Kedatangan yang Tiba-Tiba ( Part -9 )

644 66 0
                                    

Matahari terbit menyumbangkan cahayanya yang hangat ke tanah. Langit biru yang cerah tanpa adanya awan gelap mengiringi langkah-langkah kaki tiga gadis muda di bawah naungannya.

Ran memang sedang berjalan-jalan di taman kastil bersama Cue dan Celan. Wajahnya tampak ceria. Ia memang sudah mulai terbiasa di dunia barunya ini. Ia sudah terbiasa dengan rasa hormat dan pelayanan oleh Cue dan Celan. Ia juga sudah mulai terbiasa dengan orangtua angkatnya meski tetap saja ia tidak akan bisa melupakan orangtua kandungnya yang kini berada di dunia manusia sana. Tetapi paling tidak menurut Ran, ia harus mencoba bahagia terlebih dahulu di dunia Vampir ini selama ia belum bisa menemukan jalan pulang.

Di sini Ran belajar tatakrama dan sopan santun ala bangsawan. Sekaramg Ran mulai menyadari kalau dunia  Dark Side, tidak seburuk yang ia fikirkan. Bahkan meskipun mereka di sini merupakan bangsa Vampir tetapi mereka sangat ramah ketika bertemu dengannya kecuali untuk bocah yang di temuinya 3 hari yang lalu itu.

Ran berlarian kecil di antara bunga mawar yang bermekaran dan berayun tertiup angin. Pelan, Ran menarik salah satu tangkai mawar kecil dan menaruhnya di hidungnya.

"Huumm .. wangiii." Gumam Ran ketika menghirup aroma segarnya.
Sedang asik bermain, tiba-tiba panggilan datang.

Cue dan Celan membungkuk ketika mengetahui kedatangan Lady Ery dan Ran yang saat itu menggunakan gaun pink menyapa dengan lembut.

"Selamat pagi." Ucapnya sambil membungkukkan sedikit badannya dengan menaruh kedua tangannya pada ujung samping gaun pinknya seperti biasa para putri bangsawan lakukan.

"Selamat pagi." Sahut Ery tersenyum puas sambil menyisir pelan rambut Ran dengan jarinya.

"Aku senang, karena kau sudah mulai memahami tatakrama seorang ningrat." Ucap Ery yang hanya disambut dengan senyuman malu dari Ran.

Ery tersenyum melihat wajah malu Ran yang terlihat sangat innocent. Ery merasa senang sebab dari dulu ia dan suaminya sangat menginginkan anak tetapi tidak pernah terkabulkan oleh dewa. Kini seorang putri cantik telah ada di sisinya, tinggal bersama mereka. Ini seperti mimpi yang menjadi nyata bagi Ery dan Richard. Sekarang dewa telah memberinya seorang anak. Seorang gadis kecil seperti malaikat.

"Ran, aku harus memberitahumu satu hal," ucap Ery tiba-tiba.

"Apa itu?" Tanya Ran terkejut.

"Di dunia ini, ada dua kekuatan yang berlawanan. Yang pertama adalah pecinta perdamaian, yang selalu berusaha membangun dunia yang damai yang di pimpin oleh yang mulia raja dan para tetua.

Lalu kekuatan kedua adalah sekelompok orang yang agresif. Yang selalu menemukan cara untuk melawan monarki dan menghisap darah untuk meningkatkan kekuatan mereka. Jadi kau harus menghindari mereka kelompok dua dengan ciri mata merahnya karena terlalu haus akan darah. Ingat Ran, jauhi orang-orang yang bermata merah menyala." Ujar Ery.

"Iya." Angguk Ran.

"Maaf ibu." Ucap Ran lagi.

"Kenapa ibu dan yang lainnya tidak memiliki mata yang merah?" Tanya Ran. "Apa kalian tidak pernah merasakan haus darah?"

"Ran." Ucap Ery sambil memegang kedua tangan Ran.

"Ini adalah karakteristik Vampir. Ketika kita sampai pada kebutuhan kita akan darah untuk mempertahankan kehidupan, mata kita akan merah sesaat. Setelah kita menghisap darah hewan lalu mata kita akan menjadi coklat kembali. Berbeda dengan kelompok kedua meski sudah menghisap darah, tetap mata mereka akan merah menyala karena mereka menghisab darah bukan untuk bertahan hidup tetapi untuk suatu kekuatan."

Ran mengangguk. "Aku mengerti sekarang." Ujarnya tersenyum.

Ery memandang putrinya dan tersenyum lembut. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, wajahnya menjadi panik.

"Yah Ran. Ibu lupa sesuatu." Ucapnya cemas.

"Apa itu?" Tanya Ran tidak mengerti.

"Ibu lupa Ran, kalau hari ini putra mahkota Kudo akan datang ke sini." Ucap Ery.

"Ran, kau tunggu lah di sini. Nanti ketika pangeran Kudo datang, Ibu akan memanggilmu untuk keluar dan memperkenalkanmu pada pangeran Kudo." Ucap Ery sambil tergesa-gesa pergi untuk menyambut sang pangeran.

Ran hanya mengangguk tersenyum sambil memandang kepergian Ery sampai menghilang dari balik pintu taman.

Setelah kepergian Ery, Ran kembali berjalan-jalan menyusuri taman. Angin sepoi-sepoi menyebarkan aroma lembut dari hamparan bunga di depan hidungnya.

Ran memetik satu mawar berwarna hitam yang menarik minat matanya dan ia bawa berjalan pelan seolah bagai malaikat yang menyusuri taman syurgawi.


-
Mobil mewah warna keperakan yang berkilauan di bawah sinar matahari tampak berhenti di depan kastil Duke of Moore. Mr.Moore mendekati mobil, membukakan pintunya dan membungkuk.

"Hormat saya, pangeran." Ucap Mr.Moore masih membungkuk.

Dari dalam mobil, seorang pria keluar. Rambut hitamnya berkibar tertiup angin. Mata birunya dingin dan tegas. Wajahnya akan sempurna andai tak ada memar sedikit di dekat pelipis matanya. Sang pangeran tampak menggunakan baju kebesaran istana berwarna biru gelap dengan hiasan batu mulia. Ia adalah satu-sstunya putra mahkota kebanggaan land Darkness.

Mr.Moore membawa pangeran dan para pelayannya untuk masuk ke kastil. Di dalam, Lady.Ery dan para pelayan sudah menyiapkan segala jamuan mewah untuk pangeran dan tidak lupa permadani merah nan mewah di gelar juga.

Pangeran masuk. Semua orang membungkuk dengan hormat tanpa ada satupun yang berani mengangkat kepalanya atau hanya sekedar melirik ke arah wajah pangeran.

"Selamat datang yang mulia prince of the darkness. Hormat kami pada sang pangeran." Ucap mereka serentak sambil terus membungkuk.

"Aku tidak tahu bila kalian seperduli ini. Sekarang berdirilah dengan tegak." Ucap pengeran membalas sapaan mereka.

"Terimakasih pangeran." Ucap Mr.Moore dengan gembira.

"Kedatangan pangeran ke sini adalah keberuntungan yang dewa berikan pada rakyat kami. Ketika pangeran memasuki kastil ini, dewa telah memurnikan segala noda angkara pada kastil ini. Terimakasih pangeran." Kata Mr.Moore sambil berjalan menemani pangeran melalui koridor.

Sesampainya di ruang utama, sang pangeran di sambut oleh Ery yang dari tadi sudah menunggunya.

"Bibi, bagaimana kabarmu?" Tanya pangeran Kudo.

"Baik pangeran. Terimakasih untuk perhatian pangeran. Sekarang ijinkan saya untuk memanggil putri saya terlebih dahulu." Izin Ery.

"Putri? Bibi mempunyai anak? Kenapa ibu Ratu tidak pernah cerita?" Gumam pangeran.

Ery hanya membisu dan membungkuk untuk mundur sebentar lalu memanggil putrinya untuk keluar
-
-
Dari balik pintu yang terhubung dengan taman, Ran kekuar dengan gaun merah mudanya yang membuat semua orang terpaku mengagumi kecantikannya. Tetapi tidak dengan pangeran yang kali ini terkejut ketika melihat kemunculan gadis di balik pintu sana. Sang pangeran nenatap Ran dengan tatapan terkejut dan marah.

Ran juga terkejut ketika melihat orang yang sekarang tepat berdiri di depannya. Orang yang dikatakan ibunya sebagai pangeran ini merupakan orang yang di anggap Ran bocah kurang ajar sehingga pantas mendapatkan pukulan karate Ran yang masih menyisakan bekas sampai hari ini.

Sekarang tampak jelas terlihat, aura yang mengelilingi pangeran dan Ran saat ini adalah api kemarahan dan kebencian yang siap meledak.

                 ☆☆☆☆☆☆☆☆

^bersambung^

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang