Ciuman Terakhir (Part- 26)

687 47 7
                                    

Di benteng kastil, Shinichi berdiri menghadap ke matahari. Sinar matahari yang panas tidak mampu memyembunyikan ekpresi sedih yang tergambar pada wajah Shinichi.

Angin yang berhembus kencang meniup pepohonan pinus di sekitar kastil. Menciptakan suara yang keras seolah desiran tersebut merupakan bentuk jeritan pepohonan yang menangkap pertanda bencana besar akan segera datang.

Jubah beledru berwarna biru gelap yang Shinichi kenakan berkibar. Terombang ambing di bawa angin. Di sana, Shinichi terlihat bak patung porselin yang bermandikan panasnya matahari.

Beberapa meter dari tempat Shinichi menantang matahari, Ran muncul dari tangga. Ia melangkahkan kakinya mendekati Shinichi. Gaun pink keunguan yang ia pakai berkibar-kibar lembut tersapu angin kencang.

"Pangeran, saya datang." Ran menyapa pangeran.

"Maaf, Pangeran. Mengapa anda memanggil saya?" Ran bertanya lagi.

Shinichi hanya diam. Ia lalu membalikkan tubuhnya. Ia tatap Ran yang berada beberapa meter di hadapannya dengan perasaan sedih dan kacau.

Shinichi mencoba untuk mengembangkan senyumnya meski yang keluar hanyalah sebentuk senyuman yang pucat. Ia seakan berusaha untuk menghapus dan menyembunyikan kesedihan hatinya.

"Kau di sini? Terimakasih karena kau tidak menolak undanganku."

Suara Shinichi terdengar sangat lembut melayang terbawa angin. Cahaya matahari masih memancarkan sinarnya pada sudut wajah kesakitan Shinichi.

"Ran, kenapa hanya berdiri di situ? Kemarilah," panggil Shinichi dengan lembut.

Ran terdiam sesaat. Ia tatap Shinichi yang masih tersenyum untuknya. Ran merasa belum pernah melihat pangeran dengan ekspresi seperti sekarang.

Sebuah ekspresi kesakitan yag sangat jelas tergambar di wajah Pangeran. Sebuah ekspresi dengan senyuman pucat dan palsu. Sebuah ekspresi yang seolah-olah sengaja Pangeran ciptakan untuk menekan rasa sakit yang begitu besar.

Ran tersenyum lembut berusaha untuk membalas senyuman Pangeran. Ia lalu melangkah lebih mendekat pada Pangeran.

"Apa ada yang salah dengan Pangeran?" Ran meneliti wajah Shinichi sambil menyidik.

Masih dengan senyuman pucatnya, Shinichi menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada."

"Tapi---," sahut Ran

Shinichi langsung meletakkan jarinya di bibir Ran sebelum Ran sempat meneruskan ucapannya.

Ran terkejut dengan tindakan Shinichi. Baru saja Ran akan mebuka mulutnya lagi, Shinichi sudah mendahului menarik tubuh Ran dan memeluknya sangat erat.

"Jangan mengatakan apa-apa. Biarkan saja seperti ini, oke!" Bisik Shinichi ketika ia rasakan tubuh Ran berontak ingin melepaskan dirinya.

Ran terdiam, sangat jelas ia bisa mendengarkan detak jantung Shinichi yang terasa memburu dengan cepat. Ran lalu melemaskan tubuhnya .

Kini, ia biarkan tangan Shinichi mengunci tubuhnya. Shinichi meraih kepala Ran dan membenamkan dengan lembut wajah itu di dalam pelukannya. Ran hanya bisa terdiam tidak mengerti.

"Biarkan aku hari ini bersamamu. Satu hari saja." Shinichi berbisik pelan di telinga Ran.

*****

"Wah, tempat ini sangat indah." Ran berseru dengan kagum.

"Pangeran, aku tidak tahu bahwa di kerajaan Vampire ada tempat sebagus ini." Ran terus saja memandang takjub ke telaga yang ada di hadapannya.

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang