TOPKAPI PALACE

9K 698 146
                                        


Seorang wanita dan seorang gadis, dua orang itu berjalan pelan sembari bergandeng tangan menyusuri taman disekeliling TOPKAPI PALACE.
Keduanya terlihat sama asyiknya dengan suasana yang tercipta. Sebab ada beberapa hal yang tak mengenakkan hati yang terjadi akhir akhir ini. Padahal sebelumnya, kedua nya adalah orang yang dekat selayaknya anak dan ibu kandung.

TOPKAPI PALACE, dulunya merupakan tempat tinggal Sultan yang dibangun pada tahun 1459. Sehingga di dalamnya terdapat banyak fasilitas.
Antara lain digunakan sebagai sekolah, asrama, rumah sakit, perpustakaan, masjid, serta taman pada zaman dahulu.
Namun sekarang Topkapi Palace telah dijadikan sebagai museum.

Anggi dan Kartika berjalan bergandeng tangan. Menikmati suasana nyaman ditempat yang begitu indah itu.

Anggi menelisik sekitarnya meski sesekali menimpali ucapan Kartika.
Berbeda dengan wanita dewasa disebelahnya yang sejak berangkat dari hotel pun wajahnya terus berseri.

Kartika tentu tak berpikir jika Anggi bisa secepat itu kembali disisinya. Mungkin kejadian mengerikan beberapa hari yang lalu itulah yang membuat Anggi sedikit melunak.

Jika dibayangkan, mana mungkin ia mau mengalami pelecehan seperti itu dalam hidupnya? Ah, tapi kejadian itu juga membawa keberuntungan. Setidaknya, Anggi tidak lagi membencinya. Meski gadis itu masih banyak diam. Paling tidak, Anggi tidak menjauhinya.

Kartika sesekali tersenyum menatap anak tirinya itu. Wajah sampingnya yang nampak berkilau diterpa sinar mentari. Hidungnya yang mancung seperti prajurit yang hendak menerjang musuh.
Bibirnya yang merah jambu itu pasti manis seperti buah Cherry yang disediakan untuk para Raja.
Ah, mengapa ia bisa begitu tergila gila pada anak dari suaminya?

Kartika tersentak saat genggaman tangannya terlepas dari tangan kiri Anggi. Gadis itu menyunggingkan senyum kecil padanya.

"Mau ku foto?"

Anggi bertanya sembari menunjuk kamera ditangannya.

Kartika tersenyum dan mengangguk mantap.
Ia pun berpose tanpa berlebihan. Menyunggingkan senyum kearah kamera. Tak perlu berpose macam macam, ia juga seorang model.

Anggi membidikkan kamera kearah Kartika beberapa kali. Setelahnya, kedua orang itu pun duduk di bangku tak jauh dari tempat mereka berada. Duduk berdampingan dan sama sama melihat hasil jepretan barusan.

Kartika mencondongkan badannya agar lebih dekat dengan gadis itu. Menatap hasil jepretan Anggi dengan senyum.
Sementara disampingnya, Anggi melirik kearah wajah samping Kartika yang tepat disamping wajahnya sendiri. Begitu dekat seperti tak berjarak.

Mata itu seolah lupa bagaimana caranya berkedip.
Wajah itu begitu tegas dan berwibawa. Ia tak percaya jika wajah cantik itu pun bisa tampak menakutkan seperti saat kejadian di kamar hotelnya saat itu. Wanita disampingnya ini mungkin sedang mabuk waktu itu. Sehingga hampir menciumnya dan hampir diketahui papanya.

Jika tersenyum begitu, wanita itu tampak sangat cantik kan?
Pantas saja menjadi primadona banyak pria.

Menyadari kelakuannya, Anggi membuang pandangannya kearah lain. Menelan ludahnya yang sempat tersendat.
Apa yang barusan ia lakukan?

"Kalau menurut kamu ada hasilnya yang jelek, langsung dihapus aja. Pasti nggak enak buat dilihat" ucap Kartika.

Anggi menoleh pada mama tirinya yang kini juga tengah menatapnya. Lagi lagi wajah itu selalu dihiasi oleh senyum.

"Cantik"

Gadis itu menjawab seperti tanpa sadar. Matanya malah menatap mata Kartika yang terlihat berkilau. Dan parahnya, ia kembali lupa caranya berkedip.

DADDY'S WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang