50. Kecemasan Duke Castle

178 22 0
                                    

Waktu telah menunjukkan lewat dari tengah malam. Setelah percakapan serius dengan suaminya di ruang kerja Duke Richard tadi, Lady Ery baru ingat bahwa semalaman ini ia belum melihat Ran. Ia lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar Ran. Meski mungkin saat ini Ran sudah tertidur pulas dalam istrirahatnya, Ery tetap memutuskan untuk melihat dan mengucapkan selamat tidur pada anak itu.

Ery mengetuk pintu Ran dengan pelan sesampainya di depan kamar Ran. Tak ada sahutan.

"Ran, ibu masuk, ya," ucap Ery lirih meminta izin sebelum tangannya memutar handle pintu yang ternyata tidak di kunci.

Kamar itu terlihat gelapa tanpa ada satu titikpun penerangan.

"Mengapa lampu tidurnya tidak kau nyalakan, Ran. Ataukah kau memang senang tidur dalam suasan gelap gulita? Atau rasa lelahmu membuatmu lupa menyalakan lampu kecil?"

Dengan perlahan Ery berjalan menuju ke arah meja di sisi kepala tempat tidur Ran, dan tangannya meraba di atas meja tersebut untuk menyalakan lampu kecil.

"Klikkk."

Cahaya redup mulai menerangi kamar tersebut, tapi---

"Lho, Ran di mana?"

Nyonya Ery terkejut ketika ia tidak mendapati Ran di ranjangnya.

Ery buru-buru keluar dari kamar dan berjalan menuju taman. Ia pikir, mungkin saja saat ini Ran sedang berada di taman menikmati langit tanah Vampire di malam hari. Akan tetapi sesampainya ia di sana, sosok Ran tak ada ia temui.

Ery meninggalkan taman berusaha mencari ke tempat yang lainnya, akan tetapi tetap nihir. Ran tak ada.

"Ran... Ran...."

Ery memanggil-manggil Ran, tak ada sahutan. Akhirnya Ery beranjak ke kamar salah satu pelayan yang ditugaskan untuk menjaga Ran.

"Celan." Ery memanggil dari balik pintu.

Celan yang baru saja akan merebahkan tubuhnya terkejut mendengar panggilan dari nyonya Ery. Ia tergopoh membuka pintu.

"Apakah kau melihat Ran? Kau tau ia sekarang ada di mana? Saat ini dia tak ada di kamarnya"

Nyonya Ery langsung menodongkan pertanyaan ketika pintu kamar terbuka.

"Nona Ran? Maaf nyonya, saya tak tau dia di mana, hanya saja----"

"Hanya saja apa?" Nyonya Ery bertanya tidak sabar.

"Ketika saya tadi telah menyelesaikan semua pekerjaan saya hari ini dan saya memutuskan kembali ke kamar saya lebih  cepat, saya melihat nona Ran sedang berdiri di depan ruang kerja Duke Ridhard. Dari jauh, saya bisa melihat air muka gadis itu tampak serius menempelkan pendengarannya pada pintu kamar itu."

"Apa?" Raut wajah Ery tiba-tiba berubah menjadi cemas. Ia lalu meninggalkan tempat itu dengan terburu dan perasaan khawatir. Apalagi ketika sesaat sambil lalu pandangannya ia lemparkan ke luar sana. Ke arah gerbang yang di selimuti kegelapan malam yang pekat.  Rasa ketakutan langsung menjalar.

Dengan kedua tangan, nyonya Ery menutupi wajahnya. Ia tiba-tiba menangis. Rasa khawatir dan kecemasan akan keadaan Ranmembuat nyonya Ery tak bisa menahan emosionalnya.

"Ran, kemana sebenarnya kau pergi? Akankah kau dan mereka akan saling bertemu? Dan ketika kalian telah bertemu, apakah kalian akan saling berhadapan lagi satu sama lainnya?"

Nyonya Ery menggigil membayangkan tentang sesuatu yang lebih buruk kemungkinan akan segera terjadi.

Nyonya Ery tahu betul ketika tiga orang tersebut saling berhadapan maka kejadian masa lalu tak akan pernah bisa terhindari lagi. Pertemuan takdir itu pasti akan membangunkan masing-masing jiwa mereka yang selama ini tersegel dalam raga reinkarnasinya.

