Dengan bantuan penerangan cahaya senter yang mulai mengecil pantulannya, Ran terus berjalan di sepanjang hutan tersebut. Pada tubuhnya, sudah tak terhitung lagi berapa banyak luka goresan yang ia dapatkan. Perih dan rasa sakit dari luka-luka itu, Ran abaikan begitu saja. Saat ini yang ada di pikirannya hanya satu menemukan keberadaan Sonoko, sahabat baiknya.
Bila Ran merasa lelah badannya mulai berkurang, Ran akan mencoba berlari dan terus berlari di hutan yang terlihat tenang tersebut. Dan bila sudah lelah lagi, kembali ia berjalan pelan.
"Mati?!"
Ran terhenyak ketika ia baru saja akan melewati sebuah jalan yang agak menanjak sedikit, senter di tanganya tiba-tiba saja mati total sehingga tak ada satu halpun yang dapat ia lihat di sekitarnya berada saat ini.
Sekali lagi Ran mencoba untuk menajamkan pandangannya di hutan tersebut akan tetapi suasana malam tetap saja hanya memberikan kegelapan dan keheningan bagi mata Ran.
Kalaupun ada suara, itu hanyalah suara yang berasal dari hewan-hewan malam seperti burung hantu yang sedang mengintai mangsa.Ran semakin memperlambat langkahnya.
Walaupun matanya tak bisa melihat apa-apa akan tetapi ia dapat merasakan dengan sentuhan bahwa di setiap tempat yang saat ini ia lewati adalah sekumpulan pohon-pohon yang penuh dengan duri.Ran bisa merasa betapa duri-duri tersebut tersentuh dan menggores-gores bagian kulit Ran hingga menyebabkan aliran darah segar keluar dari kulit tubuhnya.
"Sepertinya aku harus istirahat sebentar."
Ran bergumam pelan.
"Mungkin bermalam di sini merupakan keputusan yang tepat untuk saat ini."
Sesaat tangan Ran mulai meraba-raba, berusaha untuk mencari tempat ternyaman untuk ia duduk dan beristirahat.
Setelah ia bisa menemukan sebuah batang kayu yang agak besar dan tak berduri disekitar ia berada. Ran-pun mulai duduk dan menyandarkan tubuhnya pada batang kayu tersebut.
Karena lelah yang amat sangat, baru beberapa saat Ran bersandar, ia sudah mulai merasa memgantuk dan matanya tertutup rapat, ia tertidur pulas.
-
-
-
****"Ssttthhh."
Ran terjaga. Perasaan nyeri dan sakit yang sangat menusuk tiba-tiba saja ia rasakan di dadanya. Ran usap usap pelan dadanya untuk sekedar mengurangi rasa nyeri tersebut.
Angin malam. Itulah yang Ran pikirkan sebagai penyebab rasa nyeri di dadanya saat ini.
Berkali-kali Ran urut dadanya, Rasa sakit itu tidak juga mereda. Malah sekarang, rasa nyeri tersebut seperti datang terus menerus dengan tusukan yang lebih menyakitkan lagi. Tanpa Ran sadari, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Sebuah perasaan tidak nyaman tiba-tiba saja datang menyelimuti hati Ran.
"Apakah terjadi sesuatu yang buruk?"
Ran bertanya-tanya dalam hati.
"Pa... pangeran....!!"
Di hutan yang serba gelap itu, bayangan Shinichi tiba-tiba saja muncul dan tergambar dengan sangat jelas tepat di depan mata Ran.
Dalam suasana malam yang hening tersebut, sosok Shinichi dengan mata yang tertutup rapat dan dengan tubuhnya yang penuh dengan darah tampak melayang-layang di hadapannya.
Ran terpaku, tubuhmya mendadak menggigil. Perasaan ketakutan, cemas, dan rasa penasaran bercampur dalam pikirannya.
"Apakah ini nyata? Atau hanya halusinasi saja?"
Dengan gemetar, Ran memberanikan diri untuk bergerak dari tempat ia duduk sekarang. Tangannya mulai ia angkat untuk menggapai bayangan sosok Shinichi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Vampire's Heart☆
RandomMenceritakan tentang Ran Mouri. Seorang gadis biasa dan murid dari SMA Teitan yang terjebak di dunia Vampire, tepatnya di Land Darkness. Yang memaksanya harus berurusan dengan Prince Of Vampire. Land Darkness berada di bawah kekuasaan raja Vampire Y...