Kecewa itu mendewasakan

566 32 72
                                    

Note: Kalian pasti tau ini apa. ready? gow!

.
..
...

Selamat membaca
______________________________________

Seseorang datang dengan tergesa menghampiri Azivana yang sedang duduk sendiri di kursi tunggu.

"Ziv?"

Azivana menoleh melihat siapa yang datang, kemudian tersenyum sinis ke arah Raja yang dibelakang nya juga ada Isam. Ia tidak tau bagaimana Raja bisa tau keberadaannya saat ini, terlebih lagi Kakaknya ini berada di lantai rumah sakit yang sama dengannya. Rasanya orangtua Lyora telah sia-sia menyewa lantai teratas rumah sakit agar Lyora bisa beristirahat dengan tenang, jika Raja masih bisa saja dengan mudah menemukannya disini.

"Ngapain kesini hah?" tanya Azivana pelan.

"Ziv, Lyora—"

"Bang, gue tau lo brengsek tapi gue gatau lo se-brengsek itu!" teriak Azivana langsung berhasil membungkam Raja.

Azivana mengalihkan tatapannya ke arah lain ketika lelehan panas dari sudut matanya kembali menetes.

"Kenapa lo ga anterin Lyora pulang semalem?"

Raja diam.

"Kenapa juga lo nolak janin itu, Arghhh!?" lanjut Aziva berteriak di hadapan Raja. Gadis itu menangis di tempatnya sebenarnya ingin mengumpat juga tapi masih ia tahan.

"Gue ga bisa—"

"Ya, kenapa? Anjng banget ya lo Bang!?"

"Karena Papi nyuruh gue pindah ke Jerman buat kuliah!" ungkap Raja tentang alasannya.

Azivana tak habis pikir dengan jawaban Raja barusan. "Lo pikir lo doang yang pengen kuliah mengejar cita-cita? Sahabat gue juga pengen lah!masa depan dia masih panjang" balas Azivana berteriak nyaring di hadapan Abangnya yang luar biasa brengsek nya. Gadis itu bahkan tidak bisa menahan tubuhnya sendiri agar bisa berdiri tegap di hadapan kakaknya.

"Lyora hampir mati, sahabat gue itu satu-satunya Bang, dan ini semua terjadi gara-gara lo anjir!!"

Azivana bahkan tidak dapat berpikir jernih ketika polisi menghubunginya semalam lalu mengatakan bahwa mobil Lyora terguling karena mengalami kecelakaan dan kondisinya jauh dari kata baik-baik saja. Azivana bahkan sudah mengira Lyora mati semalam karena keadaan gadis itu yang mengenaskan!

Azivana nyaris kehilangan sahabat satu- satunya itu. Melihat bagaimana Lyora membutuhkan banyak selang untuk bertahan hidup membuatnya sangat takut.

"Gimana keadaan—"

Bugh

Tubuh Raja terjatuh karena hantaman kuat yang di berikan Rasvano yang baru saja datang bersama Berliana.

"Kurang ajar kamu Ja!! Bikin malu!!"

Berliana langsung memeluk Raja yang terjatuh, "Mii.. Raja takut—"

"Lo pikir Lyora ga takut waktu dia tau dirinya hamil?" potong Azivana masih menatap tajam Raja.

"Azivana." ucap Rasvano membuat Azivana kembali menutup mulutnya rapat. Biar saja Papinya membuat Abangnya itu merasakan hal yang setimpal dengan yang di rasakan Lyora. Bahkan ia rela Abangnya mati, asal jangan Lyora.

"Sini kamu, bangun! Papi ga pernah ngajarin kamu jadi pengecut!" Rasvano kembali menarik Raja berdiri dengan kuat menarik baju putranya itu.

Bugh

"Bodoh!"

Bugh

Pukulan ketiga, membuat Raja terhuyung dan jatuh mengenai kursi hingga pelipisnya berdarah mengenai ujung kursi. Bibirnya juga tak kalah berdarah.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang