Dua Cinta Dua Luka (Part- 28)

498 42 4
                                    

Beberapa hari kemudian
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ran terlihat berkeliaran di taman bunga sendirian. Dari wajahnya tergambar kecemasan. Ia tidak bisa melepaskan fikirannya pada perilaku betolak belakang yang di tunjukkan Shinichi beberapa hari lalu.

Apalagi setelah kejadian -kencan seharinya- bersama Shinichi saat itu. Tepat dari setelah mereka selesai bermain ketika itu. Mulai malam itu juga, mimpi yang sama berturut-turut mampir ke tidur malam Ran.

Mimpi tentang Pangeran Shinichi bersama dirinya atau mungkin bisa di katakan bersama dengan seorang perempuan bersayap cahaya yang sangat sangat mirip dengannya.

Mimpi yang jalan ceritanya hampir selalu sama tiap malamnya. Tentang kebersamaan gadis bersayap dengan Pangeran dan di akhiri dengan gambaran sebuah pedang perak yang tajam dan berkilau tertancap di dada Pangeran. Lalu malam berikutnya akan tergambar situasi sebaliknya.
Pedang perak tersebut masih tertancap dengan darah merah di dada, akan tetapi kali ini tertancap pada dada gadis yang mirip dirinya.

Selalu mimpi yang sama dengan di akhiri tragedi pada mereka secara bergantian. Begitulah seterusnya dalam beberapa malam ini.

Mimpi itu sangat mengganggu hati Ran. Meski ia merasa jengkel dengan pangeran tapi ia juga tak bisa menyangkal bahwa hatinya ikut mencemaskan keadaan pangeran.

Bagi Ran mimpi yang ia alami kali ini pasti membawa pesan sangat penting dan berbahaya. Itulah sebabnya, Ran sangat ingin bisa berbicara langsung dengan pangeran, tapi apa itu mungkin?

Sejak saat itu sampai beberapa hari ini, pangeran berubah dengan begitu tiba-tiba.

Apabila pangeran berpapasan dengan Ran, ia selalu berusaha untuk meghindar ataupun memutar jalan. Hanya agar tidak berpapasan langsung dengan Ran.

Meskipun apabila sudah terlanjur berpapasan langsung satu dengan lainnya. Ran selalu menghadapi tatapan mata dingin dari Pangeran.

Dan saat ini, Ran di perintahkan untuk mengikuti aturan kerajaan. Yakni menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengan pangeran. Ia hanya boleh kembali mengangkat kepalanya apabila sosok pangeran sudah tidak terlihat lagi dari matanya sama seperti yang biasa di lakukan oleh pelayan lainnya.

Setelah agak lama berkeliling membawa fikiran kacaunya. Ran lalu duduk di salah satu kursi di taman itu. Ia sangat ingin menceritakan dan menanyakan perihal mimpinya pada Shininichi.

Ran ingin mendekati Shinichi hanya untuk itu tidak ada maksud lainnya akan tetapi Shinichi seperti sengaja mendorong Ran menjauh darinya, dan ini membuat Ran sedikit bersedih.

"Hei, Ran!!" Kaito tiba-tiba berteriak di telinga Ran.

Ran berbalik menatap Kaito, matanya masih menggambarkan kesedihan.

"Kau kenapa? Aku sudah dari tadi memperhatikamu. Kau terlihat sedang merenung sedih." Kaito sedikit mengernyitkan keningnya.

"Apa ada yang mengganggu suasana hatimu?"

Ran tersenyum masam.

"Tidak ada."

"Bohong. Kau menyembunyikan sesuatu, Ran. Apa kau tidak percaya padaku?" Dengan suara agak keras, Kaito melirik ke arah Ran.

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang