Air mata Ran (Part- 39)

463 33 2
                                    

Ruangan itu masih terlihat gelap dan tetap si liputi dengan keheningan yang mencekam.

Sonoko juga masih memandangi Kaito dengan ekspresi terkejut. Jantungnya berdegup kencang, seolah akan melompat keluar dari dadanya.

"Me-- menikahi Kaito? A--- aku di minta menikahi Vampire keren ini?"

Sonoko semakin dalam dan tajam memandangi Kaito yang juga menatapnya dengan serius. Bola mata Kaito yang sudah berwarna merah menyala, menatap lurus ke mata Sonoko di hadapannya.

"Ka--- Kaito! A-- apa yang kau katakan tadi? A-- apa kau serius dengan ucapammu tadi?"

"Aku serius," jawab Kaito lantang.

"Mengapa?" tanya Sonoko penasaran.

"Mengapa aku harus menikahimu?"

"Itu karena .... karena ....."

"Uhh ... hukk ... hukk...."

Kaito tiba-tiba mencengkeram dadanya.

"Ka-- Kaito, ka-- kau kenapa?"

"Ba-- bagaimana, Sonoko?"

Bukannya menjawab kecemasam Sonoko. Kaito malah balik bertanya pada Sonoko.

"Apakah kau siap menikah denganku? Apa kau mau menikah dengan spesies Vampire?"

"A-- apakah hal itu akan membuat kau tidak kesakitan lagi?" tanya Sonoko ragu-ragu.

"Iya," uhhkk...."

Kembali Kaito mencengkeram dadanya yang terasa semakin sakit.

"Baiklah," jawab Sonoko tiba-tiba dengan suara lantang dan yakin.

Kaito yang masih kesakitan terkejut mendengar jawaban Sonoko. Ia dongakkan kepalanya. Dengan ekspresi tidak percaya ia menatap tajam ke wajah Sonoko. Sonoko tersenyum sambil mengangguk

"Crasss..."

Sonoko merasakan tangan Kaito yang bergerak secepat angin menarik tubuhnya hingga terjatuh pelan ke lantai. Untuk sesaat Kaito menatap Sonoko yang sudah ada di bawahnya. Sebelum akhirnya, ia bungkukkan tubuhnya dan mengarahkan mulutnya ke bagian atas pundak Sonoko.

Ia apit sedikit di bagian pundak Sonoko dan mata merah Kaito kembali menyala beringas ketika wangi darah segar mulai terendus dari hidung Vampirenya.

Dengan nafas yang terengah-engah seperti orang sekarat, Kaito membuka mulutnya untuk memperlihatkan giginya yang mulai mengeluarkan taring.

"Ka--- Kaito ....."

Sonoko membelalak pucat. Walaupun Sonoko sendiri yang mengizinkan Kaito untuk menghisap darahnya, akan tetapi Sonoko tidak bisa memungkiri rasa takut yang tiba-tiba datang melihat taring dan sosok Vampire Kaito.

"Maaf, Sonoko. Aku tidak bisa mengendalikan diriku lagi."

Suara Kaito terdengar berat dan putus asa. Ia seperti sudah kehilangan jalan lain dan tidak punya pilihan lagi.

Wajah Kaito perlahan turun dengan taring gigi yang semakin terlihat menonjol, perlahan dan perlahan taring tersebut mendekati sekitaran atas pundak Sonoko.

Sonoko menjadi gemetar dan merasa lemas ketika dinginnya taring tersebut menyentuh kulit atas pundaknya.

"Chapp."

Kedua taring Kaito menancap pada bagian leher atas pundak Sonoko. Tenggelam menembus dalam ke kulit yang membuat darah segar berwarna merah cerah, mengalir keluar.

Wangi darah tersebut seolah merangsang insting Vampire Kaito yang sedang haus darah.

Kaito mencengkeram pundak Sonoko lebih kuat lagi. Seperti habis menahan haus yang cukup mendahagakan, Kaito telan, isap dan jilat-jilat setiap tetesan darah panas yang mulai memuaskan rasa laparnya .

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang