Malam menyapa, di ruangan yang terang oleh cahaya lampu kristal itu di selimuti keheningan. Hanya suara detak jantung yang terdengar dari atas ranjang mewah itu.
Di ranjang itu, sosok pangeran masih terlihat terbaring damai dengan lipatan handuk kecil di dahinya. Wajah diam dan helaan nafasnya yang bergerak teratur, menggambarkan bahwa ia sedang menikmati tidur malamnya.
Di kamar yang sepi itu, tak ada siapapun yang tampak selain sosok pangeran seorang diri.
"Tik .. tik..."
Terdengar detakan jarum jam dinding yang tiba-tiba berbunyi menandakan sekarang ini sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Tubuh Shinichi terlihat sedikit bergerak, lalu menggeliat. Pelan ia gosok matanya yang agak merah. Suara jam yang terdengar nyaring di kamar itu sepertinya membangunkan tidur Shinichi.
Masih setengah sadar dan dengan kepala yang berat Shinichi berusaha membuka matanya.
"Malam?"
Shinichi berusaha untuk duduk.
"Pluk."
Shinichi terkejut, ketika ia bangun selembar kain kecil jatuh dari dahinya. Shinichi lalu meraih kain tersebut.
"Handuk? Siapa yang meletakkannya di dahiku?"
Shinichi nemandangi handuk tersebut dengan bingung, lalu ia tebarkan pandanganya ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa.
Shinichi diam sesaat, mencoba mengingat kejadian beberapa waktu sebelum ia tidur. Setelah beberapa saat ia tarik nafas dalam-dalam ketika ia mengingat kembali kejadian sebelum ia tidur.
"Iya, ya. Karena patah hatiku yang dalam, Aku kemarin sampai berani menantang hujan dan mengajaknya berduel seharian. Air hujan sepertinya masih enggan bersentuhan dengan tubuhku. Mungkin itu yang membuat aku jadi merasa tidak enak badan lalu seseorang harus merawatku dengan handuk kecil ini."
Shinichi menatap lemah ke handuk yang masih ada di tanganya.
"Hahaha.... Lucu, ternyata hujan saja masih belum mampu aku kalahkan. Lalu bagaimana, hatiku bisa dengan angkuhnya ingin bertarung dengan perasaanku sendiri?"
Shinichi meringis miris.
"Tapi? Siapa yang merawatku tadi?"
"Ran??"
Nama dan bayangan wajah Ran langsung terlintas di benak Shinichi.
"Mungkin kah dia? Tapi, sepertinya itu tak mungkin."
Shinichi berusaha menyangkal fikirannya sendiri. Di saat otaknya berusaha memberikan sangkalan, hati Shinichi seperti mengalirkan perasaan hangat. Shinichi faham meski otaknya menolak fikirannya tadi akan tetapi hatinya memiliki harapan sebaliknya.
Hatinya berdoa bahwa Ran lah yang tadi merawatnya. Dengan memikirkan iu saja, aliran hangat terasa menjalar di tubuh Shinichi.
Pelan, senyuman kecil tercipta dari bibir Shinichi yang masih sedikit pucat. Beberapa saat senyum itu perlahan memudar bersamaan dengan sudut mata Shinichi yang tidak sengaja menangkap secarik kertas kecil yag terlipat di meja samping ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Vampire's Heart☆
AcakMenceritakan tentang Ran Mouri. Seorang gadis biasa dan murid dari SMA Teitan yang terjebak di dunia Vampire, tepatnya di Land Darkness. Yang memaksanya harus berurusan dengan Prince Of Vampire. Land Darkness berada di bawah kekuasaan raja Vampire Y...