JAM BERAPA INI?

9.6K 658 172
                                    

Dini hari pukul 03.18, Adam menggeliat dalam tidurnya. Ia mengusap matanya beberapa kali. Saat menoleh ke sampingnya ia baru sadar jika istrinya tidak berada disampingnya.

'ah, mungkin di kamar mandi'

Iya menguap sekali dan kini mengubah posisinya berbaring miring. Kembali melanjutkan tidurnya tanpa ambil pusing tentang istrinya.

****

Anggi terjaga dari tidurnya saat mendengar bunyi dari ponselnya. Bukan alarm, melainkan beberapa notifikasi dari grup chat nya yang dipenuhi makhluk makhluk gemar begadang.

Ia menguap dan menggosok gosok matanya yang sangat berat untuk terbuka.
Berniat bangun ingin ke kamar mandi dengan nyawa yang masih belum terkumpul.
Sampai indera penciumannya menangkap bau harum yang terasa asing baginya.

Dengan mata yang masih terpejam, Anggi menghirup wangi itu. Mencoba mengenalinya. Sampai akhirnya ia mencoba membuka mata saat wangi itu semakin kuat berada di samping kirinya.

Kantuknya seketika lenyap kala mengetahui siapa yang tertidur disisinya.

'kenapa mama bisa tidur disini?'

Anggi merasa bingung. Sebab ia ingat betul semalam telah mengunci pintu kamarnya. Tapi kenapa mama tirinya itu bisa masuk dan tidur disisinya?

Anggi mendekatkan hidungnya kearah leher Kartika. Mencoba menghirup wangi yang sempat membuatnya merasa asing tadi.

'si mama tidur pake parfum segala. Mana wangi nya awet banget. Mahal nih pasti'

Anggi ingin menjauhkan wajahnya lagi tapi tertahan saat satu tangan menahan tengkuknya.
Ia mendongak, menatap Kartika yang tersenyum dengan mata sayu. Wajahnya pucat karena masih sangat mengantuk.

"Kenapa kamu bangun?" Tanya Kartika dengan suara seraknya.

Anggi menelan ludah. Matanya mengerjap beberapa kali.
Sungguh, wajahnya terlalu dekat dengan Kartika yang masih tersenyum. Dan ia tak bisa mundur karena tangan Kartika masih menahan tengkuknya.
Posisi ini benar benar membuat Anggi tidak nyaman.

"Jangan melamun kayak gitu sayang hahahah" dengan suara seraknya Kartika terkekeh pelan.

"Nggak kok, aku nggak melamun"

Suara Anggi tak kalah serak. Entah kenapa itu menggelitik telinga Kartika. Hatinya pun terasa berdesir. Dan suara serak gadis itu membangunkan sisi liar Kartika yang ia tahan mati matian sejak semalam.

Kini Kartika membiarkan Anggi ke posisi semula di sisinya. Berbaring menatap langit langit kamar. Gadis itu diam saja.

Kartika memiringkan tubuhnya menghadap Anggi. Kesempatan itu Anggi gunakan untuk menarik tangan kirinya yang menjadi bantalan kepala Kartika sejak semalam.

Kartika melihat Anggi yang mengibas ibaskan tangannya dengan wajah sedikit meringis. Seperti kesakitan.

"Kebas ya?" Tanya Kartika.

Kartika ikut mengusap usap lengan Anggi. Sedangkan gadis itu diam saja tanpa menolak.

"Pasti sakit ya. Maafin mama" ucap Kartika.

"Nggak kok. Cuma kebas sedikit" jawab Anggi.

Namun tetiba Anggi terkejut dan refleks menatap Kartika dengan tampang bertanya tanya.
Dilihatnya mama tirinya itu menciumi lengan kiri Anggi dengan lembut. Sesekali mengusap usapkan wajahnya juga ke lengannya.

Anggi menatapnya dengan horor. Ia merasa risih. Namun perlakuan mama nya itu belum juga berhenti.

"Mama ngapain?"

Anggi berusaha menjauhkan lengannya dari wajah Kartika. Ia merasa geli sekaligus merinding.

"Tangan kamu kan kebas. Ini mama bantuin buat hilangin kebasnya" jawab Kartika.

'emang kayak gini cara hilangin kebas?'

"Udah ma, udah nggak kebas lagi kok" ucap Anggi.

Kini Anggi kembali menatap langit langit kamar. Tidak peduli dengan Kartika masih terus menatapnya.

