61. pertaruhan Nyawa Ran

322 23 5
                                    

Setelah Ran terjatuh dengan luka dan darah yang membanjiri tubuh serta tenpat putih itu. Shinichi melihat bahwa sosok pemuda yang mirip dengannya tadi tiba-tiba saja lenyap tanpa meninggalkan jejak apapun pada tebalnya salju putih di sana.

Shinichi lalu maju ke depan. Ia berusaha meraih tubuh Ran yang telah bersimbah darah merah. Dan ketika ia sudah ada di hadapan raga Ran yang telah terbaring dengan mata tertutup rapat di atas hamparan salju putih, Tangannya terulur.

Shinichi mulai menyentuh pelan wajah pucat Ran dengan gemetar dan kemudian membelainya dengan perasaan yang entah mengapa tiba-tiba terasa kacau di hatinya.

Melihat keadaan Ran yang bersimbahkan darah memberikan perasaan pedih tersendiri di hati Shinichi. Ia terus menatap tubuh tak berdaya itu.

Warna merah darah yang kini benar-benar membasahi seluruh raga Ran seperti selimut sutra merah yang menyelimuti rapat tubuh Ran tanpa ada sedikit celah warna lainpun pada raga cantik itu selain berhiaskan warna mersh dari genangan darah yang begitu banyak mengalir dan membasahi tempat ia berbaring. Bahkan salju putih yang ada di sekitar Ran terbaring, warnanya berubah menjadi kemerahan karena bercampur dengan merahnya darah sang malaikat.

Shinichi terus saja memandangi wajah tidur Ran dengan tatapan gelap dan gigi gemeretak. Dan setelah beberapa menit menatap paras tak berdaya itu. Shinichi seperti tak bisa lagi menahan gunjangan di dadanya. Segala perasaan emosional yang membuncah hatinya untuk beberapa saat tadi seperti menggumpal, bersatu, dan membentuk sebuah gelombang yang membuat matanya tiba-tiba saja mengeluarkan air bening dan suaranya secara repleks mengeluarkan jeritan kerasnnya untuk satu nama

"Raaaàaaaaannnnnn....."

"Ku-- Kudo san?"

Teriakan nyaring Shinichi cukup membuat Shiho tersentak.

Dengan wajah gembira ia pandangi wajah Shinichi yang masih tampak bercahaya walau di wajah tersebut ada banyak genangan air.

"Ka--- kau sudah sadar kudo-san?"

Karena perasaan bahagianya, Shiho langsung memeluk Shinichi yang masih terlihat dalam kebingungan. Dan tiba tiba---

~"prangggg......"~

Sebuah suara yang cukup keras sekali lagi menyentakkan Shiho. Bukan hanya Shiho, Shinichi yang tadi masih dalam keadaan linglung langsung tersadar akan suara keras tersebut.

Ia dan Shiho secara bersamaan melihat ke arah suara itu dan----

"Ce--- cerminnya pecah?"

"Ra--- Raaannn.....!!"

Wajah Shiho dan Shinichi sama-sama memucat ketika mata mereka tertumpu pada dua objek yang berbeda. Dan setelah beberapa saat, Shiho mengikuti arah pandangan Shinichi ke sosok yang tergeletak di sana.

Tidak jauh dari mereka berdua berada,
Tampak jelas Ran sedang berbaring di tanah dingin tersebut. Bukan berbaringmya Ran yang membuat Shinichi dan juga Shiho saat ini terkejut akan tetapi pemandangan akan keadaan Ran sekarang. Pada sekitar Ran berbaring tampak darah merah dan masih segar menggenang, entah dari mana asalnya dan di sisi tubuh Ran terlihat sebuah pedang berwarna silver yang masih penuh dengan lumuran darah.

"Ran, apa yang terjadi denganmu?"

Shinichi yang baru saja bangun dari pingsannya bergegas memaksakan diri untuk mendekati tubuh Ran yang masih diam membisu.

Sementara Shiho hanya diam mematung di tempatnya asal dengan pikiran bercampur.

"Ke-- kenapa Mouri Ran tiba-tiba berdarah? Apakah karena cermin itu? Ja-- jadi ini salahku?"

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang