Happily ever after

555 36 64
                                    

Note: (empety)

.
..
...

Selamat membaca  ______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
______________________________________

Tok tok tok
.

..

...

....

.....

"Bang Rajaaaa"

"Raaaa"

"Ck, bangun ini udah sore bego!"

"Raaa, Bang Raja... Anjrit bangettt ya kalian di kamar mulu!"

Ini balikan kesepuluh, Azivana hampir setiap satu jam sekali mengetuk pintu di depannya.

"Mau apa sih ketuk terus pintu Abangmu?" tanya Berliana sudah pusing melihat Azivana yang sudah bolak-balik mengetuk pintu kamar Raja.

"Miii, besok kan kita balik ke Indonesia. Masa di LA kita ga jalan-jalan."

"Kamu kayak gatau pengantin baru aja sayang, pasti ya betah di kamar dong. Kamu mau jalan-jalan kemana, hm? Cari baju branded buat pemotretan? Sepatu limited edition? Atau mau cari apa biar Mami sama Papi aja yang temenin." ucap Mami lagi.

"No. Pokoknya mau sama Lyora Miii, aku udah lama ga belanja bareng dia."

Azivana tetap teguh mengetuk pintu Raja dan Lyora.

"Bang, lo kalau sampai malam ga keluar-keluar, gue dobrak pintunya buat seret Lyora nemenin gue jalan-jalan, elah posesif amat ish!" ancam Azivana setelah itu ikut bersama Mami menyusul Papi yang ada di ruang TV.

Setelah pernikahan Lyora dan Raja yang di gelar kemarin. Mereka memutuskan untuk langsung istirahat di rumah mewah yang sudah di persiapkan Raja secepat kilat. Kehidupan barunya bersama Lyora akan di mulai disini. Maka dari itu tanpa basa-basi Raja menyiapkan semua dengan mudah, seperti layaknya Sultan.

Kemarin setelah selesai acara, kedua orang tua dari Lyora, Frans dan Sisca sudah kembali ke Indonesia, Sedangkan keluarga Raja belum pulang karena Azivana yang kebetulan mengambil cuti sampai lusa, jadi besok mereka juga akan turut serta untuk pulang.

Azivana menghempaskan tubuhnya di samping Rasvano. Membuat fokus dari Papi yang tadinya ke arah TV melirik pada putri bungsunya.

"Kenapa dia Mi?" tanya Rasvano pada Berliana. Bibir Azivana maju ke depan kira-kira lima cm.

"Biasalah..." Berliana malas menjelaskan apa yang terjadi karena ditolak putrinya ditemani belanja. Jadi ia lebih memilih sibuk dengan majalah,

"Kok cemberut gitu? Gabriel belum ngabarin kamu udah sampai Indonesia atau belum nya?" tebak Papi akhirnya mencubit pipi putrinya itu. Azivana menggeleng.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang