Pagi harinya, keluarga Adam tengah sarapan sebelum memulai aktifitasnya masing masing. Adam dan Anggi terlihat makan dengan tenang. Sementara Kartika sendiri berperan sebagai seorang istri dan ibu yang baik. Melayani suami dan anaknya dengan telaten.
Baru setelahnya ia sendiri ikut makan."Jadi jam berapa acaranya sayang?" Tanya Adam
Pasalnya malam nanti Kartika akan menghadiri event pekan mode terbesar di Asia Tenggara yang berada di Jakarta.
Ia sendiri akan menjadi salah satu perancang busana yang ikut memamerkan karya karya nya."Yah malam ini sih. Tapi habis ini aku juga sibuk banget karena banyak yang harus aku urus. Persiapan nya harus benar benar total" jawab Kartika.
"Jadi habis ini langsung ke butik?" Tanya Adam.
"Ya. Kamu nggak usah khawatir ya? Banyak yang bantuin aku kok" jawab Kartika.
"Tapi hari ini aku ada meeting di kantor. Kalau nggak sibuk sih pengen bantuin kamu biar nggak terlalu capek" ucap Adam.
Anggi yang sejak tadi makan dengan tenang pun kini ikut bersuara.
"Nanti biar aku yang bantuin mama. Pulang kuliah aku bisa langsung ke butik kok" ucap Anggi.
Adam dan Kartika menoleh kearah Anggi yang bicara dengan begitu tenangnya.
"Nggak usah sayang. Pulang kuliah kan pasti kamu capek. Istirahat aja ya?" Ucap Kartika begitu lembut.
"Gapapa. Lagian sepulang kuliah aku free juga kok. Daripada bosan kan mending bantuin mama" ucap Anggi.
Adam tersenyum dan mengacak rambut Anggi dengan sayang.
"Anggi memang baik dan suka membantu loh. Persis seperti papanya" Adam menyombongkan diri.
"Iyain aja lah" ucap Anggi santai.
Adam dan Kartika yang mendengarnya hanya tertawa.
****
Anggi berjalan keluar dari kelasnya bersama Debby. Mereka terus berbincang sepanjang koridor. Melewati banyak mahasiswa yang terlihat berkerumun.
Anggi dan Debby yang melihat kerumunan itu pun penasaran.
Akhirnya mereka mendekat dan bergabung bersama anak anak yang lain.Anggi menerobos orang orang disana, tidak peduli dengan Debby yang tertinggal dibelakangnya.
Ia mencoba mengintip melalui celah celah para mahasiswa berdiri.Dan disana ia melihat Ashel, salah satu seniornya yang terkenal gahar. Ya, meskipun Ashel itu perempuan.
Senior itu merupakan senior yang pernah Anggi pergoki saat melakukan hal tak senonoh di toilet bersama Lidya waktu itu.Anggi mencoba lebih maju menerobos hingga ke barisan kedua.
Dan ia melihat Ashel yang berdiri dengan tangan terkepal erat. Wajahnya terlihat sekali tengah emosi.
Dan Anggi baru menyadari jika seseorang tengah duduk dilantai di hadapan Ashel.
Orang itu menangis sesenggukan sembari memegang pipi kirinya.'kak Lidya?'
"Gue nggak peduli ya meskipun lu mau nangis nangis disini!
Nggak akan ada yang ngebelain elu! Mestinya lu nyadar bakal berurusan sama siapa!"Ashel berteriak dihadapan Lidya yang sesenggukan.
Dan tidak ada satu pun orang yang membelanya disana. Orang orang pecundang itu hanya diam menonton seperti kerbau dicocok hidungnya."Kalau gue sih nggak ada masalah ya. Semua orang di kampus ini udah tahu gue siapa. Apapun yang gue lakuin, pacaran sama cewek ataupun cowok nggak bakal ada yang berani protes!
Tapi kalau elu? Saat semua orang tau kalo elu juga naksir cewek, elu nggak bakal selamat deh!" Teriak Ashel.
"Huuuuuuuuu!!!!"