"Mama kenapa tidur disini? Gimana sama papa?" Tanya Anggi.

"Papa kamu ya dikamarnya lah" jawab Kartika ogah ogahan.

"Terus, kok bisa mama masuk kesini? Semalam aku yakin udah ku kunci pintunya" tanya Anggi.

"Kamu lupa kunci pintu sayang. Kalau udah dikunci, kenapa mama bisa masuk?" Ucap Kartika.

'masa sih aku lupa?'

"Nanti kalau papa nyariin gimana?" Anggi protes.

"Papa kamu nggak bakal bangun kalau belum jam 6 sayang" jawab Kartika.

Sekarang Kartika malah merapatkan tubuhnya pada gadis itu. Menyusupkan wajahnya ke leher Anggi.
Tangannya juga melingkari perutnya.

"Ma, kasihan papa tidur sendiri"

"Kamu juga tidur sendiri"

Kartika menyela kata kata Anggi dengan suara tidak begitu jelas karena wajahnya ia susupkan di leher Anggi.
Hembusan nafasnya pun membuat Anggi merasa geli. Sesekali ia menggeliat karena dekapan Kartika yang terasa posesif.

"Nanti kalau papa tahu mama nggak ada di kamar gimana?" Anggi kembali bertanya.

"Udahlah. Mama cuma lagi pengen tidur sama kamu. Tidur sama kamu tuh bisa bikin mama tidur lebih nyenyak" jawab Kartika.

Kartika yang tadinya sudah memejamkan mata pun kembali menatap Anggi. Membuat Anggi menatapnya heran.

"Ke-kenapa?" Anggi merasa canggung karena wajah mama nya terlalu dekat didepan nya.

"Tangan kamu masih kebas nggak?" Tanyanya.

Anggi menggeleng.

Kartika tersenyum dan meraih tangan kiri Anggi untuk kembali ia jadikan bantalan kepalanya. Ia berbaring miring memeluk Anggi sehingga ia bisa mengalungkan tangan Anggi untuk merangkul tubuhnya.

Mau tak mau Anggi juga harus berbaring miring menghadapnya. Menyesuaikan posisi agar tubuhnya lebih nyaman.
Meski sebenarnya ia juga masih heran dengan sikap mamanya.

"Kalau papa nyar...."

"Ssttt"

Belum selesai Anggi bicara, Kartika menutup mulut Anggi dengan telunjuknya agar gadis itu diam.

"Sebelum jam 6, mama akan kembali ke kamar papa kamu. Kamu tidak usah takut kalau papa kamu tahu.
Sekarang kita tidur lagi. Mama ingin dipeluk kamu sampai pagi" ucap Kartika.

Anggi sudah tidak bisa memprotes lagi. Ia terpaksa harus tidur miring memeluk Kartika sampai pagi.
Berkali kali ia menjauhkan tangannya, tapi berkali kali pula Kartika meraihnya lagi agar kembali memeluknya.

Akhirnya ia pasrah. Meski sedikit susah untuk kembali tidur karena pelukan Kartika yang dirasa erat.

_

Pagi pagi buta Bi Mar sudah bangun dan melaksanakan tugasnya.
Menyapu, mengepel dan sebagainya.
Namun saat berniat ke lantai atas. Langkahnya terhenti.

Dari lantai bawah ia melihat sang Nyonya keluar dari kamar Anggi. Dengan wajah pucat khas bangun tidur, rambut kusut dan piyamanya yang tampak berantakan.
Terlihat sekali kalau majikannya itu baru bangun tidur.
Tapi kenapa ia keluar dari kamar nona muda nya?

Bi Mar masih memperhatikan Kartika yang kembali masuk secara mengendap endap ke kamarnya sendiri. Tidak menyadari keberadaan dirinya di lantai bawah.

'jam berapa ini?
Masa sih Nyonya bangunin non Anggi jam segini?'
'tapi biasanya Nyonya sudah rapi kalau bangunin non Anggi'
'kok ini kayak lagi bangun tidur ya?'

'masa sih tidur di kamar non Anggi?
Tapi kan Tuan ada dirumah. Kenapa Nyonya harus tidur di kamar non Anggi?'

Bi Mar pun mengendikkan bahu dan naik ke lantai atas untuk menyapu serta mengepel

BERSAMBUNG

Up lg Yeay, tp pendek ya😁😁😁😁
Oh iya, buat yg udah follow hayati, makasih banyak ya.
Mohon dukungannya selalu🥰

DADDY'S WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang