Insecurities

358 38 86
                                    

Note: Lanjutan nih😅, bacanya abis buka aja ya? Berbawang soalnya.


.
..
...

Selamat membaca
______________________________________

Setelah menangis semalaman, pagi ini Lilyo hendak pergi ke sekolah lebih awal supaya tidak kesiangan lagi, saat ini ia sedang sibuk mencari kunci motornya yang entah dimana keberadaannya.

"Aduh, dimana sih itu kunci motor, perasaan pas pulang semalem di meja makan deh?" Lilyo menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tak gatal.

Lilyo sudah mencarinya di seluruh tempat yang ada di rumah tapi tetap tidak ada, lalu ia memutuskan untuk menanyakan saja pada Mamanya.

"Maaa, liat kunci motor Lyo ga?" Tanyanya setengah teriak.

Mila menghampiri putri bungsunya seraya menunjukkan kunci motor yang kini ada di tangannya.

"Ini?" Tanya Mila.

Lilyo menganggukan kepalanya, "Sini Ma, Lyo mau berangkat awal." Tangan Lilyo ingin mengambil kunci itu, namun Mila benar-benar menahannya.

Lilyo mengerutkan dahinya dan menatap Mila bingung. "Ma... Lyo mau berangkat!"

Mila menatap putrinya dengan tatapan penuh intimidasi. Setelah itu, ia tampak sedikit mendongakkan kepalanya dengan mukanya yang tampak sangat serius. "Motor kamu mama sita."

Lilyo semakin bingung. "Sita? Kenapa si Ma?"

"Kemarin kamu kenapa nginep di rumah Papa? Ga izin juga sama Mama secara langsung. Kamu takut Mama marahin lagi kan kemarin karena kesiangan di sekolah seperti laporan Pak Anang?" tegas Mila.

Lilyo menarik napas hal yang sudah berlalu pun selalu diungkit. "Ma, kemarin Lyo itu—"

"Kamu pergi pagi loh? Tapi kenapa bisa kesiangan lagi? Oh atau kamu pasti sebelum ke sekolah pergi ke tempat yang ga bener ya?Pergaulan bebas? Iya?" tanya Mila bertubi-tubi.

Lilyo sempat melongo bisa-bisanya Mama berpikiran seperti itu pada dirinya.

"Kamu pikir Mama ga akan tau?"

Lilyo menghela napas berat. "Ma, kemarin Lyo lagi mumet, Lyo kangen pengen ketemu Papa jadi akhirnya nginep disana tanpa izin Mama dulu. Lagian kan Mama juga yang selalu bikin aku ga betah di rumah, Papa juga udah minta izin kok sama Mama kan lewat Lya."

"Tetep aja kamu ini kalau punya salah pasti suka menghindar dari Mama. Untung aja Lya bener-bener kasih tau Mama kalau kamu nginap di rumah Papa."

Mila menghela napas sejenak. "Coba sekarang Mama tanya kamu, kemana kamu kemarin sebelum sekolah dan kesiangan lagi? "Sentak Mila dengan intonasi yang meninggi.

"Lyo cuma mutar arah ke sekolah, Ma. Lagian jam tujuh lewat sepuluh, Lyo sebenernya udah sampai kok di sekolah."

Mila menggelengkan kepalanya, "Kamu bilang cuma? Jawab jujur Lyo, kamu juga di hari sebelumnya telat hampir satu jam setengah, itu habis darimana hah?"

"Lyo ga boong Ma, dan untuk yang telat satu jam setengah itu, motor Lyo tiba-tiba mogok Ma, jadi mau ga mau Lyo dorong dulu buat bawa ke bengkel."

"Mana ada bengkel yang buka sepagi itu?" Mila masih tak percaya.

"Lagian, kenapa sih Mama ga percaya banget sama Lyo?"

Mila membulatkan matanya kearah Lilyo."Ya gimana Mama mau percaya, kalo kamu selalu bikin masalah. Kalau Lya, baru Mama bakal langsung percaya karena dia itu anak baik."

"Kenapa sih Mama selalu aja bandingin Lyo sama Lya? Mama selalu aja ga percaya sama apa yang di bilang Lyo." tanya Lilyo dengan perasaan yang sudah tak dapat ia jelaskan.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang