Kartika begitu perhatian pada Anggi yang sakit. Tentu saja ia perhatian. Bahkan kini ia jauh lebih perhatian pada anak tirinya ketimbang suaminya sendiri.
Ia duduk disamping Anggi yang berbaring. Ia membelai rambut Anggi dengan lembut. Sesekali mengusap pipinya dengan jemarinya yang lentik.
"Lusa papa kamu pulang. Jadi kamu harus cepat sembuh ya, jangan buat papa kamu khawatir" ucap Kartika.
"Iya ma. Sekarang juga udah lebih baik kok" jawab Anggi.
"Ya udah. Kamu kan udah makan dan minum obat. Sekarang tidur ya? Biar mama temenin kamu disini" ucap Kartika.
Anggi hanya mengangguk dan membiarkan Kartika membenarkan letak selimutnya. Kemudian ia mulai memejamkan mata.
Beberapa saat kemudian nafasnya mulai teratur. Sepertinya gadis itu sudah tidur.
Membuat Kartika tersenyum dan memberinya satu kecupan di pipi Anggi.Kartika meraih ponsel Anggi dimeja kecil disebelah ranjang. Menimang nimangnya dan tampak berpikir.
Hmm, sepertinya tidak masalah mengerjai senior Anggi yang sering membuatnya sebal.
Kemarin, tanda merah ciptaannya itu sudah membuat Songul cemburu.
Bagaimana dengan Lidya? Gadis itu jauh lebih menyebalkan daripada Songul. Sungguh.Ia membuka kancing kemeja Anggi yang sudah tidur dengan pulas. Menyingkap lebar lebar bagian lehernya agar kissmark darinya terlihat jelas.
Ia kemudian mendekatkan wajahnya dan menenggelamkannya diceruk leher Anggi, lalu memotretnya dengan sukses.Ia kembali memotret saat ia mencium tanda merah dileher Anggi. Dengan ekspresi yang pasti akan membuat Lidya sebal.
Yang terakhir, ia tidur dengan menenggelamkan wajahnya di dada Anggi yang telah ia buka seluruh kancing piyamanya. Dan memotretnya dengan sukses.
Ia sungguh sungguh ingin memberi pelajaran pada gadis yang menyebalkan itu.Kartika tersenyum melihat hasilnya. Senyum licik tentu saja. Ia tidak peduli akan dibilang kekanakan. Yang terpenting, ia selalu menjadi pemenang.
Ia menjadikan semua foto itu sebagai story di aplikasi hijau. Tentu saja ia hanya membagikannya untuk Lidya.
"Dan sekarang sepraiku berbau seperti kamu Anggisara.
I m in love with your body"
***
Lidya membanting ponselnya ke kasur.
Foto foto yang barusan ia lihat benar benar membuatnya panas. Bahkan kata kata itu membuatnya jijik.
Ia yakin semua ini pasti ulah Kartika.Tapi tanda merah dileher itu? Apa mungkin Anggi membiarkan Kartika melakukannya?
Hatinya semakin panas saja. Ia benar benar tidak menyangka jika apa yang ia curigai selama ini ternyata benar.
Fakta bahwa mama tiri Anggi diam diam menyukainya."Orang tua sinting! Sinting sinting sinting! Sialan!!!"
BERSAMBUNG
Tidur Weh tidur, dah malem nih. Jangan begadang Mulu, kagak Baek