tanpa daya harus bertahan di sebelah Alfa.

Perjalanan ke Jepang hari itu berjalan suram. Meski yang suram hanya Alfanya saja, sedangkan Delta bersama anak-anaknya menikmati perjalanan dengan senang. Begitu juga Nafta dan kerupuk ikan belida ditangannya.

🌺🌺


Entah itu ratu sial sedang mengikuti kemanapun Alfa pergi, dari taksi yang di tumpangi nya mogok ditengah jalan, sampai di penginapan ternyata sedang terjadi perbaikan mendadak lantaran ada kebakaran 1 hari sebelumnya, hingga di penginapan yang baru ia kembali dipertemukan dengan penumpang sialan yang cengengesan di depan istrinya.

"Nice to meet you again." Ucap pria itu menjabat tangan Delta.

Obrolan mereka jelas hanya sebatas itu, karena Alfa langsung menarik tangan istrinya untuk segera menjauh dari si lebah.

"...." Apa-apaan ini?! Alfa mengutuk kesal sang pemilik penginapan yang memilihkan kamar penginapan yang bersebelahan dengan pria lebah tadi. Sialnya lagi semua kamar penuh hingga Alfa tak bisa menukar dengan kamar yang lain.

"Kakak ngapain ke sini? Aku mau mandi." Nafta yang hampir melepas celana terkejut ketika Alfa mendadak membuka pintu kamar yang lupa ia kunci.

"Jangan mandi dulu! Sana tukeran, kamu pindah ke kamar kakak di seberang sana!" Perintah Alfa.

"Tapi kan kamar itu terlalu besar untuk ku. Aku sendirian loh kak!"

"Justru itu. Kamu tidur sama keponakan kamu, Kakak tidur sama kakak ipar kamu. Misi awal kan honeymoon, bukan liburan."

The Last Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang