Rahasia Nyonya Ery (Part -40)

398 35 2
                                    

Ran mengepal dan meremas-remas kuat tangamnya. Ingatannya akan penghinaan yang di lakukan oleh Shinichi kemarin malam membuat darah Ran sedikit membara. Sebuah kenyataan bahwa Shinichi telah melakukan penghinaan dan merendahkan spesies manusia membuat Ran menyimpan amarahnya sendiri pada pangeran Vampire tersebut.

"Kudo Shinichi."

Ran menggosok-gosok kepalan tangannya.

"Kelak kau harus membayar atas semua penghinaanmu ini pada bangsa kami. Aku janji, ketika Sonoko nanti sudah aku temukan dan ketika aku sudah bisa unuk kembali ke dunia, kau akan membayar hutang hinaan ini. Kau harus meminta maaf padaku dan Sonoko yang telah kau rendahkan."

Dengan wajah menegang, Ran mengeretakkan giginya.

"Ran, kau ada di sana?"

Panggilan lembut dari suara lady Ery terdengar oleh telinga Ran. Dan tidak berapa lama setelah itu, suara langkah kaki pada dedaunan kering menyusul singgal di telinga Ran.

Bersamaan dengan itu, sesosok tubuh anggun muncul di antara sepanjang tanaman bebungaan di taman tersebut.

Nyonya Ery melangkah mendatangi Ran lalu berdiri di samping Ran menatap penuh kelembutan pada wajah Ran.

"Ran, apakah kau sedang mengingat pangeran Kudo? Wajahmu terlihat sangat sedih dan tak bersemangat. Apakah kau sedih karena berpisah dengannya?"

Tangan Nyonya Ery meraih wajah Ran dan mengusap wajah sedih tersebut dengan lembut dan penuh kasih.

"Ehh... ma-- maksud Nyonya?"

Ucapan mendadak dari Nyonya Ery tentu saja mengejutkan Ran, karena Ran menganggap bahwa Nyonya Ery telah salah sangka akan pikirannya terhadap Ran.

Ingat pangeran bodoh itu? Tidak,  bukan itu. Mana mungkin aku mengigat dia," keluh hati Ran.

"Kalaupun tiba-tiba vampir bodoh itu terlintas di otakku, itu bukanlah karena aku mengungatnya, apalagi sampai ingin bertemu dengannya. Tapu sebaliknya, bila dia ada di kepalaku, itu karena aku membencinya. Sangat membencinya. Aku benci pada makhluk yang suka merendahkan dan menghina bangsaku. Sangat benci," rutuk hati Ran kesal.

"Maksud aku, Ran. Kau saat ini sedih karena berjauhan dengan pangeran Kudo, kan? Kau pasti sangat ingin bertemu dan menemuinya lagi," gumam Nyonya Ery masih menatap lembut pada Ran.

"Sudah aku duga, pasti telah terjadi sesuatu yang istimewa antara kau dan pangeran Kudo. Karena tidak mungkin pangeran Kudo berani membawa seorang perempuan pulang ke istana dan bertemu dengan ratu apabila tidak ada yang spesial dengan perempuan tersebut."

"Ti--- tidak, Nyonya. A--- anda salah paham," sanggah Ran sambil menyilangkan kedua tangannya membentuk simbol salah.

"Ran, sudahlah."

Nyonya Ery mengusap lembut rambut Ran.

"Kau tak perlu menutupinya dariku. Bukankah sudah aku katakan, selama kau di sini. Aku ini, kau anggap saja sebagai ibunya. Jadi kau tak perlu merasa malu dan sungkan pada ibumu sendiri."

"I-- iya, nyonya, saya mengerti," sahut Ran pelan.

"Akan tetapi, yang nyonya pikirkan tadi memang bukan kenyataannya."

"Ran, pangeran Kudo itu sangat tampan bahkan berwibawa pula. Beliaulah orang paling tampan dan paling di puja-puja di negeri ini, jadi tidak salah bila kau juga menjadi jatuh cinta padanya. Apalagi, selama ini kalian selalu bersama bukan?"

"Ti-- tidak. Nyonya salah sangka. Aku memang tidak sedang memikirkan pangeran Kudo, Nyonya. Aku serius," balas Ran lantang.

"Benarkah?"

Nyonya Ery mengerutkan keningnya.

"Lalu mengapa wajahnya murung? Kau juga terlihat tidak bersemangat."

"Kalau itu, sebenarnya aku mengkhawatirkan keadaan Sonoko dan Kaito, Nyonya. Sudah selama tiga hari ini mereka menghilang. Dan ... dan sampai hari ini, belum juga ada kabar berita tentang mereka yang aku dengar. Entah mengapa. Itu membuatku jadi sangat khawatir."

Nyony Ery terdiam. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Bukan karena ia tidak tahu atas jawaban dari kecemasan Ran, akan tetapi sebaliknya. Karena ia tahu keadaan Kaito dan Sonoko yang terperangkap di tanah bayangan itulah yang membuat Nyonya Ery tidak bisa berbuat apa-apa untuk Ran.

Nyonya Ery lalu memegang tangan Ran, membawanya untuk duduk pada salah satu bangku yang ada di taman itu. Dengan penuh rasa sayang, ia ambil beberapa helai rambut Ran yang menempel di dahinya lalu ia sisihkan ke telinga Ran.

"Jangan bersedih dan terlalu di pikirkan. Temanmu itu, pasti akan baik-baik saja."

Nyonya Ery berusaha menenangkan hati Ran.

"Kau tahu, Ran, Kaito itu merupakan pemuda yang sangat hebat. Malahan, hanya pangeran saja yang mampu dan pernah mengalahkannya. Yang lainnya, tak ada yang mampu menyentuh Kaito. Jadi kau tak perlu khawatir. Aku yakin, temanmu itu akan selalu aman selama ia bersama dengan Kaito."

Kembali nyonya Ery tersenyum lembut lalu berdiri.

"Ran ibu akan ada urusan dahulu di kuil, kau istirahatlah. Jangan terlalu memikirkan sesuatu yang membuatmu lelah. Nanti kau akan sakit."

Ran mengangguk sambil balas tersenyum lembut.

Nyonya Ery lalu berjalan menuju pintu keluar taman sementara dengan tatapan kosongnya, Ran masih memandangi kepergian nyonya Ery.

"Oh, iya, Ran, aku hampir lupa."

Nyonya Ery yang sudah berada beberapa meter dari Ran tiba-tiba bebalik dan berteriak kecil.

"Mulai hari ini, kau tak boleh meninggalkan kastil duke dalam jarak lebih dari 200 meter.

"Ehhh.... ke--- kenapa?" tanya Ran terkejut.

"Begini, Ran. Belakangan ini, sangat banyak para siluman dan vampire jahat yang haus darah. Karena itulah, aku dan suamiku mengkhawatirkan keselamatanmu. Kau tahu, kan, Ran, betapa kami sangat menyayangimu."

Ran langsung berlari ke arah Nyonya Ery dan memeluknya.

"Aku tahu, nyonya. Terimakasih banyak."

Nyonya Ery tersenyum lembut dan membelai rambut Ran sesaat sebelum kemudian segera pergi untuk bersiap ke kuil.

Sepeninggalnya Nyonya Ery, Ran kembali termenung. Sambil menatap dua kupu-kupu yang saling berkejaran, Ran berpikir keras.

"Sepertinya ada yang tidak beres," gumam hati Ran.

"Tingkah laku nyonya Ery tadi, samgat aneh. Tidak seperti biasanya. Ia seperti menyembunyikan sesuatu. Apalagi tentang larangannya padaku yang tidak boleh pergi jauh-jauh dari istana ini."

Ran menyipitkan matanya sesaat.

"Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan. Sesuatu yang berhubungan dengan keberadaan Sonoko dan Kaito. Kalau begitu, aku harus menyelidikinya."

☆☆☆☆☆

☆bersàmbung☆



☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang