Lamaran Kaito (Part -42)

458 26 5
                                    

Ruangan sepi yang beraromakan sumpek tersebut tiba-tiba saja di hujani ribuan kelopak mawar tepat setelah selesainya ucapan Kaito yang mengajak Sonoko untuk menikah. Tentu saja wangi mawar dan hangatmya sedikit cahaya matahari di ruangan itu menimbulkan bau wangi yang mampu menutupi aroma anyir pada ruang yang tadinya terlihat gelap, mencekap dan menyedihkan.

"Sonoko, menikahlah denganku."

Sekali lagi, Kaito berucap sambil memegang erat kedua tangan Sonoko.

Sonoko tersipu, wajahnya memerah seketika. Bagaimanapun ini adalah pertamakalinya ia mendapatkan lamaran secara langsung dari seorang pria. Dan wajar saja, perasaan malu akhirnya tak mampu ia sembunyikan.

Dengan ragu-ragu Sonoko mengangkat kepalanya untuk menatap langsung ke dalam mata Kaito.

Kaito masih berdiri di depanya, menatapnya hangat dengan seutas senyuman hangat pula. Ekspresi yang tergambar pada wajah Kaito dan terlihat oleh mata Sonoko adalah gurat kebahagian dari seorang Kaito di depannya kini tanpa Sonoko sadari bahwa di dalam sana, jauh di hatinya. Terdapat luka dan kesakitan tepat dengan ucapan "lamaran" tadi keluar dari mulutnya.

Pada dasarnya Kaito memang merasakan luka karena ketika ia sadar bahwa Sonokolah yang kini ia lamar dan harus ia nikahi, bukan Ran, si gadis cinta pertamanya.

Untuk mengurangi rasa sakit tersebut dan agar Sonoko tidak merasa sungkan, Kaito berusaha bersikap dan tersenyum sealami mungkin. Dalam ilusinya, bayangan Ran ia hadirkan d depannya menggantikan sosok real Sonoko yang saat ini bersamanya.

"Bagaimana? Kau tak keberatan, kan menikahi aku?"

Kaito menatap lembut ke Sonoko.

"A-- aku----,"

Sonoko tergagap.

"I--- iya, a-- aku-----,"

"Wah ... wah ... wah ....!! Sepertinya kalian sedang bersenang-senang, bukan?"

Suara dingin dari Gin yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu ruangan tersebut, bergema nyaring dan dingin seperti membekukan lidah Sonoko yang tadi akan berucap.

Dengan seringai mengejek nan kejam, Gin berjalan masuk. Senyuman dingin yang terpatri di bibirnya seperti menyiratkan ribuan perasaan benci akan pemandangan yang ia lihat saat ini. Sebuah pemandangan di mana tangan Kaito masih memegang erat pada tangan Sonoko.

Kaito langsung menegakkan berdirinya dan tangannya dengan gesit menarik Sonoko untuk bersembunyi di balik punggungnya.

"Apalagi yang kau inginkan?" tanya Kaito tajam.

Mendengar ucapatan tajam dan dingin dari Kaito, Gin langsung menyeringai. Akan tetapi seringainya kali ini terlihat lebih berbeda dari biasanya yang selalu menunjukkan seringai kekejaman iblis. Pada senyuman Gin kali ini tampak menggambarkan perasaan hati yang menyedihkan. Sebuah perasaan pahit yang tetbalut dalam aura kemarahan dan dendam. Rambut panjang Gin yang berwarna silver, ia biarkan tergerai begitu saja sehingga menutupi sebagian wajah dan matanya. Seolah geraian tambut silber tersebut berusaha menyembunyikan berbagai emosi yang tampak di wajahnya.

"Kau harus tahu, hal yang paling aku benci di dunia ini adalah cinta dan perasaan senang dari pasangan yang sedang jatuh cinta."

Suara dingin Gin terdengar lagi di ruangan tersebut.

"Perlu kalian ketahui, bocah temgik. Cinta itu awal dari munculnya benih perselingkuhan. Cinta itu merupakan omong kosong dengan janji-janji selamanya bersama dan hidup bahagia akan tetapi lidah yang membuat janji akan kenikmatan cinta itu juga yang sering kali mengingkarinya dengan melakukan sebuah penghianatan besar. Dan aku sangat membenci hal itu!"

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang