First Kiss ( Part -11 )

933 66 0
                                    

Dengan membawa nampan berisi makanan, Ran menoleh ke segala arah sebelum ia masuk ke kamar Shinichi.

"Aman. Sepertinya tidak ada orang." Bisik hati Ran tersenyum.

Ia lalu mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari sakunya. Obat pencahar yang akan ia masukkan ke makanan Shinichi.

"Kali ini, mati kau pangeran kodok menyebalkan." Bisik hati Ran lagi senang.

Masih dengan senyum liciknya Ran menuju ke pintu kamar Shinichi untuk membuka pintu kamar tersebut. Tetapi belum sempat ia buka. Ran seperti mendengar suara aneh di dalam sana dan beberapa detik kemudian pintu kamar terbuka.

Seorang gadis dengan memegang kerah bajunya keluar. Airmatanya menetes membasahi pipi. Tetapi yang menarik perhatian Ran bukan lah ketika gadis itu keluar dari kamar Shinichi ataupun tangisan gadis itu. Tetapi bagian kerah gadis itu yang membuat Ran terkejut. Di sana, tepat di bagian kerah gadis tersebut tampak penuh dengan ... darah!

Ran menggeretak kan gigi, ia kemudian langsung masuk ke kamar Shinichi. Dan di sana Ran melihat Shinichi dengan masih menyisakan darah di mulutnya. Sesaat Ran menggigil melihat darah tersebut.

"Apa yang kau lakukan pada gadis itu?" Tanya Ran gugup, tangannya tiba-tiba berasa dingin oleh keringat.

Shinichi tidak menjawab. Ia melangkah ke arah meja.

"Kau terlambat." Ucapnya kemudian.

"Apa yang kau lakukan pada gadis itu?" Teriak Ran lagi.

"Tadi. Ia ... ia berdarah." Sambung Ran terbata.

Shinichi berbalik, menatap Ran dengan tajam.

"Apa yang ingin kau ketahui?" Tanyanya dingin.

"A ... aku ... !" Ran tergagap. Lidahnya seperti mati.

Shinichi tiba-tiba tersenyum. Ia usap warna darah di bibirnya.

"Dengan situasi ini, menurutmu apa yang sedang aku lakukan?"

Ran langsung menatap tajam pada Shinichi.

"Kau ... kau telah menghisap darah perempuan tadi?"

Shinichi tidak menjawab hanya mempertahankan expresinya tadi.

"Mengapa?". Tanya Ran lagi.

Ran tiba-tiba mulai merasakan ketakutan. Hampir saja Ran melupakan bahwa laki-laki yang ada di hadapannya sekarang ini adalah seorang Vampir.

"Tetapi bukan kah ibuku mengatakan bahwa Vampir kerajaan tidak menghisap darah dari yang lainnya?" Gumam Ran masih dalam gemetar.

"La ... lalu kenapa kau hisap darah gadis itu?" Teriak Ran menggigil.

"Apa ... apa kau hisap semua darahnya? Kau tidak lebih dari seorang pangeran yang kejam." Gumam Ran gemetar.

"Ia menawarkan diri." Sahut Shinichi dengan ekspresi tenang.

"Apa? Siapa yang rela menawarkan diri begitu? Kau pasti memaksanya. Kau jahat." Jawab Ran emosional.

Shinichi terlihat marah mendengar kata-kata pedas dari Ran.

"Jangan menghakimiku atau kau akan menyesal." Ucap Shinichi lantang. Ia tatap jauh ke mata Ran dengan tatapan yang tajam dan dingin.

"Kenapa? Siapa yang menghakimimu? Aku mengatakan yang sebenarnya. Kau tidak pantas di hormati. Kau tak lebih hanya seorang penjahat yang kejam." Ucap Ran balas menatap tajam pada Shinichi.

"Kau!!" Shinichi menggeretakkan giginya.

Dan hanya dalam hitungan detik Ran tiba-tiba merasakan keanehan pada sekelilimgnya. Angin seperti berhembus mengibar-ngibarkan gorden. Belum selesai atas keterkejutannya tiba-tiba Ran di kejutkan lagi akan keberadaannya.

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang