Kartika baru saja menutup telepon saat suaminya mengabarinya kalau esok hari dia akan sampai di Jakarta.
Mengingat seminggu lebih suaminya ada pekerjaan di luar kota.'kenapa udah pulang aja sih?'
Ia pun akhirnya kembali melanjutkan pekerjaannya membuat desain di kertas.
Sampai akhirnya seseorang mengetuk pintu."Masuk!" Ia sedikit berteriak.
Ia kembali melanjutkan kegiatannya tanpa menatap seseorang yang masuk ke ruangannya.
"Sibuk ma?"
Pertanyaan dari seseorang itu membuat Kartika mendongak. Seketika senyumnya merekah. Pensil yang sejak tadi menari diatas kertas pun langsung ia letakkan begitu saja.
"Kok nggak bilang bilang kalau mau kesini?" Tanya Kartika.
Ia berdiri dan menghampiri anak tirinya, memeluknya sesaat dan mengajaknya duduk bersama di sofa.
"Hari ini pulang cepat. Daripada bingung mau kemana mending kesini aja" jawab Anggi.
"Bentar mama pesankan minum dulu ya. Pasti haus kan?" Tanya Kartika.
"Nggak usah ma. Nggak haus kok" jawab Anggi.
"Hmm? Yakin nggak mau minum?" Kartika tak percaya.
"Yakin seratus persen" ucap Anggi dengan senyum.
"Oke deh kalo maunya gitu. Oh iya, kamu udah tau kalo papa kamu pulang besok?" Tanya Kartika.
"Besok papa pulang? Nggak ada bilang sama aku tuh. Atau papa mau ngasih kejutan?" Seru Anggi.
"Kalau pun mau ngasih kejutan juga kamu nggak bakal terkejut lagi. Mama udah terlanjur ngasih tau hahaha" Kartika tertawa.
"Aaaaah mama nggak bisa diajak kompromi. Papa pasti sebel nanti kalau tau heheh" Anggi tertawa.
"Dih, kok jadi nyalahin mama. Salah papa kamu tuh nggak ngomong dulu kalo mau ngasih kejutan hahahah eh, tapi kok kamu kepedean banget ya? Kalo papa kamu nggak ngasih kejutan gimana?" Tanya Kartika meledek.
"Aaah aku orangnya santai kok ma" jawab Anggi.
Lalu setelahnya, Kartika menyuruh Anggi untuk istirahat. Sementara ia kembali meneruskan pekerjaannya.
Tangannya memang fokus dengan pensilnya, tapi tidak dengan matanya.
Sesekali ia mencuri pandang ke anak tirinya itu. Senyum juga selalu menghiasi wajahnya.Anggi sendiri sibuk dengan majalah fashion yang tersusun rapi di rak kecil dekat sofa. Ia mengambil satu dan membacanya. Ia pun tidak menyadari tatapan dari mama tirinya yang sejak tadi sibuk menelanjanginya.
"Mama lagi ngapain sih?" Tanya Anggi yang kini berjalan mendekati meja kerja Kartika.
"Oh ini, cuma corat coret aja sih. Siapa tau nanti jadi busana model terbaru" jawab Kartika.
"Boleh liat nggak?" Tanya Anggi.
"Boleh dong. Sini sini deketan" ucap Kartika.
Kartika menyuruh Anggi agar duduk di kursinya, sementara ia sendiri berdiri disamping kanan Anggi.
Sedikit membungkuk dan tak lupa tangannya memegang tangan Anggi untuk membantunya menciptakan garis demi garis pada kertas putih.
Alih alih mengajarinya membuat desain pakaian, ia malah memanfaatkan kesempatan.Tangannya yang tadi memegang tangan Anggi pun sesekali menjamahnya lagi.
Sesekali juga ia mengusap lembut kulit halus itu. Matanya sesekali menatap wajah samping Anggi yang menawan hatinya.
Sedang tangan kirinya ia gunakan untuk merangkul bahu Anggi.
Ah gadis itu terlalu fokus menggambar. Hingga tak sadar apa yang sedang diperbuat oleh mama tirinya.