kagak tau mau kasih judul ape

3.6K 338 70
                                    

Anggi tengah duduk didepan meja seorang dokter, disampingnya ada Kartika yang duduk, keduanya mendengarkan sang dokter dengan seksama. Pasalnya hari ini Anggi tengah mengantar Kartika periksa ke dokter akibat sakit yang didapat karena penjahat beberapa waktu lalu. Ya, ini tinggal check up saja. Hanya tinggal menunggu sampai benar benar sembuh total.
Mengingat itu, Anggi jadi merasa bersalah karena pergi begitu saja, membuat Kartika mencarinya dan berakhir seperti ini.

"Semoga cepat sembuh Nyonya Kartika" ucap sang dokter yang diangguki Kartika dengan ramah.

"Baik, kalau begitu kami permisi dulu dokter. Terimakasih banyak" ucap Anggi.

Anggi pun memapah Kartika dengan pelan keluar dari ruangan itu. Ia menjaganya dengan begitu sigap. Takut jika Kartika ambruk tiba tiba. Padahal kaki nya masih bisa berjalan dengan baik, hanya wajahnya saja yang luka dan sedikit lebam di tangan kirinya. Gadis itu merangkul bahu Kartika dengan sangat hati-hati. Takut kalau kalau nanti malah menyenggol lukanya.

"Permisi, jangan sampai menyenggol mama saya, permisi" ucap Anggi saat berpapasan dengan beberapa orang di koridor rumah sakit.

Melihat kelakuan Anggi, Kartika justru tersenyum. Lihat, betapa anak tirinya itu perhatian padanya. Memang, sejak ia melakukan hal bodoh dengan menyakiti dirinya sendiri itu, Anggi memang jadi lebih perhatian.

Sebelum pergi ke kampus ataupun setelah pulang,  Anggi yang melayani kebutuhan Kartika. Tugas yang harusnya dikerjakan oleh para asisten rumah tangga itu ia ambil alih. Memang bukan sesuatu yang besar, tapi menyiapkan makan dan minum, obat yang harus diminumnya, mengambilkan apapun dan membelikan apapun yang Kartika minta, pasti Anggi lakukan.
Bahkan menyiapkan pakaian dan membantu menyisir rambut pun Anggi juga lakukan.

Gadis itu melarang Kartika beraktivitas lain selama sakit. Bahkan untuk sekedar membuat sketsa saja tak diperbolehkan.
Ia meminta Kartika untuk benar benar istirahat total selama sakit.

"Mama udah sembuh loh" celetuk Kartika setelah keduanya melewati beberapa orang tadi.

Anggi menoleh dengan tetap merangkul bahunya.

"Iya ma, tapi mama kan belum sembuh total. Kalau kesenggol sama orang orang tadi bisa bahaya. Yang ada bukannya sembuh, eh malah sakit lagi" Anggi berujar.

"Perhatian banget sih kamu" ujar Kartika dengan senyum. Tangan kanannya kini ia lingkarkan ke punggung Anggi.

Keduanya meneruskan langkah ke tempat parkir. Mereka akan langsung pulang setelahnya.

_

Anggi membukakan pintu mobil, memapah Kartika untuk masuk, kemudian menutupnya lagi. Namun saat hendak berbalik untuk menuju ke pintu samping, ia seketika berhenti.
Tatapannya tertuju ke suatu objek yang agak jauh dari tempatnya berada sekarang.

Beberapa meter dari tempatnya berdiri, ia melihat papanya duduk di kursi roda bersama Mang Kusno  sang supir, yang kini mendorong kursi roda nya.
Mereka menuju kedalam tanpa menyadari keberadaan nya.

Pikirannya mulai berkecamuk. Ia mendadak merasa was was dan takut. Ia takut terjadi hal buruk pada papanya. Ia menyesal 2 Minggu ini tidak menjenguk papa nya sama sekali. Bagaimana kalau papanya sakit?
Ia tak menampik kalau ia mulai merasa cemas. 

"Sayang?"

Anggi menoleh saat Kartika memanggilnya. Ia melihat mama tirinya yang menatapnya dari balik kaca mobil yang diturunkan.

"Ada apa?" Tanya Kartika. Wajahnya terlihat serius.

"Nggak ada apa apa kok ma" jawabnya dan  berusaha tersenyum. Kemudian ia masuk dan duduk di kursi kemudi.

DADDY'S WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang