Amin Paling Serius

336 34 16
                                    

Note:  Seadanya dulu ya ehehe, enjoy! 

Note:  Seadanya dulu ya ehehe, enjoy! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lyodra Ginting as Rembulan Mareta Andily 

Raja Giannuca as Gemuruh Putra Mendung 

.
..
...

Selamat membaca
______________________________________

"Stop!! Jangan lakukan itu!" Lelaki itu sontak menghentikan langkahnya. Dan wajah yang penuh air mata itu akhirnya membalik menatap seseorang yang berani mengagalkan niatnya.

Mengambil kesempatan. Dengan cepat tubuh mungil Andily berjalan cepat dan merengkuh tubuh tegap itu menjauh dari tempatnya berpijak. Ujung rooftop sebuah apartemen.

"Siapa kamu?! Jangan menahanku!! Kamu tidak tahu apa yang selama ini aku alami jadi lebih baik aku mati saja!!" lelaki itu terus berontak berusaha melepas eratnya dekapan itu.

"Aku memang tidak tau masalah apa yang sedang kamu alami, tapi aku hanya ingin menghentikan orang bodoh yang hendak bunuh diri di tempat kesukaanku melihat langit malam!"

Lelaki itu masih melawan dengan kuat dan mencoba mendorong kuat hingga perempuan itu terpaksa melepaskan pelukannya dan saling berinteraksi lewat pancaran mata, hanya ada sorot sedih di mata lelaki itu.

"Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" Tanya Andily merasa tak asing dengan lelaki di depannya.

"Aku bahkan tidak mengenalimu, bagaimana bisa kamu dengan berani menghentikanku?!"

"Kalau begitu, perkenalkan namaku Rembulan Mareta Andily. Sepertinya kita memang pernah bertemu, dan mungkin aku yang melihatmu lebih dulu di lobby saat itu. Jadi namamu?"

"Gemuruh Putra Mendung."

"Namamu unik, berarti aku boleh memanggilmu Gemu saja ya?"

"Ya... Karena memang aku hanya dilahirkan untuk dibenci karena berisik seperti gemuruh dikala hujan."

"Kalau sedang di rundung masalah, lebih baik diceritakan pada orang terdekatmu. Jangan bertindak bodoh seperti tadi. Bunuh diri bukan jalan satu-satunya ketika bersedih."

"Aku tak pernah percaya pada siapapun untuk mengungkapkan keluh kesah ku. Bahkan oleh kedua orang tuaku sendiri saja pergi meninggalkanku."

"Kalau begitu kamu bisa percayakan itu padaku. Aku akan membuatmu merasa jauh lebih baik."

👼👼👼

Putra menatap kosong ke arah bangunan-bangunan di bawah sana dari atas rooftop ini, ia duduk bersandar pada beton yang ada. Hujan malam ini mulai turun, bahkan kilat yang menyambar di langit tak membuat ia takut dan berteduh.

"Ayo turun Gemu! Hujan makin seras." Suara teriakan itu bahkan sama sekali tak ia hiraukan sejak tadi. Gadis itu masih disini bedanya sekarang dia sedang memakai payung yang entah dari mana asalnya.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang