[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA]
Ini cerita tentang seorang cowok bernama Daffa Alvaro Gavriel, orang-orang memanggilnya Daffa. Ketua utama geng The Regar penguasa dua kota besar, Jakarta dan Bandung. The Most Wanted di SMA Angkasa dan badbo...
Rencana honeymoon tiga negara gagal karena Daffa ada urusan mendadak dari markas dan perusahaan.
Delia bisa memaklumkan itu dan mengiyakan saat Daffa menjelaskannya masalah yang ada di markas tapi tidak dengan masalah yang ada di perusahaannya, karena semua orang belum tau kalau Daffa adalah Tuan Al.
Pesawat telah mendarat dengan selamat dan Delia masih berada dialam mimpinya. Daffa yang tidak tega membangunkannya pun menggendong Delia ala bridal style.
Barang-barang mereka sudah berada di dalam bagasi mobil. Daffa menaruh Delia dikursi penumpang dan memundurkan jok mobil supaya Delia nyaman.
Mobil yang dinaiki Daffa dan Delia melaju menuju mension milik Daffa.
Sesampainya di mension, Daffa langsung menggendong Delia menuju kamar dan membaringkannya, tidak lupa dengan menyelimutkannya.
Daffa keluar kamar dan menuju mobilnya yang sudah disiapkan didepan pintu utama. "Perketat penjagaan. Nanti kalau Delia nanya saya kemana bilang saja kalau saya lagi di markas." bodygruard dan pelayan yang disuruh Daffa hanya mengangguk mengerti.
Daffa melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata menuju markas utama Tiger mafia terlebih dahulu baru dirinya ke kantornya.
Daffa yang baru saja keluar dari hutan, kini dirinya sudah melewati hutan lagi tapi yang berbeda. Gerbang markas terbuka saat mobil Daffa berada didepan gerbang.
Daffa langsung berjalan dengan cepat kearah ruang dimana Melvin dkk sedang menunggu Daffa.
"Ada apa?" tanya Daffa duduk di kursi yang kosong.
Melvin tidak menjawab tetapi dirinya malah mengasih tablet kepada Daffa. Daffa menerima dan melihat tampilan yang ada tablet itu.
"Dapat info dari mana?" tanya Daffa menatap Melvin.
"King. "
"Ayah?" batin Daffa.
"Gue gak tau kenapa, soalnya tadi pagi tiba-tiba gue dapet email dari King." jelas Melvin.
"XOI?" Melvin mengangguk.
"Waktu prom night gue udah merasa ada yang janggal dari waktu itu, dari sana gue selalu ngerasa ada yang ngikuti kita terus. Jangan-jangan mereka." kata Arka yang sibuk mengotak-atik tablet.
