Di dalam kamar itu, di depan pintu, berdiri seorang pemuda. Ia membungkukkan badannya untuk memberi hormat pada Shinichi yang masih berbaring di tempat tidur dengan wajah mengantuknya.
"Ada apa? Kau tahu? Aku sekarang sedang mengantuk?" tanya Shinichi sambil beberapa kali menguap.
"Maafkan saya, pangeran." Pemuda yang merupakan pegawai di kastil Shinichi itu membungkuk lagi.
"Ya, katakan lah? Ada pesan apa?' Shinichi menguap lagi lalu memasukkan tangannya ke dalam selimut. Suara yang terasa aneh terdengar oleh pegawai Shinichi bersamaan dengan masuknya tangan Shinichi ke dalam selimut.
"Ma-maaf, Pangeran. Sa-saya seperti mendengar suara dari ranjang anda. Apakah anda baik-baik saja?" Tanya pemuda itu cemas.
"Oh, tidak ada apa-apa. Sebenarnya, aku merasa sangat lapar jadi perutku berbunyi. Tetapi, aku ingin tidur dulu sebentar baru nanti aku akan sarapan." Shinichi tersenyum kecil pada bawahannya itu.
"Kau jangan terlalu banyak bergerak, nanti pelayan itu curiga."Shinichi berbisik dengan sangat kecil. Sementara di balik selimut sana, tangannya dengan erat memeluk sesosok tubuh milik Ran.
Ran berusaha melonggarkan dekapan Shinichi tetapi tangan Shinichi terlalu kuat mencengkram tubuhnya.
"Kau tahu, pelayan itu menatap ke arah sini lagi dengan pandangan aneh." Shinichi berbisik lagi yang mau tidak mau akhirnya membuat Ran membiarkan tubuhnya di peluk oleh Shinichi.
"Maaf, Pangeran. Apa yang anda lakukan?"
Shinichi terkejut mendengar pertanyaan pemuda itu.
"I-itu. Tidak ada," jawab Shinichi diplomatis.
"Lalu, apa yang ingin kau katakan padaku? Sampai kau mengganggu waktuku sepagi ini?"
"Begini, Pangeran. Saya baru saja mendapatkan pesan dari kepala pelayan, bahwa Raja meminta anda untuk segera ke istana sekarang juga. Menurut kepala pelayan, ada hal penting yang ingin paduka Raja diskusikan bersama pangeran."
"Benarkah? Kalau begitu, sementara aku bersiap. Kau dan yang lainnya tolong siapkan mobil untukku," Perintah Shinichi.
"Baik, Pangeran." Pemuda itu membungkuk hormat lalu berbalik. Detik berikutnya pemuda itu tiba-tiba membalikkan badannya lagi ke arah Shinichi yang membuat Shinichi panik, sebab beberapa detik lalu ketika Ran mendengar kalau pemuda itu sudah melangkah keluar, ia buru-buru keluar dari selimut.
Dengan cepat, Shinichi tarik kembali selimut yang sudah sedikit terturun hingga menyisakan rambut Ran.
"Ma-maaf pangeran? Apakah ada orang lain di tempat tidur anda? Karena saya melihat a---,"
"Oh, ini. Sebenarnya, aku baru saja membeli seekor kucing hitam yang lucu," ujar Shinichi tertawa kecil. Tangannya menepuk-nepuk lembut -kucing- tersebut.
"Kucing?" Di dalam selimut sana, Ran mendidih mendengar perkataan Shinichi. Ia tendang kaki Shinichi yang membuat Shinichi meringis pelan.
"Kau, apa masih ada yang ingin di sampaikan lagi?" tanya Shinichi sambil menahan sakit akibat tendangan Ran tadi.
"Iya, Pangeran. Saya baru ingat. Kalau Raja juga meminta anda untuk membawa cermin ☆ milik anda ke istana."
"Baiklah, kalau tak ada yang lainnya lagi, kau boleh pergi."
Pemuda itupun undur diri dari kamar Shinichi.
-
-
Setelah pintu itu di tutup, Ran buru-buru menyingkirkan selimut di tubuhnya dan dengan terengah-engah, ia berusaha menghirup udara baru.'Huft untung saja." Shinichi bernafas lega.
"Untung apanya?" Ran mendelikkan matanya.
"Terus, yang kau sebut sebagai kucing tadi? Siapa yang kau bicarakan?" dengus Ran kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Vampire's Heart☆
AcakMenceritakan tentang Ran Mouri. Seorang gadis biasa dan murid dari SMA Teitan yang terjebak di dunia Vampire, tepatnya di Land Darkness. Yang memaksanya harus berurusan dengan Prince Of Vampire. Land Darkness berada di bawah kekuasaan raja Vampire Y...