Dan apabila pertemuan takdir tiga orang ini saling berhadapan, pastilah itu akan membuat segel Raja iblis yang telah di tancapkan dengan pengorbanan nyawa malaikat cahaya ribuan tahun lalu akan terlepas sehingga membuat ia bangkit lagi dengan kekuatan yang lebih maha dahsyat bahkan bangunnya malaikat cahayapun dari raga reinkarnasinya sangat kecil untuk bisa melumpuhkan raja iblis lagi.  Bila malaikat Cahaya saja tidak mampu menghadapi kekuatan raja iblis, artinya para manusia vampir dan manusia murni selamanya akan berada dalam takdir kegelapan. Dan jika itu terjadi, artinya sekali lagi sejarah akan berulang, di mana masa kegelapan tak alan pernah berakhir kecuali dengan perngorbanan kembali dari reinkarnasi malaikat cahaya, itu artinya Ran harus.....??"

Ery berlari secepat mungkinbke kamarnya, bayangan dan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi, tak sanggup rasanya tertampung oleh otak dan pikirannya.

"Ery, ada apa? Kenapa kau berlarian begitu? Wajahmu juga terlihat sangat pucat?"

Duke Rirchad memanggil istrinya heran ketika ia lihat Ery masuk ke kamar dengan tergesa

"Suamiku... suamiku... gawat... huuuhh.. huusss..."

Dengan suara terengah dan nafas yang belum normal, Ery menghampiri suaminya. Dan air mata langsunf tumpah ketika ia telah benar-benar ada di dekat Duke Richard.

Duke Richard semakin heran dengan tingkah laku istrinya.

"Ada apa?" Duke Richard bertanya dengan cemas.

Ia bawa istrinya untuk duduk di tepi tempat tidur. Sementara Ery mencengkeram ujung kemeja suaminya dengan tangan gemetar. Wajahnya di penuhi rasa khawatir dan takut.

"Ran, sepertinya ia mendengar obrolan kita di ruang kerja tadi. Dan----"

Ery terdiam, matanya beralih ke sepanjang jalan yang gelap dan jauh di luar sana.

Duke Richard mengikuti tatapan Ery yag terlihat gelisah.

'Dia pergi dari kastil kita. Sepertinya ia pergi ke tanah bayangan untuk menyusul pangeran dan mencari sahabatnya."

"Apa kau bilang?"

Duke Richard berteriak kaget mendengar ucapan istrinya barusan.

"Kau tak salah bicara kan istriku?"

Ery hanya mengangguk lemah.

"Kalau begitu segera kita minta para penjaga untuk menyusuri hutan shiromori agar mereka Ran dapat segera di temukan sebelum ia mencapai ke tanah bayangan."

Duke Richard lalu memanggil beberapa penjaga dan menugaskan mereka untuj segera pergi malam ini juga ke tanah bayangan. Setelah mendapat perintah dari tuannya, para penjaga yang telah terpilih dan memang di persiapkan untuk hal-hal darurat langsung pamit meninggalkan kastil dan berpencar untuk mencari Ran di jalan yang gelap dan pekat di luar sana.

"Suamiku, bisa kah kita menemukannya tepat waktu? Sebelum ketiga orang itu saling bertemu dan berhadapan?"

"Entahlah. Saat ini mungkin kita hanya bisa mengandalkan keberuntungan saja. Kalaupun takdir tak bisa di cegah, berharaplah semoga kisah 2000 tahun yang lalu akan berakhir di sini dengan akhir yang baik."

Ery terdiam mendengar ucapan lesu dari suaminya.

Sementara angin malam di luar sana terus bertiup dan menderu.

Pandangan Duke Richard tertuju ke satu arah asal angin malam berhembus. Sebuah ketakutan yang tak terlihat bergemuruh kuat di hatinya. Ketakutan akan sebuah tragedi. Tragedi dari cinta antar malaikat, iblis serta ras manusia Vampire. Tragedi yang membawa umat manusia pada kegelapan yang mengerikan.

"Istriku, sekarang kau bersiaplah. Malam ini juga kita akan pergi ke istana untuk menemui raja dan para tetua."

Duke Richard berkata sebelum ia pergi meninggalkan istrinya yang masih terdiam cemas.
***

^bersambung^

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang