Langit malam dengan pemandangan kelap-kelip bintang yang bersinar terlihat indah di pandang mata. Jutaan bintang itu terlihat seperti berlompatan bermain penuh canda dengan bulan. Dan beberapa meteor yang menjatuhkan -dirinya- di atas sana, terlihat seperti letupan kembang api.
Awan gelap terpaksa dengan marah harus kembali ke balik malam ketika melihat bintang dan bulan yang sudah mendahuluinya menyapa langit. Angin sepoi yang bertiup, membuat daun di pohon bergerak pelan membentuk tarian malam dan suara burung malam yang bersahutan dengan binatang malam lainnya seperti membentuk paduan suara pada alam semesta.
Di kastil yang menjulang tinggi itu. Di sebuah korodor yang berukuran cukup besar dan berstruktur mewah, terlihat seseorang sedang berdiri di samping jendela. Yah, di sana tampak sesosok pangeran -Shinichi- dengan ketampanan yang luar biasa sedang memandang jauh ke langit di luar jendela sana.
Wajah tenangnya yang di terangi oleh bulan perak, seakan tak mampu menutupi aura kesedihan pada mata birunya. Dan, rambut hitamnya yang tertiup dimginnya angin malam, seolah menyempurnakan rasa beku pada tatapan matanya.
"Satu minggu lagi." Pangeran itu menggumamkan beberapa kata dengan nada pelan. Kini, kesedihan di matanya semakin terlihat jelas.
Dan jauh di belakangnya sana, terdengar suara langkah kaki yang sepertinya tidak terdengar oleh Shinichi yang masih terlalu asik bergelut dengan pesona langit malam.
Dari ujung koridor gelap tersebut, perlahan muncul seorang gadis -Ran Mouri-.
Dengan pelan, Ran melangkah ke arah jendela. Ia ingin memastikan siapa sebenarnya yang sekarang sedang berdiri di sana. Ran berfikir, mungkin saja orang itu merupakan pelayan yang juga tidak bisa tidur seperti dirinya.
"Pangeran?!" Ran tertegun ketika menyadari bahwa Shinichi lah yang saat ini sedang berdiri di jendela sana. Sejenak, ia amati sosok Shinichi yang terpantul oleh terangnya cahaya bulan.
Di bawah sinar pantulan bulan, wajah dan figur Shinichi terpahat begitu mengagumkan dan sempurna. Ran terpesona untuk beberapa saat. Perlahan dadanya mulai berdebar. Jantungnya berdegup terus-menerus.
Sebuah rasa yang tak asing tiba-tiba muncul di hatinya. Sebuah perasaan yang belum pernah ia rasakan tetapi seperti pernah ia alami sebelumnya. Sebuah moment yang seakan seperti pengulangan moment masa lampau dari rasa dejavunya.
"Orang itu? Kenapa aku seperti tidak merasa asing dengannya? Ada apa ini? Dengan perasaanku?"
Suara pohon yang mengkeret tertiup angin membuyarkan Ran dari keterpesonaannya akan objek di depannya. Buru-buru ia tampar pelan tangan dan kedua pipinya.
"Sadar, Ran. Sadar. Dia itu Vampir, bukan seseorang yang kau kenal ataupun dari masa lalumu. Ingat, tak ada satupun pria pada masa lalumu yang pernah masuk di hatimu." Ran menggerutu pelan, merutuki kebodohannya yang sempat tersihir oleh pesona Shinichi.
Setelah bisa menguasai diri dengan normal, Ran lalu berbalik untuk pergi. Ia berfikir, akan lebih baik untuk meninggalkan koridor ini dan menghabiskan insomnianya di sisi lain dari kastil ini saja daripada harus bertemu dengan pangeran arogan tersebut.
"Hey, kau, nona Ran."
Belum sempat Ran melangkahkan kakinya. Suara lantang Shinichi sudah terdengar memanggilnya di belakang sana.
"Ya, Pangeran, ada apa?" Ran dengan pelan membalikkan badannya ke arah Shinichi sambil membungkuk hormat dan menyunggingkan senyum keterpaksaannya. Sementara di dalam hatinya sana bermacam umpatan tak jelas, ia tujukan untuk Shinichi.
Shinichi diam, tidak berkata apapun. Ia hanya memandangi wajah Ran.
1 menit.....
2 menit.....
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Vampire's Heart☆
AcakMenceritakan tentang Ran Mouri. Seorang gadis biasa dan murid dari SMA Teitan yang terjebak di dunia Vampire, tepatnya di Land Darkness. Yang memaksanya harus berurusan dengan Prince Of Vampire. Land Darkness berada di bawah kekuasaan raja Vampire Y...