Gorden jendela yang memang sengaja tidak di tutup sejak tadi malam bergoyang-goyang tersapu angin. Titik-titik air mengembun pada kaca jendela itu. Semilir angin yang masuk ke ruangan itu terasa dingin di kulit seoramg gadis yang masih terbaring di atas ranjang klasik itu.
"Dingin." Dengan menggigil, Ran menarik selimutnya lebih ke atas lagi. Akan tetapi rasa dingin masih belum hilang juga yang mau tidak mau membuat Ran sedikit membuka matanya.
Setengah terbuka, mata Ran seperti menangkap satu bayangan hitam di sofa yang berada di tengah ruangan itu tepat pada arah jam satu dari tempat tidur Ran.
Ran buka matanya dengan sempurna. Di sana, di sofa itu, terlihat Shinichi dengan sayap hitamnya sedang duduk. Ia tersenyum sambil menatap ke arahnya.
"A-apa yang kau lakukan di situ?" teriak Ran, terkejut.
Shinichi tidak menjawab, ia hanya berdiri dan melangkah mendekati Ran yang kini terlihat makin menarik naik kain selimutnya.
"Apa maksudmu?' tanya Shinichi ketus. Ia tepat berdiri di hadapan Ran.
"Kau, kau... Apa yang kau lakukan di kamar seorang gadis?" bentak Ran marah.
"Tidak ada, aku hanya sedang melihat wajah bodoh seseorang ketika sedang tidur." seringai Shinichi mendekatkan mulutnya ke telinga Ran.
"Kau? Meskipun ini kastilmu tetapi tetap kau tak bisa seenaknya masuk ke kamarku. Sekarang kau harus pergi dari sini." Ran mendorong Shinichi yang membungkuk dengan wajah yang sangat dekat dengan telinganya. Wajah Ran terlihat sedikit merah karena malu, ia tutupi rasa malu tersebut dengan wajah juteknya.
"Huft, sayang sekali. Padahal aku menungguimu semalaman ini, hanya untuk mendapatkan hadiah karena semalam sudah dua kali menyelamatkanmu dari kematian."
"Eh? Semalam? Apa yang terjadi?" Ran tertegun, mencoba untuk mengingat.
"Lupakan lah, mungkin kau sudah tak ingat bagaimana aku harus mengorbankan waktu tidurku hanya untuk menangkap tubuhmu yang terjatuh," sungut Shinichi mengibaskan tangannya.
"Tadi malam? Jatuh?" Ran berfikir. Sesaat kemudian ia lalu ingat. Ia ingat bahwa tadi malam ia di jatuhkan dengan bebas dan secara sengaja oleh Shinichi.
Ran menatap tajam ke arah Shinichi yang masih berdiri di depannya.
"ITU BUKAN MENOLONG NAMANYA, TAPI KAU MEMANG SENGAJA INGIN MEMBUNUHKU, BODOH," teriak Ran kesal.
"Apa kau demam? Atau kau kerasukan roh jahat? Kenapa pagi-pagi begini, kau bisa berteriak sekencang itu?" Shinichi membungkukkan badannya lagi, tanpa mengindahkan kekesalan Ran.
Ran langsung memberikan pukulan telaknya di wajah Shinichi yang membuat ia terjatuh di lantai.
Shinichi menggerutu pada Ran. "Seharusnya kau menyapaku dan mengucapkan selamat pagi sebagai tanda terimakasihmu. Apa kau lupa, kalau aku ini seorang pangeran?" Shinichi mengusap-usap pipinya yang terasa sakit oleh pukulan tangan Ran.
"A-apa yang kau katakan? Pangeran? Jadi kau ingin, aku memberitahukan pada seluruh pelayanmu bahwa pangerannya diam-diam masuk ke kamar perempuan dan melecehkannya?" Ran tersenyum mengejek ke arah Shinichi.
"Ka--Kau??? Siapa yang melecehkanmu?" teriak shinichi lalu berdiri dan pergi dari kamar itu meninggalkan Ran yang tampak tersenyum puas.
****
-
-
"Kenapa dia memanggilku lagi? Bukankah aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku? Gara-gara otoriternya yang mempekerjakanku tidak kenal waktu, badanku jadi sakit semua. Dasar pangeran idiot." Ran mengumpat dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Vampire's Heart☆
De TodoMenceritakan tentang Ran Mouri. Seorang gadis biasa dan murid dari SMA Teitan yang terjebak di dunia Vampire, tepatnya di Land Darkness. Yang memaksanya harus berurusan dengan Prince Of Vampire. Land Darkness berada di bawah kekuasaan raja Vampire Y...