Gina & Gian terjebak FRIENDZONE

445 33 133
                                    

Note: terinspirasi karena Ginanuca, sekian.

Jangan hareudang manteman tetap adem aja okey. 🍃 walaupun ini juga cuma dikit bikin ademnya karena lagi kusut otaknya

 🍃 walaupun ini juga cuma dikit bikin ademnya karena lagi kusut otaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.. 

...

Selamat membaca
______________________________________

Rasanya seperti apa, jika sama-sama memiliki kekasih namun terjebak rasa nyaman nya friendzone. Ini adalah alkisah tentang mereka sepasang teman, yang salah satunya mengajak berkenalan karena tak sengaja kalah tantangan dari permainan ToD dari teman-temannya. Seseorang itu kira permainan ini hanyalah permainan namun ayalnya tidak, mereka malah selalu berhubungan entah dengan kegiatan kemahasiswaan ataupun kegiatan di rumah. Asal kalian tau mereka ini ternyata teman satu kelas pada masa taman kanak-kanak.

Saat botol gelas yang diputar di atas meja kantin yang diisi lima orang duduk melingkar, saat tutup botol mengarah pada seseorang tersebut, orang lain akan mengajukan pilihan.

"Turth or Dare?" tanya Samanta pada Zima si anak sastra inggris di kampus ini.

"Karena gue pemberani ya gue pilih dare deh."

"Berani jujur itu lebih baik Zim...bukan malah pilih dare." ledek seseorang disebelahmya dengan wajah sinisnya. Tenang kalian tak perlu menilai seseorang by the cover karena jika sudah mengenal pasti akan terlihat tabiat aslinya. Dia adalah Keilev si sekretaris BEM kampus.

"Jangan bacot ya! Nanti giliran lo gue ajuin pilihannya Dare or Dare. Bosen lihat lo jujur tanpa berani ambil tindakan!" balas Zima tak mau kalah.

"Udah cepet ah! Siapa yang kasih dare buat Zima?" perempuan yang lebih banyak diam itu jadi kesal juga.

"Putusin bintang Zim..." celetuk Fahri kekasih dari Keilev itu benar-benar ga ada akhlak.

"NGGA! Gue susah-susah ngemis perhatian dia selama 4 semester terus karena game murahan ini gue putus, Big No!"

"Kalau ga sanggup berarti pindah ke truth ya." Samanta mengusulkan, mau tak mau Zima mengiyakan.

"Jujur, diantara kita berempat lo gasuka sama siapa dan karena apa."

Ah itu mudah bagi Zima untuk menjawab, Thanks to Keilev walaupun mereka selalu beradu argumen mereka sebenarnya dekat kok.

"Jelas lo lah Samantan."Ucap Zima tegas, sedikit menambahkan huruf N dibelakang nama itu seperti biasanya.

"Kenapa?"

"Coba aja lo mau bantu gue buat deket sejak semester satu sama Bintang. Ahhh pokoknya lo bener-bener sahabat lucknut Samantan, ga ada baiknya kalau sama gue!"

Samanta tertawa terbahak, tak peduli juga dengan Zima yang jadi tak suka padanya karena hal itu. Bukan karena apa, Samanta sebagai sahabat tidak membantu Zima. Alasannya sudah jelas jika dulu Sam pernah menyukai Zima tapi Zimanya saja yang tidak peka maka dari itu itu sebagai bentuk balas dendamnya, tapi untuk sekarang mereka sudah pure bersahabat karena Sam sudah memiliki kekasih sama seperti Zima, masih anak fakultas ilmu budaya juga seperti Zima, namanya Teresa tapi berbeda jurusan dengan Zima, karena Teresa mengambil jurusan sastra dan bahasa asing.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang