Sonoko mendapatkan lagi kesadarannya setelah beberapa saat tadi ia tidak mengingat keadaannya yang tiba-tiba saja ia temui kini dirinya dalam kelelahan.
Sonoko merasa ketakutan ketika mendapati dirinya berada di dalam tempat gelap yang tidak ia kenal sementara tangan dan kakinya terasa terikat ketika ia berusaha unuk menggerakkannya.
"Kaito!!!"
Sonoko teringat dengan Kaito, dengan suara nyaring ia lalu memanggil-manggil Kaito.
"Kaitoo...!!"
Tak ada jawaban. Sonoko semakin di cekam oleh rasa ketakutan.
"Kaito... Kaito... Kaito...." Masih dalam ketakutan, Sonoko tak henti-hentinya memanggil berharap akan mendapatkan meski satu kata jawaban dari Kaito.
"Uhukk ... uhuukkk ...." Terdengar suara batuk yang bergema.
"Aku di sini."
Suara Kaito, itu lah yang di dengar oleh Sonoko setelah gemaan batuk tadi dan itu cukup untuk membuat Sonoko merasa lebih tenang.
"Kau di mana, Kaito?" Dengan gembira Sonoko menebarkan pandangannya di kegelapan. Berharap keajaiban matanya akan mampu menemukan sosok Kaito.
"Aku tidak yakin di mana posisi aku sekarang. Karena di sini sangat gelap dan tanganku seperti dalam keadaan terikat."
Kaito mendengus sejenak lalu tangannya bergerak-gerak mencoba untuk melepaskan ikatannya.
"Sonoko, jangan takut. Kau, tunggu lah sebentar. Aku akan melepaskan ikatan tali di tanganku terlebih dulu."
Suara gemerisik seperti gesekan terdengar dari arah suara Kaito. Beberapa saat setelahnya tampak tangan Kaito sudah terbebas dari ikatannya.
Kaito lalu menjentikkan jarinya dan kini pada tangan Kaito memancar sinar yang membentuk lingkaran cahaya kecil terbang di sekitar ruangan dan membuat seluruh ruangan menjadi terang.
"Maaf, aku terlambat melindungiku. Apakah kau baik-baik saja?"
Kaito berlari ke arah Sonoko yang terikat di sudut kamar tersebut lalu membuka ikatan pada tangan dan kakinya.
"Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu minta maaf."
Sonoko berusaha tersenyum sambil menggosok-gosok tangannya yang memerah.
"Kenapa kita ada di sini, Kaito? Dan ini ruangan apa?"
"Entah lah. Aku juga tidak tahu. Mungkin orang berjubah hitam tadi yang membawa kita ke sini."
Untuk sesaat Kaito menebarkan pandanganya ke sekeliling. Di ruangan itu, tempat mereka terjebak hanya ada satu pintu. Kaito berjalan ke arah pintu mencoba untuk membukanya tapi nihil karena pintu itu terkunci.
Tiba-tiba bau amis tercium di dalam ruangan. Baunya yang sangat kuat sampai membuat Sonoko dan Kaito merasa mual.
"Bau apa ini? Sangat amis dan menyengat."
Sonoko menutup hidungnya untuk mengurangi bau yang terhirup pernafasannya.
"Ini, bau darah." Kaito menjawab cepat.
"Da-darah? Kenapa? Di mana darah itu?" Sonoko menjadi panik bercampur jijik.
Kaito merenung sejenak lalu berkata:
"Kau pernah ke sini sebelumnya. Yah, aku ingat. Itu ketika kau terjatuh tepat di atas tubuhku. Apa kau lupa?"
Sonoko terkejut bercampur bingung.
"Aku? Pernah ada di sini?"
Lalu dalam fikiran bawah sadar Sonoko, peristiwa beberapa waktu lalu yang telah ia kubur jauh muncul lagi. Kenangan mengerikan akan sosok iblis berwujud manusia yang tidak pernah ingin ia imgat.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Vampire's Heart☆
DiversosMenceritakan tentang Ran Mouri. Seorang gadis biasa dan murid dari SMA Teitan yang terjebak di dunia Vampire, tepatnya di Land Darkness. Yang memaksanya harus berurusan dengan Prince Of Vampire. Land Darkness berada di bawah kekuasaan raja Vampire Y...