17. PULANG BARENG

11.3K 552 7
                                    

Typo dimana-mana hatiku senang :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo dimana-mana hatiku senang :)

Happy Reading 💜💙💚💛

-----------------------------------------------------------

Sejak kejadian Viska ngebully Delia, Viska tidak lagi kelihatan. Dia seperti ditelan bumi.

Kringg.. Kringg..

Bel istirahat berbunyi, membuat semua murid bubar dari kekas dan berjalan ke kantin. Saat itu juga kanting sangat ramai, semua murid pada mengisi perutnya yang dari tadi minta diisi. Seperti Daffa dkk dan Delia dkk yang sudah duduk di bangku yang sudah disediakan sekolah.

"Kalian pada mau pesen apa ni? Abang ganteng dan baik hati ini siap memesankan pesanan kalian." Kata Melvio, langsung mendapatkan jitakan dari sang kembaran.

"Aduh, Abang jahat sama Aa'." Kata Melvio dramatis.

"Kakak beda banget sama kak Melvin." Kata Via

"Beda gimana, cantik?"

"Hmm, modus lo." Angga menyodorkan kepala Melvio.

"Ya beda. Kak Melvin pendiam terus dingin, kalo kak Melvio pencicilan, jail, sama suka modus." Kata Via polos, semua yang ada disana tertawa kecuali Daffa, Melvin, dan Dana cuma terkekeh kecil.

Semua siswa yang ada dikantin memusatkan penglihatannya ke arah meja Daffa dkk dan Delia dkk. Dan melihat bagaimana The Most Wanted tertawa.

"Ya ampun, ganteng banget sih Rafka kalo ketawa."

"Cute banget sih Arka."

"Ihh,,, ganteng banget kakak yang pakai jaket warna merah itu."

"Ya Tuhan biarkanlah aku terus melihat bagaimana sang pangeran ketawa."

Masih banyak lagi... Bahkan ada yang mengabadikan kejadian ini di handphonenya.

"Hahaha, baru kali ini ada yang bilang lo modus di depan lo. Hahaha.." Kata Rafka yang terus ketawa tiada hentinya.

"Ihh, cantik kok bilang kayak gitu sih." Kata Melvio di alay-alayin.

"Jyjyk." Kata Angga sambil beracting mau muntah.

"Abang masak dedek di bully." Adu Melvio ke Melvin.

"Memang kenyataan." Semua langsung ketawa saat Melvin ucap kayak gitu.

"Ihh, tak bilang nih ma mami kalo abang bully adek." Ancam Melvio yang tidak berarti apa-apa buat Melvin.

"Pengadu."

"Sana cepat, pesenin kita." Daffa angkat bicara supaya berhenti berdebat.

"Gak mau ah, dah bete."

"Nih." Daffa mengeluarkan uang merah beberapa 3 lembar di depan Melvio

"Oke." Kata Melvio cepat

Daffa's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang