49. Racun Black Vampire

202 18 0
                                    

Dengan langkah cepat Kaito terus berjalan sambil menarik topinya lebih rendah untuk menutupi wajahnya. Hanya berjarak beberapa jengkal lagi, ia sudah akan sampai di kuil kecil, tempat yang tadi di tunjukkan oleh penjaga yang berhasil ia lumpuhkan.

Sekarang ini kuil kecil yang di atasnya secara magic terukir tulisan Kuil Kematian sudah tampak di pandangannya.

Kuil tersebut memang sudah sangat dekat dengan tempat Kaito berdiri sekarang, akan tetapi ada kesulitan lain yang Kaito alami.

Aura magic di dalam kuil tersebut menyulitkan Kaito untuk mencapai kuil lebih cepat. Semakin dekat Kaito dengan tempat itu, semakin ia merasakan kekuatan sihir yang dahsyat sangat jelas menyelubungi kuil kecil itu.

Bahkan pada tempat Kaito berdiri saat ini, beberapa kali ia hampir terjerembab dan kehilangan keseimbangan tubuhnya akibat hembusan kuat dari magic di sekitar sana.

Bukan hanya magic dari area luar kuil saja, akan tetapi Kaito dapat merasakan bahwa kuil kematian itu sendiri secara otomatis melepaskan magicnya sendiri yang kekuatannya seperti di setting untuk menjadi penjaga kuil itu kecil itu.

Beberapa kali Kaito mencoba merubah wujudny untuk menjadi elang lagi agar bisa ke kuil dengan cara terbang dan tanpa mencolok sebagai manusia akan tetapi kuatnya magic di sekitar sana membuat Kaito berkali-kali gagal merubah wujud.

Akhirnya dengan susah payah dan menahan kesakitan seperti tusukan ribuan jarum tiap Kaito melangkahkan kaki ke arah kuil tersebut. Pelan dan pasti, Kaito kini telah berada di depan pintu kuil kematian.

Setelah melakukan sedikit ritual untuk mengembalikan sihirnya yang tadi sempat melemah, Kaitopun meraih pintu kuil dengan pelan dan hati-hati.

Sebelum ia membuka pintu berbahan besi baja tersebut, Kaito memutuskan untuk melihat keadaan dan situasi di dalam sana.

"Perempuan itu? Apa yang sedang dia lakukan di tengah ruangan sana?"

Dengan hati-hati, Kaito menempelkan tubuhnya pada tembok dan mencoba mengamati apa yang di lakukan Vermouth di dalam sana.

"Sonoko....? Itu kan? Kenapa Sonoko ada di hadapan perempuan itu? Apa yang sebenarnya perempuan itu inginkan dari Sonoko?"

Mata Kaito semakin tajam dan fokus memperhatikan gerak gerik Vermouth.

Cangkir wine berisikan darah segar yang sedang di pegang oleh Vermouth menarik perhatian Kaito. Dan ketika cangkir wine dia angkat oleh Vermouth, ia bisa melihat gerakan bibir Vermouth yang sedang merapal mantera.

"Jadi, iblis dan asistennya itu ingin mengubah Sonoko menjadi Vampire yang haus darah dan budak mereka?"

Kaito langsung mengerti situasi di dalam sana ketika ia lihat cangkir wine berisi darah tersebut kini berubah warna menjadi cairan biru keunguan. Di tambah lagi, keadaan Sonoko yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan kelelahan di tengah-tengah ruangan sana.

"Aku harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat!"

Masih dari balik pintu kuil, Kaito memejamkan matanya. Ia mulai memfokuskan pikirannya. Ia berusaha konsentrasi penuh guna mengumpulkan seluruh kekuatan sihirnya dalam satu titik saja.

"Aku hanya punya satu kali kesempatan untuk menggagalkab ritual ini dan itu harus berhasil."

Setelah Kaito merasa kekuatan sihirnya telah menyatu dan berkumpul pada satu titik yang ia inginkan, Kaitopun membuka matanya kembali.

Tepat ketika ia membuka mata, di dalam sana ia juga melihat bahwa asap yang tadi menyelimuti camgkir wine menghilang dan itu artinya Vermouth juga telah menyelesaikan ritualnya dalam membuat ramuan Black Vampire. Kali ini Kaito melihat Vermouth mengambil cangkir berisi ramuan sihir tersebut mendekati Sonoko. Sangat dekat sehingga mampu membaut Kaito gemetar dan ketakutan.

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang