(aku mencoba amnesia, tapi nyatanya tidak bisa. Maaf, aku masih selalu merindukan kamu, my R)
****
Selama Anggi sakit, Kartika menginap di rumah Anggi untuk merawatnya. Walau sebenarnya rumah itu masih bisa disebut rumahnya, sebab status nya masih menjadi istri Adam, namun wanita itu rasanya sangat enggan menganggap Adam suaminya. Ia benar-benar tidak merasakan perasaan apapun pada laki laki itu. Ia ingin segera menemukan cara agar bisa berpisah dari Adam.Hampir satu Minggu Kartika berada dirumah Adam. Merawat Anggi dengan penuh kasih. Dan jangan lupa, ia bahkan jarang berbicara dengan Adam. Hanya berbicara seperlunya saja.
Sebab selama berada dirumah Adam, ia jarang keluar dari kamar Anggi. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Anggi didalam kamar gadis itu. Namun sesekali ia akan pergi ke butiknya walau hanya sebentar, kemudian kembali saat urusannya selesai.Saat ia tak sengaja berpapasan dengan Adam, ia akan memilih untuk cepat cepat menghindar, membuang muka atau bahkan melewati nya begitu saja. Jujur saja itu membuat Adam merasa tersinggung. Meski laki laki itu berusaha untuk baik baik saja.
Selain Kartika memang tak mencintai Adam, ia juga sudah terlanjur sakit hati dengan sikap Adam. Meski ia tahu semua itu berasal dari hubungan terlarang nya dengan sang anak tiri. Namun ia tidak peduli. Ya, ia sendiri mengakui jika ia memang orang yang memiliki rasa egois yang tinggi.
Pagi ini, Kartika tengah duduk di depan cermin di kamar Anggi, ia tengah merias diri. Sesekali ia menatap Anggi yang duduk bersandar di ranjang nya melalui cermin didepannya.
Ia tersenyum saat melihat Anggi yang terus menatap dirinya yang sedang sibuk bersolek.Setelah beberapa saat kegiatan nya selesai, Kartika pun berdiri dan menghampiri Anggi lalu duduk didepannya.
Ia menyentuh pipi Anggi sekilas, menatap wajah Anggi yang masih sedikit pucat. Tapi ia bersyukur, kondisi Anggi sudah jauh lebih baik sekarang."Mama harus ke butik pagi ini, butik mama kedatangan seorang selebriti yang tertarik dengan karya karya mama. Jadi mama harus segera menemui nya. Nggak apa apa kan mama tinggal dulu?" Tanya Kartika.
Anggi tersenyum dengan wajah yang sayu.
"Nggak apa apa kok. Aku sudah mendingan, jadi mama nggak usah khawatir. Aku baik baik aja. Dirumah kan ada Bi Mar, ada papa juga" jawab Anggi."Mama pasti bakal kangen banget" kata Kartika seraya meraih tubuh Anggi dan dipeluknya.
Anggi terkekeh pelan mendengar nya. Ia membalas pelukan itu.
"Cuma ke butik loh ma, nanti juga ketemu lagi" jawab Anggi.
"Satu menit nggak ketemu kamu aja mama udah kangen, apalagi kalau ditinggal ke butik" ucap Kartika disertai kekehannya.
"Mama kayak anak abege deh. Alay hahaha" Anggi tertawa meledeknya.
Kartika bukannya marah, justru malah terkekeh dengan ledekan itu.
Wanita itu melepaskan pelukannya. Dan menangkup kedua pipi Anggi.
"Ya udah, mama berangkat sekarang ya, takut telat. Nanti mau dibawain apa?" Tanya Kartika.
"Terserah mama aja" jawab Anggi pelan.
"Oke, kamu baik baik dirumah ya. Nanti mama kesini lagi" ucap Kartika lalu berdiri dan meraih tasnya.
Ia mengecup kedua pipi Anggi dan tak lupa dengan bibirnya. Mengecup bibir Anggi adalah kewajiban.
"Hati hati" ucap Anggi.
Wanita itu pun keluar dan menutup pintu kembali. Meninggalkan Anggi yang kini menatap lurus ke depan dengan sendu.
'aku pasti melakukan kesalahan lagi. Papa, aku minta maaf'
Setiap kali ia bersama Kartika, bersikap seperti pasangan kekasih pada umumnya, ia selalu saja memikirkan papanya.
Hatinya sudah terlanjur terjatuh pada mama tirinya, namun otak nya terkadang berpikir bahwa semua ini adalah kesalahan.
Ia dilema, bingung harus memilih yang mana.Beberapa waktu yang lalu ia sempat berjauhan dengan Kartika, mencoba melupakan nya, namun hasilnya nihil. Hingga pada akhirnya ia menyiksa dirinya sendiri.
Dan sekarang mereka kembali dekat. Itu membuat sebagian pikirannya kacau balau. Mengikuti kata hatinya, atau mengikuti jalan pikirannya._
Kartika yang berjalan menuju garasi, terpaksa berhenti saat mendengar suara Adam yang memanggil nya. Ia menoleh, dan mendapati Adam yang duduk di kursi rodanya, dan menghampiri nya dengan sedikit kesusahan.
"Mau ke butik?" Tanya Adam basa basi.
"Iya. Ada apa?" Tanya Kartika dengan tenang. Wajahnya tidak berekspresi apapun.
"Ini buat kamu, buka lah dan baca baik baik" ucap Adam.
Kartika sedikit bingung ketika Adam memberikan sebuah map berwarna biru untuknya. Ia menatap map yang sekarang sudah ada ditangannya, lalu menatap tak mengerti pada laki laki itu.
"Ini apa?" Tanya Kartika.
"Baca saja, nanti kamu akan tahu" jawab Adam.
"Akan ku baca nanti, aku sedang buru buru, aku harus segera ke butik" ucap Kartika.
Lalu tanpa basa basi lagi, wanita itu pergi dengan membawa map itu di tangannya. Meninggalkan Adam tanpa kata kata apapun.
Laki laki itu hanya menatap nya dengan sendu. Rasanya seperti sudah tak ada harapan lagi. Semuanya terasa sukar untuk diperbaiki.****
Tamu yang Kartika temui adalah seorang selebriti papan atas di Indonesia. Orang itu tertarik dengan karya karya dari Kartika.
Namun sekarang orang itu sudah pergi, dan Kartika duduk di kursi kerjanya dengan menyeruput kembali kopi nya.Ia kemudian ingat sesuatu, ia mengambil map biru yang ia simpan di laci meja kerjanya. Sebuah map dari Adam yang belum ia ketahui isinya.
Ia membukanya, membaca dengan detail. Ia begitu serius dengan pikiran yang mencoba mencerna sesuatu.
'Mas Adam benar benar ingin menceraikan aku?'
Ia menutup map itu dan merenung. Bukankah ini memang yang ia inginkan? Bukankah ia memang ingin segera berpisah dengan laki laki itu?
Tapi ia tidak tahu, reaksi apa yang akan ia dapatkan dari Anggi jika gadis itu mengetahui semuanya. Ia takut gadis itu akan membencinya.'bagaimana reaksi Anggi jika tahu kami akan bercerai?'
BERSAMBUNG