Beberapa hari ini aku tidak mendengar kabarmu My R
*****
Mobil yang dikendarai oleh dua orang itu berhenti didepan sebuah rumah mewah. Dua orang perempuan itu merupakan Anggi & Kartika.
Seharian ini keduanya menghabiskan waktu bersama. Efek dari rindu yang sudah amat menumpuk. Keduanya tak ingin berjauhan sedikitpun. Terutama Kartika, wanita dewasa itu terus saja menempel pada kekasihnya. Seperti tak mau lepas sedetik saja.Anggi & Kartika keluar dari mobil. Berbincang sejenak disana. Diketahui jika rumah mewah tersebut adalah rumah milik Kartika. Ya, malam ini Anggi mengantar Kartika pulang setelah seharian menghabiskan waktu berdua.
"Mampir dulu yuk, aku masih kangen" Kartika memeluk Anggi yang bersandar disamping mobil.
"Nggak bisa, aku harus segera pulang. Tadi Bi Mar udah nelepon, katanya papa nyariin karena aku belum pulang" Anggi memberi pengertian.
Kartika akhirnya hanya bisa menurut. Meski sebenarnya ia masih ingin berduaan dengan gadis itu. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak boleh egois. Anggi harus pulang, apalagi papanya sedang sakit. Gadis itu harus merawatnya.
Kartika memejamkan mata dalam pelukan Anggi. Ia merasakan belaian lembut di rambutnya. Perlakuan Anggi tersebut malah membuat Kartika semakin terlena dan enggan untuk berpisah. Ya walaupun ia tahu bahwa besok besok pun masih bisa bertemu. Tapi tahulah, ia sedang dimabuk cinta, berpisah sehari saja rasanya tidak sanggup.
"Sekarang masuk ya, udah malam, aku harus pulang" ucapan Anggi membuat Kartika melepaskan pelukannya.
"Baru juga jam 7 loh. Ya udah deh, Kamu hati hati dijalan" ucap Kartika.
"Siap mama" ucap Anggi.
"Issh, aku bukan mama kamu lagi ya! Aku tuh pacar kamu!" Kartika merasa sebal. Tapi Anggi yang melihatnya malah tertawa karena berhasil mengerjainya.
"Hahaha iya iya maaf, kan cuma bercanda. Ya udah kamu masuk dulu, baru aku pulang" kata Anggi lalu mencium pipi kiri Kartika.
"Oke, aku masuk sekarang. Kamu hati hati ya. Kabarin aku kalau udah sampai rumah" ucap Kartika.
Kemudian keduanya berciuman sejenak. Setelahnya Kartika pun membuka pintu gerbang. Namun ia berhenti sesaat dan kembali menoleh kearah Anggi.
Anggi mengerutkan alisnya. "Kenapa? Ada yang kelupaan?" Tanya nya.
Kartika hanya tersenyum tanpa menjawab. Setelah itu ia kembali berlari kearah Anggi dan menubruknya. Ia mengecup bibir Anggi lebih dalam daripada sebelumnya. Anggi yang menerima serangan tiba tiba itu pun sedikit terhuyung.
Anggi membelalakkan matanya saat merasakan bibir nya dihisap terus menerus oleh Kartika. Ia yakin pasti akan membengkak. Wanita ini benar benar tidak ingin berpisah sebentar saja. Sampai sampai bibir Anggi menjadi mangsanya.