Kartika membawa Anggi ke ruangannya, diikuti Lidya yang berjalan di belakang.
Sebelum masuk,ia menyempatkan untuk memanggil seseorang."Mbak? Tolong buatkan minum untuk anak saya dan temannya" ucap Kartika kepada seorang perempuan.
"Baik Bu"
Perempuan itu pun pergi, dan Kartika, Anggi beserta Lidya pun masuk ke ruang kerja Kartika.
"Capek banget kayaknya?" Tanya Kartika yang melihat Anggi langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa.
Ia tersenyum melihat tingkah anak tirinya itu.
"Hmm lumayan ma" jawab Anggi seraya merenggangkan ototnya.
Lagi lagi Kartika tersenyum. Lalu ia memilih duduk di samping Anggi yang duduk di sofa panjang. Sedangkan Lidya yang duduk di sofa lain pun hanya diam, meski pandangannya menatap interior ruang kerja mama tiri juniornya itu.
"Tunggu bentar ya? Lagi dibuatin minum?" Ucap Kartika.
Anggi yang kini menyandarkan kepalanya sambil memejamkan mata hanya berdehem.
Lalu Kartika menatap Lidya. Dan gadis itu masih terlihat kagum dengan ruang kerja Kartika yang nampak elegan itu.
"Kamu seniornya Anggi?" Tanya Kartika.
Pertanyaan dari Kartika yang tiba tiba itu membuat Lidya seketika menoleh.
"Iya Tante. Nama saya Lidya" jawab Lidya sedikit canggung.
"Udah lama kenal Anggi?" Tanya Kartika.
"Emmm baru beberapa bulan ini sih Tante. Saya dan Anggi nggak sengaja ketemu di toilet"
Lidya melirik ke arah Anggi saat menjawab pertanyaan itu. Ia jadi ingat saat pertama kali bertemu dengan juniornya itu.
Pertemuan yang tidak bisa dibilang baik.
Ia melirik Anggi, tapi gadis itu memejamkan mata, mungkin tidur. Syukurlah pikirnya.Kartika yang menyadari lirikan mata Lidya untuk Anggi membuatnya ikut menoleh.
Dan gadis itu terlihat lega saat tahu jika Anggi tengah tidur."Toilet?" Kartika mengulang.
"I iya Tante. Saya juga nggak tahu kenapa ditempat seluas itu, malah ketemu Anggi di toilet"
Lidya sedikit meringis seraya menggaruk tengkuknya. Ia merasa aneh dengan jawabannya sendiri.
Lalu keduanya menoleh saat seseorang mengetuk pintu.
"Masuk" ucap Kartika sedikit berteriak.
Lalu masuklah seorang perempuan membawa nampan berisi minuman.
Setelah meletakkannya di meja, perempuan itu keluar dari ruangan."Silahkan, di minum." Ucap Kartika.
"Iya Tante" ucap Lidya lalu meminumnya.
Lidya menatap Kartika yang membelai kepala Anggi yang tertidur.
Ia juga ikut tersenyum melihat juniornya itu, wajahnya seperti anak kecil yang menggemaskan.Tidak ada percakapan diantara mereka. Bahkan selama Anggi tidur pun Kartika masih sibuk membelai rambutnya. Sesekali ia menepuk pundak Anggi agar gadis itu merasa nyaman.
Dengan keadaan seperti itu membuat Lidya merasa bosan. Anggi masih tidur, dan mama nya juga tidak mengajaknya berbincang. Pun ia sendiri juga tidak tahu harus berbincang tentang apa. Ia tidak punya topik bahasan.
"Anggi mau pulang jam berapa ya Tante?" Tanya Lidya.
Kartika pun menoleh.
"Anggi akan pulang bersama saya sore nanti" jawab Kartika.