Sonoko & Kaito (Part -41)

372 28 0
                                    

Ruangan sempit yang masih berbau anyir tersebut terlihat menjadi lebih terang ketika sinar matahari jam sembilan pagi mulai memaksakan cahayanya masuk lewat celah jendela di atas sana.

Kaito memperhatikan dengan cermat wajah Sonoko yang masih tertidur pada lantai dingin di sisinya. Tatapan Kaito tampak mengekspresikan kesedihan dan penyesalan yang mendalam.

"Maafkan aku," desis Kaito pelan.

Ia pandang wajah tidur Sonoko lalu ia angkat dengan lembut kepala Sonoko yang masih lelap dan ia letakkan di pangkuannya.

Kaito kembali mengingat apa yang ia lakukan pada gadis polos di pagkuannya ini beberapa waktu lalu.

Kaito sadar bahwa kala itu ia telah melakukan hal yang sangat mengerikan pada Sonoko. Dia telah meghisap darah Sonoko, seorang manusia murni yang seharusnya pantang ia lakukan sebagai klan vampire. Ia melukai gadis lugu yang tidak bersalah dan tidak tahu apapun akan aturan dunia vampire hanya demi kelangsungan hidupnya.

Tangan Kaito terulur ke wajah Sonoko, mengelus pelan dahi Sonoko. Ia mengutuki dirinya sendiri yang semalam terlalu haus darah dan tidak bisa mengendalikan sisi iblis pada tubuhnya.

Kaito sadar, saat ini gadis di hadapannya telah kehilangan banyak darah atas ulahnya saat itu dan itu pasti membuat Sonoko akan menjadi lemah atau bahkan bisa saja jatuh sakit. Membayangkan semua kemungkinan buruk tersebut membuat penyesalan pada Kaito.

Bukan hanya itu penyesalan yang Kaito miliki, akan tetapi lebih dari itu, penyesalan terbesarnya adalah ketika ia sadar bahwa ia akan kehilangan Ran, cinta pertamanya untuk selamanya.

Sebelah tangan Kaito tiba-tiba meremas bagian dadanya sendiri.

Terasa sakit di sana, itulah yang ia rasakan ketika ia sadar bahwa kini ia harus melepaskan Ran dari jangkauan tangannya.

"Gadis ini, bagaimanapun aku harus bertanggungjawab padanya, aku harus menikahinya," desah Kaito sendu sambil menatap sayu pada Sonoko.

"Bagaimanapun, akulah yang telah menghisap darah Sonoko jadi aku harus bertanggungjawab atas kelangsungan hidupnya."

Kaito menengadahkan pandangannya. Sesaat ia lemparkan tatapan ke arah matahari yang yang masih mengintip di sudut jendela kaca tersebut.

"Ran!"

Tangan Kaito terangkat seperti berusaha menangkap sinar matahari yang tepat mengarah di telapak tangannya.

"Kenapa kisah kita harus betakhir seperti ini? Belum juga bunga kita mekar, akan tetapi takdir sudah memaksanya untuk gugur ke genangan darah merah. Belum sempat aku mengembalikan ingatanmu ke sepuluh tahun silam akan tetapi ikatan kita sudah terputus tanpa kau bisa melihat benang merah tersebut telah terikat di jarimu."

Seperti sedang menjaring cahaya, telapak tangan Kaito menutup dan menggenggam erat. Genggaman tersebut seolah enggan melepaskan cahaya yang terjaring dalam genggamannya.

"Ran! Apakah benar-benar sudah berakhir? Apakah benar sudah tak ada jalan lagi untuk kisah kita yang belum di mulai ini?"

Kaito menarik tangannya dan membawanya ke dadanya.

"Cahayamu ini, akan selalu aku simpan di sini, Ran, di hatiku. Agar kelak bila aku sudah benar-benar tidak punya jalan lagi bersamamu, dan ketiika sihirku sudah tak mampu lagi menciptakan jalan untuk penyatuan kita dan ketika walaupun aku harus menikahinya, akan tetapi hangatmu masih tetap mampu menyelimuti hatiku."

"Uu... uhh ... Ka-- Kaito....."

Sonoko terbangun. Matanya sedikit mengernyit ketika sinar matahari menyorot langsung di wajahnya. Buru-buru ia angkat tangannya untuk melindungi wajahnya dari tancapan cahaya silau tersebut.

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang