ANGGISARA POVAku memandang foto mama yang kupajang dikamarku. Tidak, tidak pernah aku mencoba menggantikan posisinya di hidupku. Mama, wanita terhebat yang pernah ku miliki.
Sampai kapanpun akan tetap sama."Ma, hari ini, adalah hari pernikahan papa dengan tante Kartika.
Apa mama akan merestui? Atau... Ini menyakiti mama?
Ma, kami tidak pernah sedikitpun berniat untuk menggantikan posisi mama di hidup kami.
Mama akan tetap abadi di hidup aku, di hidup papa.Cinta papa untuk mama tak pernah luntur. Begitu juga cinta aku untuk mama.
Jika boleh mengulang waktu, tentu kami tidak mau kehilanganmu.Mama, kami terus mencintaimu.
Dulu, kini, besok dan selamanya.
Maafkan kami..
Kami tidak ingin mengkhianatimu
Tidak pernah inginTapi, aku juga tak mau papa kesepian. Sejak mama pergi, papa tak pernah tersenyum tulus.
Aku tahu, semua senyum yang papa perlihatkan ke aku adalah topeng.Tapi yakinlah ma, kami terus mencintaimu. Sampai akhir masa
Sampai bumi tak berbentuk lagi
Maaf, jika kami memohon restu untuk pernikahan ini
Aku mencintaimu"Aku menyeka airmata didepan foto mama. Hari ini aku benar benar merindukan mama.
Setiap kali aku mengingatnya, rasanya hatiku benar benar lara.
Aku tidak bisa menahan sakit ini. Kehilangan mama adalah sakit terparah. Hingga mengoyak pembuluh darah.
Tak ada satupun obat penawar.
Penawarnya hanyalah pertemuan. Di akhirat kelakANGGISARA POV END
Adam menyeka airmatanya yang berlinang. Ia tak sengaja menemukan putrinya tengah mengadu pada mendiang istrinya itu. Dengan isakan yang begitu pilu.
Awalnya ia berniat memanggil Anggi untuk segera turun ke bawah. Sebab mereka harus cepat cepat kerumah Kartika, tempat dilaksanakannya pernikahan. Namun ia malah disuguhi pemandangan yang amat sangat mencabik jiwa.
"Anggi" panggil Adam dari depan pintu.
Anggi yang mendengarnya buru buru menghapus airmatanya. Berharap papanya tidak akan tahu jika ia tengah menangis.
Anggi kemudian berbalik dan berusaha tersenyum.
"Ya pa" jawabnya.
"Ayo kita berangkat sekarang. Nanti terlambat" ucap Adam.
"Baik pa" ucap Anggi. Lalu mengambil tasnya dan berjalan mengikuti papanya.
****
Di kamarnya, Kartika nampak gugup saat ini. Bukan, bukan karena pernikahannya dengan Adam. Tapi malah karena tidak sabar ingin melihat Anggi. Kira kira, seperti apa penampilannya hari ini?
Gaun seperti apakah yang akan dikenakannya?
Ia malah merasa seperti ingin menikah dengan si calon anak tiri ahahaha
Diiihhh apa pula!Ia benar benar tidak sabar menunggu gadis itu.
"Mbak Kartika, mempelai pria nya sudah datang. Mari kita keluar" ucap Sang perias.
"Ah, emm i iya, iya. Aku keluar sekarang" ucapnya begitu gugup.
'Huuhhh tenang Kartika tenang'
Sebelum keluar, ia kembali bercermin. Memperhatikan lagi penampilannya. Berharap tidak ada kesalahan.
Ia menyentuh dadanya, merasakan gugup yang memenuhi rongga dada."Yah, kamu cantik Kartika" ucapnya pada diri sendiri.
Setelahnya ia keluar.
_
Seluruh perhatian tertuju pada seorang wanita yang sedang turun dari tangga dengan tersenyum. Terlihat begitu mempesona dan menakjubkan. Membuat seluruh tamu undangan dan orang orang yang berada ditempat itu terpana.