Seorang gadis terlihat keluar dari kelasnya saat mata pelajaran telah usai.
Sedikit berlari kecil karena seseorang telah menunggunya di parkiran."Anggi!!!!!" seorang teman memanggilnya.
Gadis yang dipanggil Anggi itu pun menoleh.
"Hai!!!!" jawabnya dengan teriakan. Sebab teman yang memanggilnya itu berada agak jauh darinya.
Anggi pun bergegas menghampiri temannya itu.
"Nongkrong nongkrong dulu yuk, gue nggak ada kerjaan nih" ucap Debby, teman Anggi.
"Itu gudang belakang kosong, mojok aja sana ama kecengan loe hhhhh" Anggi tertawa.
"Kecengan gue kan loe" ucap Debby sambil menaik turunkan alisnya.
"Pengen muntah gue" ucap Anggi.
Debby malah terbahak mendengarnya."Jus jambu vroh, eh maksud gue just kidding hhhh. Eh, loe ngapain lari lari? Buru buru banget kayaknya?" tanya Debby.
"Iya, bokap gue udah nunggu didepan" jawab Anggi.
"Tumben bokap loe jemput? Mau dikawinin kali loe" ucap Debby meledek.
"Ah koreng loe. Dah lah gue duluan bye!" ucap Anggi lalu meninggalkan Debby.
_
Sesampainya di parkiran, Anggi melihat mobil papanya sudah menunggu.
Ia pun menghampirinya."Hai pa" sapa Anggi setelah masuk ke mobil.
"Hai anak papa yang kece" jawab Papanya yang bernama Adam Dewangga.
"Tumben papa jemput aku? Mau kemana nih?" tanya Anggi.
Mobil yang mereka tumpangi pun telah meninggalkan kampus Anggi."Mau ke Turki nggak?" tanya papanya.
"Hmm???" Alis Anggi terangkat.
"Beneran?" tanya Anggi.
"Iya, papa beneran. Liburan nanti kita pergi ke Turki. Katanya pengen kesana" jawab papanya yang masih fokus ke jalan.
"Gilakkk!! Serius nggak sih ini??" seru Anggi. Ia masih tidak percaya dengan ucapan papanya.
"Serius lah. Nggak percaya banget sama papanya sendiri" ucap Papanya.
"Bukan gitu pa. Tapi ini Turki loh! Kok papa bisa tiba tiba ngajak kesana? Pasti ada maunya nih hayoooo" Ucap Anggi menebak.
Adam terlihat diam sejenak. Seperti memikirkan sesuatu. Sampai akhirnya kembali berbicara.
"Iya, kita ke Turki dengan anggota keluarga yang baru" ucap papanya serius.
"Maksudnya?" Tanya Anggi kebingungan.
"Papa meminta izin kamu untuk menikah lagi" ucap papanya.
Yang seketika membuat Anggi terdiam.
Keadaan menjadi hening tiba tiba. Adam ataupun Anggi, sama sama diam dengan pikiran masing masing.
Dan Adam merasa khawatir tentang itu.
Khawatir jika putrinya itu tidak akan memberinya izin."Jika kamu tidak mengizinkan, papa tidak akan memaksa" ucapan sendu Adam memecah keheningan.
Anggi menoleh kearah papanya yang masih fokus ke jalan.
Terlihat raut kecewa diwajah papanya itu.
Hmm, padahal ia belum memberinya jawaban, tapi sudah membuat papanya kecewa.Anggi berpikir kembali. Mungkin ini saat paling tepat untuk melihat papanya kembali bahagia.
Sejak mamanya meninggal, papanya itu tidak pernah tersenyum tulus.
Semua senyum dan tawa yang papanya tunjukkan dihadapannya hanyalah topeng.
Topeng untuk menutupi kepedihan hatinya.
Dan ia bisa melihat semua itu dari mata sendu papanya.Mungkin ini saatnya untuk ia membiarkan papanya membuka hati.
Untuk mengobati pedih hati sejak mamanya pergi."GLAIZA DE CASTRO?" ucapan Anggi yang tiba tiba itu membuat papanya terkejut.
"Maksudnya?" tanya papanya kebingungan.
"Hahahaha perempuan yang mau papa nikahi itu Glaiza de Castro apa bukan?" tanya Anggi meledek.
"Hey! Ya bukanlah. Kalau papa nikah sama Glaiza de Castro, papa ayo ayo aja. Tapi dia nya yang nggak mau" Jawab papanya.
"Hahahaha ya habisnya papa kan ngefans banget sama dia, siapa tau dia yang mau dinikahin. MIMPI YANG MENJADI NYATA gitu hahahaha" ucap Anggi meledek.
"Kamu nih ada ada aja" ucap papanya terkekeh.
Anggi berusaha menghibur sebenarnya.
Meledek papanya tentang artis idolanya itu.
GLAIZA DE CASTRO, artis cantik asal Filipina."Jadi gimana? Kamu kasih izin nggak?" tanya papanya hati hati.
"Ya kasih lah!! Buat papa tercinta!!!" teriak Anggi.
"Bener?" tanya papanya tidak percaya.
"Bener pa, tapi nanti kita ke Turki ya" ucap Anggi meyakinkan.
"Siap boskuhh" ucap papanya.
Keduanya pun tertawa.
Dan yang paling penting, Adam begitu lega hatinya.BERSAMBUNG