Toxic Relation(shit)

386 40 119
                                    

Note: 🚫🚫 Banyak tindakan kasar dan sedikit dewasa

.
.
.

Selamat membaca
______________________________________

Menuntut kalian salah tidak sih mempertahankan hubungan yang toxic? Apa karena rasa cinta dan sayang kita tetap harus mempertahankan hubungan itu padahal di dalamnya sudah ada tindakan yang menyakiti fisik, dan berharap semua itu bisa dikendalikan dan berubah.

Seperti halnya kisah Lily Zaviera ini, ia memiliki pacar bernama Giannu Abraham. Dulu saat di hari kelulusan SMA nya tiba-tiba dirinya menerima ungkapan cinta dari salah satu murid populer di sekolahnya yang banyak digandrungi kaum hawa.

Lily yang serasa memenangkan lotre, langsung mengiyakan pernyataan cinta Gian saat itu. Padahal dirinya tidak tahu kalau ia sudah terjun bebas di neraka yang dibuat laki-laki itu.

Gian memang berparas tampan dengan rahang tegas, disertai alis tebal dan mata tajam yang siap menghunus. Lelaki itu penuh seribu pesona yang membungkus kelakuan iblisnya. Dia posesif, benar-benar sangat posesif! Dia tidak segan bermain kasar saat Lily tidak sesuai dengan keinginannya, semua yang ada di diri Lily hanya Gian saja yang boleh mengatur.

Lily sadar dirinya hanya dijadikan seperti boneka kesayangan Gian. Tapi ia hanya pasrah. Awal mendapat perlakuan itu Lily hanya menganggap wajar, mungkin itu semua adalah sikap bagaimana Gian menunjukkan rasa sayang dan cintanya, tapi semakin waktu berjalan, Gian tetap selalu memegang kendali atas dirinya.

Lily sebenarnya takut, karena baru pertama kali memiliki gaya pacaran seperti ini, tapi ia mencoba untuk tetap menjalaninya, karena Gian sudah akrab dengan keluarganya. Bahkan, Almarhum Bapaknya sangat menyukai dan menyayangi Gian seperti seorang anak.

Dan alasan Lily tidak ingin lepas setelah sekian lama hubungannya berjalan menyakitkan dengan Gian adalah salah satu nasehat Bapaknya waktu itu saat hubungan mereka yang baru berjalan satu tahun.

"Jangan biarkan pergi dia ya, Ly. Dia laki-laki yang pantas untuk menjaga kamu saat Bapak tidak bisa disisimu lagi. Janji ya sama Bapak? Jangan lepasin."

Itulah perkataan terakhir Bapaknya sebelum meninggalkan dunia ini seminggu kemudian dan menjadikan Lily sebatang kara di Jakarta, sejak saat itu Lily semakin berat untuk melepas Gian.

Lily selalu percaya akan nasehat yang diberikan Bapaknya karena selama Bapak Lily hidup, semua nasehat yang beliau berikan tidak pernah meleset untuk hidup Lily, semuanya begitu berguna serta berakhir bahagia kalau Bapaknya sudah mengatakan sesuatu.

Dan tentu saja, Lily terlalu tinggi menempatkan kepercayaan setiap nasehat yang Bapaknya berikan, maka dari itu, ia sudah terlanjur mencinta dan meyayangi Gian. Lily percaya kalau Gian lah yang selalu pantas untuk menempati posisi penting di hidupnya.

Tapi, entah apakah sifat posesif dan kasar Gian yang dimaksud Bapak juga mampu menjaga anak perempuannya ini. Karena selama ini hanya ada sikap posesif dan kasar dalam hubungan mereka.

🔨🔨🔨

"Kali ini kenapa lagi Ly?" Andini menghela nafas kasar melihat Lily terduduk lemas di atas sofa cokelatnya. Kali ini Andini sudah tidak terkejut ataupun marah besar seperti pertama kali melihat keadaan Lily yang datang hampir babak belur ke apartemennya.

Andini benar-benar mulai terbiasa dengan kondisi LIly yang seperti ini, mungkin sudah belasan kali perempuan itu datang ke apartemennya menunjukan luka-luka lebam di wajah atau pun tangan dan kakinya.

Ditanya seperti itu, Lily hanya menampilkan cengiran khas sambil memberi jawaban untuk sahabat pacarnya itu yang notabene sahabatnya juga, "Biasa lah, ketauan dugem."

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang