Purnama Yang Berdarah (Part- 38)

365 32 0
                                    

Cahaya putih kekuningan bersinar terang dari atas langit yang luas. Cahaya yang tercipta dari bulan penuh tersebut seolah sengaja memberikan penerangan pada makhluk alam semesta akan keindahan pemandangan semesta malam yang memamerkan berbagai warna dengan segala kemisteriusannya.

Di keindahan bulan purnama malam ini, jauh di sebuah ruangan gelap di sana. Pada sebuah tempat di mana ilusi dan kenyataan seakan menyatu menjadi fatamorgana, bau darah dan anyir masih tercium menyengat.

Sonoko terbangun dengan rasa perih yang amat sangat ia rasakan pada lehernya. Luka akibat cengkraman kuku-luku tajam sang penguasa bayangan tadi menyisakan rasa sakit di sana.

"Ka--- Kaitooo...!!!"

Sonoko menjerit ketika cahaya dari bulan purnama di luar sana mampu menyelinap celah-celah ruangan dan memberikan penerangan yang lebih terang tepat ke arah tempat saat ini Kaito berada.

Sonoko segera beringsut mendekati Kaito yang terlihat terbaring lemah di lantai dengan wajah pucat.

"Kaito, apa yang terjadi? Kau kenapa?"

Kaito perlahan membuka matanya ketika ia dengar suara Sonoko memanggil namanya.

Ketika matanya telah terbuka sempurna, benar saja, Sonoko sekarang telah berada di dekatnya.

Kaito terkesiap sesaat, darahnya tiba-tiba bergejolak dan terasa mengalir sangat cepat. Ia sangat tahu pasti reaksi apa yang terjadi pada tubuhnya saat ini. Dengan perasaan cemas dan takut. Dengan cepat, buru-buru ia dorong tubuh Sonoko untuk menjauh darinya.

"Kau, tidak boleh mendekatiku, Sonoko!"

Dengan susah payah, Kaito berusaha berdiri dan pergi lebih ke sudut ruangan untuk menghindari Sonoko.

"Ka--- Kaito, a--- ada apa denganmu? Kenapa kau seperti menghindariku?"

Sonoko terkejut dan merasa sangat terpukul melihat Kaito yang lari menjauhinya.

Kaito tiba-tiba merintih dan dengan menahan rasa sakit luar biasa, ia mencengkeram dada kirinya sendiri sambil berusaha melawan gejolak darahnya yang semakin cepat beriak.

"PERGI, SONOKO....!!! KAU HARUS LEBIH MENJAUHIKU LAGI."

Kaito tiba-tiba berteriak ketika ia melihat Sonoko yang mulai mendekatinya lagi.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan, Kaito? Kau, kenapa dari tadi kau selalu saja memintaku menjauh?"

Kaito diam, ia sepertinya tidak kuasa menahan rasa sakitnya lagi, Kaitopun lunglai, Jatuh ke lantai.

"Pokoknya kau, jangan ke sini. Kau tidak boleh mendekatiku," gumam Kaito dengan suara lemah tak berdaya.

Melihat Kaito yang seperti sedang kesakitan, Sonoko melangkah maju, ia tidak memperdulikan larangan Kaito.

Ia tidak tahu kenapa Kaito melarangnya untuk mendekat dan Sonoko juga tidak imgin mencari tahu alasannya saat ini. Yang ada di hati Sonoko saat ini hanyalah rasa cemas dan khawatir akan keadaan anak laki-laki di depannya itu.

"Kaito ... Kaito...."

Dengan suara bergetar Sonoko menyentuhkan tangannya ke dahi Kaito yang berkeringat.

Dengan pelan, Sonoko lalu mengangkat kepala Kaito dan membaringkanya dipangkuannya, lalu ia usap pelan-pelan keringat yang membasahi sekitar dahi dan wajah Kaito.

Kaito terdiam sesaat dan kemudian tiba-tiba mengulurkan tangannya lalu secara paksa mencengkeram bahu Sonoko.

"Ishh... itai!"

Sonoko mengerang dan wajahnya berubah memucat ketika ia melihat Kaito mendongakkan kepalanya.

Wajah Kaito terlihat dingin dengan mata yang tiba-tiba saja menyala dengan warna merah tua. Mata itu menatap tajam pada Sonoko, seolah-olah ingin melahapnya, sangat menyeramkan.

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang