Anggi duduk di perpustakaan bersama Debby. Ngobrol ngalur ngidul tidak jelas.
"Gilakk! Ini beneran dikasih buat loe?" Seru Debby.
Pasalnya, Debby sedang mengamati foto di ponsel Anggi. Dimana foto itu adalah Anggi yang tengah mengenakan gaun mewah pemberian Ibu tirinya.
"Ya iyalah. Gratis pula. Ya gue terima lah. Meski basa basi dikit hahahhah" seru Anggi.
"Baek bener deh emak tiri loe tuh. Gue juga mau jadi anaknya" ucap Debby sembari terus mengamati gaun itu.
"Gaya loe Jon. Ogah gue sodaraan Ama loe!" Seru Anggi.
"Mulut loe kalo ngemeng ye" Debby bersungut.
"Berjanda kali hahaha" Anggi tertawa.
"Nih, ngomong ngomong kalo beli harganya berapa nih?" Tanya Debby.
"Kalo nggak salah sih 18 jutaan" jawab Anggi.
"BUSET!!!!!" Teriak Debby.
Anggi sampai menutup telinga.
"Woy diem woy!!! Berisik loe pada!!!"
Beberapa orang ditempat itu pun memperingatkan mereka untuk diam.
"Sorry sorry hehe" Debby cuma cengengesan.
Lalu orang orang itu kembali ke kegiatannya lagi.
"Norak loe! Kek nggak pernah liat baju mahal aja" ucap Anggi.
"Loe mah udah biasa ama baju baju mahal. Bapak loe orang kaya. Lah gue?" Ucap Debby.
Mendengar itu, Anggi jadi merasa bersalah. Memang ekonomi keluarganya jauh diatas rata rata. Berbeda dengan Debby, meski berkecukupan tapi memang masih jauh dibawah keluarga Anggi.
"Sorry Deb, gue nggak bermaksud kayak gitu" ucap Anggi.
"Gapapa santai aja" ucap Debby dengan senyumnya.
Mereka pun akhirnya mulai membaca baca buku. Sebab sejak datang tadi, mereka hanya mengobrol.
Beberapa saat kemudian, Debby menoleh kearah pintu saat mendengar seseorang menyebut nama Anggi.
"Pacar loe tuh" bisik Debby.
Anggi mengikuti arah tunjukkan Debby. Dan dilihatnya senior cantik yang selalu mengejar ngejarnya tengah berjalan kearahnya sambil tersenyum.
"Ah, tu orang ngapain kemari sih?" Bisik Anggi.
"Loe kenapa sih sebel ama dia? Kak Lidya tuh baik loh" ucap Debby.
Mereka pun berhenti berbisik saat senior itu telah berada di depan mereka.
"Hai semuanya!" Ucap senior itu.
"Hai kak" ucap Anggi dan Debby serempak.
"Boleh gabung?" Tanyanya.
"Silahkan kak" ucap Debby.
Sedangkan Anggi meneruskan kembali bacaannya. Membiarkan Lidya duduk begitu saja disebelahnya.
Lidya sendiri memberi kode pada Debby untuk meninggalkan mereka berdua.
Debby yang paham pun mengangguk."Gue duluan ya Gi" ucap Debby lalu beranjak dari duduknya.
"Kemana? Gue ikut" tanya Anggi.
"Kalau kamu ikut, aku sama siapa?" Lidya menimpali.
"Hooh, loe temenin kak Lidya aja. Gue buru buru soalnya" ucap Debby lalu pergi.
Anggi kembali duduk dengan kecewa. Sedangkan Lidya hanya tersenyum.