Kapten dan Nahkoda

470 41 93
                                    

Note:  Time flies 100/100

.
..
...

Selamat membaca
______________________________________

Seorang wanita berdiri tegak di anjungan, sambil memegangi cangkir kopi dengan fokus melihat luasnya pemandangan air laut yang biru dengan pantulan langit bersih dan cerah.

Di dalam kapal itu Lyodra sedang berdinas bersama dengan beberapa kru kapal yang sedang melakukan pelayaran membawa batubara.

Pagi ini pula mereka semua terlihat sibuk. Termasuk seorang Nahkoda bernama Nuca itu sedang menghendel kemudi kapalnya, ia benar-benar selalu fokus mendengar interupsi semua dari Kapten.

Disana juga ada Richard sebagai seorang Markonis yang sedang berkomunikasi dengan syahbandar melalui radio dan alat komunikasi lainnya.

Seorang wanita cantik dengan rambut panjang di ikat seperti ekor kuda, sibuk mengatur arah navigasi. Dia bertugas sebagai Chief Officer namanya Tiara.

Sedangkan wanita lain yang sedikit tomboy namun terlihat manis itu namanya Ziva, sibuk mengotak-atik alat dan membolak balikan peta untuk mengatur jalur pelayaran selanjutnya, yang sering disapa Second officer.

Ada juga, seorang lelaki bertubuh tegap, kulit putih dengan mata yang sipit namanya Samuel sedang memeriksa setiap alat yang ada di atas dek, yang sering disapa Third Officer.

"Selamat Pagi Kapten! 10 menit lagi kapal akan sadar di pelabuhan Tanjung Mas Semarang untuk menurunkan batubara," lapor Tiara sebagai Mualim I atau Chief Officer itu, kepada kapten kapal untuk disampaikan pada nahkoda mereka.

Nahkoda kapal memang adalah pemimpin tertinggi di atas kapal. Dia yang bertanggung jawab penuh terhadap kapal yang sedang ia jalankan. Sedangkan Kapten bertugas sebagai pengawas jalannya kapal juga perantara segala keadaan kapal pada Nahkoda.

"Laksanakan segera. Jalankan sesuai intruksi Third Officer. Waspada pada arah angin dan gelombang!" perintah Lyodra kepada Tiara.

Lyodra melanjutkan mengecap kopinya yang mulai dingin. Sambil matanya selalu mengawasi situasi di sekitar kapalnya. Salah sedikit, bisa-bisa tongkang yang ia bawa dapat lepas, bahkan lebih parahnya, mungkin kapal batubara ini dapat oleng dan terbalik.

"Siap Kap!" Tiara mengambil HT untuk mengomunikasikan perintah. Alat tersebut memang memiliki jangkauan yang luas dan dapat melakukan pembicaraan dua arah, berbicara dan mendengar lawan bicara secara bergantian.

"Lakukan komunikasi terus dengan syahbandar, Markonis!" kini Lyodra sedang memerintah Richard, selaku petugas yang bertanggung jawab terhadap radio dan alat komunikasi lainnya.

Saat akan menyandarkan kapal seperti ini, komunikasi dengan pihak darat memang sangat diperlukan. Untuk mengetahui keadaan sekitar dan cuaca saat ini.

"Siap Kap, laksanakan!" sahutnya tegas, Richard masih terus melakukan
komunikasi dengan pihak darat.

Setelah Nuca berusaha memanuver kapal untuk bersandar di dermaga, kini akhirnya kapal dapat bersandar di pelabuhan Tanjung Mas dengan selamat.

Tiara keluar dari anjungan, mencari seseorang. "Persiapan 2 jam lagi, kita akan bongkar batubaranya ya? Tolong persiapkan ABK yang lainnya!" perintah Tiara kepada Samuel selaku mandor departemen deck.

"Siap." jawab Samuel tegas langsung melaksanakan perintah Tiara sebagai atasannya dan mulai mempersiapkan untuk membongkar batubara.

"Nahkoda, jalur selanjutnya kita akan mengirim batubara ke pelabuhan Batam. Dan kita harus melewati perairan dalam." ujar Lyodra kepada Nuca, saat mereka berdua ada diruangan yang sama lagi.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang