Kartika yang telah resmi menjadi istri Adam, kini ia mengikuti suaminya. Satu rumah dengan Anggi.
Terkadang ia harus diam diam mengintip Anggi di kamarnya.
Tunggu, bukan mengintip dalam hal negatif ya. Maksudnya, ia hanya ingin tahu apa yang sedang dilakukan Anggi jika berdiam diri di kamar.Anggi lebih sering menghabiskan waktunya di kamar sekarang. Atau kalau tidak, ia akan pergi bersama teman temannya dan pulang saat petang. Membuat Kartika sulit untuk berada lebih dekat dengan anak tirinya itu.
Padahal Kartika sangat yakin jika ia akan bisa dekat dengan Anggi. Namun sekarang malah berbeda.
Anggi seperti tidak betah dirumahnya sendiri. Anggi akan pergi kuliah lalu pergi dengan temannya hingga petang.
Meski ada kuliah siang, Anggi juga tetap pergi sejak pagi.Dari pagi hingga petang Anggi diluar rumah. Lalu setelah pulang, ia akan mandi, makan lalu menyendiri di kamarnya.
Sebenarnya itu membuat batin Kartika tersiksa.
Bahkan Kartika sempat berpikir kalau sebenarnya Anggi hanya berpura pura memberi restu untuk pernikahannya dengan Adam.Kartika ingin membicarakan hal itu pada Adam. Tapi ia tidak mau dikira berpikir aneh aneh tentang anaknya.
Mengingat dirinya masihlah orang baru di rumah itu.Apakah Anggi benar benar tidak menyukainya?
_
"Anggi, papa mau bicara" ucap Adam pada anaknya.
Saat ini ia dan istrinya sedang bersantai diruang keluarga. Dan masuklah Anggi yang baru pulang.
"Iya pa" Anggi mendekat ke papanya. Dan ia diperhatikan oleh Kartika.
Kini Anggi telah duduk didepan papa dan mama tirinya.
Ia masih diam. Tidak berniat menanyakan ada apa hingga papanya terlihat begitu serius."Kenapa akhir akhir ini kamu sering pulang telat? Dulu kamu selalu ngabarin papa kalau telat pulang.
Dan sekarang setiap hari kamu selalu pulang petang dan nggak pernah ngabarin papa. Kamu kemana aja sih?" tanya AdamKartika menatap Anggi yang menunduk. Tidak berani menatap papanya. Kartika jadi was was, takut Anggi kena marah.
"Aku cuma main ama temen pa. Nggak pernah macem macem kok, sumpah.
Aku cuma bosan. Dan ketika diluar aku bisa menghilangkan suntuk aku" jawab Anggi."Tapi ini tiap hari loh Gi. Dari pagi sampai petang. Nggak ada kabar lagi dimana dan kemana.
Jangan bikin papa khawatir" ucap Adam lagi."Maaf pa" ucap Anggi lirih. Ia masih tidak berani menatap papanya.
Membuat Kartika iba pada anak tirinya itu.
Ia juga tidak tahu kenapa Anggi selalu pulang telat.
Apa semuanya karena dirinya?"Mulai besok, jangan pulang telat lagi. Kalau mau pergi kasih tahu orang rumah. Kalau ditelpon tuh diangkat. Jangan bikin khawatir.
Kalau dirumah kan bisa temenin mama kamu. Atau ikut mamamu ke butik.
Daripada cuma kelayapan" ucap Adam tegas."Udah mas jangan marahin Anggi" ucap Kartika menenangkan.
"Kalau nggak dimarahin sekali kali nanti ngelunjak.
Anggi tuh nggak pernah kayak gini sebelumnya" ucap Adam.Kartika menatap Anggi yang masih menunduk. Ia merasa khawatir. Takut Anggi akan memasukkan semua kata kata papanya ke hati.
"Ingat. Mulai besok jangan ulangi lagi. Pulanglah ke rumah tepat waktu" ucap Adam.
"Iya pa" ucap Anggi lirih.
Adam pun meninggalkan anak dan istrinya ke ruang kerja.
Dan kini Kartika berpindah untuk duduk disamping anak tirinya itu."Anggi, kamu ada masalah?" tanya Kartika lembut. Tangannya menyentuh pundak Anggi.
"Nggak tante. Nggak ada apa apa kok" jawab Anggi mencoba tersenyum meski hambar.
Kartika menemukan suatu kebimbangan diwajah sendu Anggi.
Namun ia masih tidak tahu, Anggi bimbang pada apa.Kartika menghela nafas. Lalu mengucapkan sesuatu yang sebenarnya berat untuk diucapkan.
"Anggi, mulai sekarang jangan panggil saya tante lagi.
Sekarang, saya adalah mama kamu" ucap Kartika.
Sungguh berat sebenarnya mengucap itu.
Ia seperti tidak rela mendengar Anggi memanggilnya dengan sebutan mama."Iya ma" ucap Anggi menatap mama tirinya dengan senyum yang dibuat buat.
Membuat Kartika menahan sesak dihatinya saat mendengar kata mama dari mulut Anggi.'Sebenarnya ini sakit, Anggi'
'Tapi mengapa keadaan menempatkan aku pada posisi seperti ini?'
"Aku ke kamar dulu ya ma. Permisi" ucap Anggi lalu beranjak dari kursinya.
"Perlu mama temenin?" seru Kartika tiba tiba.
Anggi menoleh dan menatap bingung pada mama tirinya.
"Emmm itu, maksudnya kalau kamu ada masalah, kamu bisa cerita ke mama" ucap Kartika gelagapan.
"Iya ma. Tapi aku baik baik aja kok. Aku ke kamar dulu. Mama istrirahatlah" ucap Anggi lalu meninggalkan Kartika.
Kartika berdiri menatap punggung Anggi hingga ke lantai atas.
Ia tidak mengerti, Anggi seperti berbeda. Lebih pendiam sekarang.
Padahal dulu waktu pertama kali ketemu, Anggi terlihat riang riang saja.'Jangan bikin aku bingung, Anggi'
'Apa kamu seperti ini karena aku?'
BERSAMBUNG
Pendek dulu ya gaes, besok lanjut lagi.
Sebenarnya part ini masih mau aku panjangin. Tapi aku lagi sibuk ngurus barang masuk.
Ini aja harus lembur.Jadi aku publish dulu meski pendek hehehe
Daripada nggak update2 kan?
Ntar hayati malah dikarungin dan dibawa pulang ama yang pada nagih kan bahaya.Oke, aku lembur dulu bay bay