Fruits Festival (Part-33)

429 32 3
                                    

"Sonoko! Ini terlalu berat." Kaito menggerutu nyaring sambil membawa banyak keranjang buah di tangannya.

Sonoko tidak menyahut. Dengan cuek ia terus saja berjalan tanpa memperdulikan keluhan dan rengekan bocah di sampingnya itu.

Sesekali Sonoko menghentikan langkahnya untuk sekedar melihat-lihat berbagai jenis buah unik yang di jual di sepanjang jalan.

"Hey, Sonoko!! Apakah kau mendengarkanku?" teriak Kaito kesal.

"Ha?" Sonoko menoleh ke arah Kaito, berpura-pura terkejut.

"Kenapa kau memanggilku, Kaito? Dan juga, bukannya tadi sudah aku minta agar kau memanggilku Ran saja selama aku bercosplay sebagai Ran."

Kaito memiringkan kepalanya. Melongo ke arah Sonoko dan bersiap untuk menjawab ucapan Sonoko.
Tapi belum sempat ia menjawab, sudah terdengar seruan girang Sonoko.

"Kaito! Coba kau lihat itu. Buah itu warna dan bentuknya sangat lucu. Pasti rasanya juga enak. Ayo kita lihat ke sana."

Tanpa memperdulikan Kaito yang kesusahan membawa keranjang buah, Sonoko menyeret paksa tangan Kaito.

"Berapa lama lagi kau ingin belanja."

Sambil terengah-engah dengan bawaan banyak buah di tangannya. Kaito menjejeri langkah Sonoko.

"Sebentar lagi," sahut Sonoko dengan tangan yang masih memilih-milih  buah-buahan segar.

Kaito merengut. Tumpukan keranjang buah di tangannya tiba-tiba saja ia lepaskan dengan sengaja. Sehingga buah-buah tersebut jatuh dan berhamburan di tanah.

"Kaito!!."

Sonoko terkejut melihat keranjang buah yang jatuh. Akan tetapi Kaito cuek saja tetap membiarkan buah  tersebut berada di tanah.

"Bisakah kau hentikan acara belanja buah-buahan ini?" ujar Kaito kesal.

"Kau tahu, aku mengajakmu ke sini bukan untuk memborong banyak buah tapi tadinya aku ingin memperlihatkan suatu tempat padamu. Sebenarnya lebih tepatnya pada Ran. Sayang sekali dia malah yang tidak bisa ikut."

Suara Kaito kini  terdengar melemah dan penuh kekecewaan.

Sonoko menatap Kaito sekilas.

"Oke, oke. Belanjanya kita sudahi saja. Tapi kita kumpulkan dulu buah-buahannya."

Sonoko lalu membungkuk untuk memungut buah-buahan tersebut. Tentu saja Kaito akhirnya ikut memunguti buah tersebut juga.

"Sebenarnya tempat apa yang ingin kau tunjukkan pada Ran itu?"

Sonoko bertanya setelah mereka selesai memungut semua buah yang jatuh tadi.

"Tunggu, tunggu. Sepertinya kau? Benar kan? Apa kau...??"

Dengan tersenyum-senyum usil Sonoko menatap wajah Kaito.

Kaito yang menyadari arah pertanyaan Sonoko jadi memerah tapi tak urung senyuman simpul yang malu-malu megembang juga di bibirnya.

"Yah, kau benar. Aku memang menyukai Ran."

"Heheheeee, sudah aku duga. Ketika tadi Ratu memohon pada Ran untuk menjaga pangeran yang sedang sakit, di wajah jelekmu itu langsung tercetak raut cemburu dan kekecewaan"

Sonoko berseloroh, menggoda kaito sambil menunjuk pelan ke wajahnya.

"Be-benar kah? Apa mungkin Ratu menyadari perubahan wajahku juga? Waduh, gawat."

Dengan panik Kaito menepuk-nepuk acak wajahnya.

"Sudahlah, kau tak perlu berlebihan begitu. Aku rasa meski tadi air mukamu sangat jelas tercetak rasa kecewa tapi ratu pasti tidak akan meyadarinya sebab ratu kan dalam keadaan mengkhawatirkan kondisi pangeran. Orang yang dalam situasi cemas biasanya tidak mempunyai kefokusan untuk memperhatikan orang lain."

☆ Vampire's Heart☆ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang