69. PARENTS

7.9K 392 33
                                    

Typo dimana-mana :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo dimana-mana :)

Happy Reading 💜💙💚💛

-----------------------------------------------------------

Daffa duduk disebuah bangku, ya, hanya ada bangku itu di tempat ini. Dia tidak tau dimana tempat ini, tapi dia dapat merasakan ketenangan dan dirinya juga tidak merasakan sakit disini.

Daffa duduk di bangku itu hampir dua puluh menit, sambil menutup mata menikmati angin yang berhembus di wajahnya.

"Ayah."

Daffa membuka mata saat ada seseorang memanggil 'ayah'. Seingatnya disini tidak ada orang selain dirinya.

Daffa dapat melihat anak kecil yang begitu mirip dengan dirinya, tapi hanya bibirnya yang berbeda. Bibir anak kecil itu mirip dengan Delia.

"Delia." gumam Daffa saat melihat bibi anak kecil itu.

Anak kecil itu berdiri di depan Daffa. "Balik, yah! Jangan buat bunda nangis terus!"

Daffa sangat bingung dengan perkataan anak kecil itu. "Ayah? Bunda?"

"Bunda nangis?" tanya Daffa menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.

"Itu." Daffa mengikuti arah tunjuk anak kecil itu, jari kecilnya itu mengarah pada langit. Tiba-tiba Daffa dapat mendengar suara Delia yang teriasak sembari memintanya untuk bangun.

Anak kecil itu berjalan menjauhi Daffa, itu membuat Daffa menyerit bingung. "Kamu mau kemana?"

"Aku mau ketemu bunda. Ayah jangan lupa balik, ya? Jangan bikin bunda nangis terus." setelah mengucapkan itu anak kecil itu langsung menghilang dibalik cahaya yang menyilaukan mata Daffa.

Dari situ Daffa langsung terdiam. Diam memikirkan perkataan anak kecil itu.

****

"Au." ringis Delia memegang perutnya.

Laras dan Irene yang sedang menemani Delia di rumah pun langsung panik.

"Kenapa?"

"Sa-sakit." ucap Delia memejamkan matanya sambil memegang perut bawahnya.

"Telpon kak Reno." Laras langsung mengambil handphone nya dan menelpon Reno.

"Ha-halo, kak."

"Iya? Ada apa, Laras?"

"To-tolong." ucap Laras tidak jelas karena panik.

"Kenapa?"

"Cepet ke sini, kak."

"Tenang, oke? Sekarang kakak ke sana, tunggu 5 menit."

Tut.

Telpon itu langsung dimatikan oleh Reno, dan kini Laras dan Irene menenangkan Delia sambil mengelus-elus perut buncitnya Delia.

Daffa's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang