HAPPY READING 🧡
*
*
*Hari ini Aksara berada di rumah Liam, dengan teman-temannya yang lain. Sepertinya, Aksara merasa ketagihan setelah ikut ke tongkrongan kemarin lusa.
"Kalau kali ini gue kalah lagi, gue bakalan traktir lo satu minggu penuh" ujaran penuh keyakinan itu sudah terlontar kurang lebih empat kali selama mereka memainkan PlayStation.
"Dari tadi juga lo ngomong gitu terus, bodoh!" Maki Aldy.
"Harusnya gue satu bulan penuh lo traktir, kan udah kalah empat kali" sahut Liam.
"Ya nggak gitu, lah, konsepnya. Kan empat permainan yang tadi perjanjiannya belum deal. Lo, kan, belum jabat tangan gue" jelas Haikal bangga.
"Ya, ya, serah lo" balas Liam malas.
"BATU!!" teriak Haikal sangat keras, membuat tiga orang yang tengah fokus itu terkaget. Haikal cengengesan.
"Gue manggil si Aksa, dia diem aja dari tadi. Takutnya ketempelan roh kamar mandi Liam" bebernya, Aksara mengangkat alisnya sebelah.
Seharusnya Haikal sudah tidak heran, karena memang seperti itu seorang Aksara Mahaprana. Sepertinya jika kelaparan sekalipun, Aksara tidak akan mengeluarkan suara, mungkin kecuali saat sudah hampir mati.
Aksara mencomot makanan kesukaannya, martabak manis. Jika dihitung, dia sudah habis tiga potong. Tangannya kembali bergerak memainkan PlayStation milik Liam, tidak mempedulikan kerusuhan di akibatkan oleh Haikal tadi.
Suara deringan telepon tak didengar oleh mereka, karena suasana kamar Liam sangat berisik okeh teriakan Haikal dan Aldy.
"Bi, ponsel lo bunyi, tuh" tunjuk Aldy pada sebuah ponsel yang tergeletak di lantai.
"Jijik anjing" umpat Haikal mendengar panggilan menggelikan dari Aldy.
"Apa? Bener, kan gue? Babi" sergah Aldy dengan tampang polosnya.
"Lo kira gue manggil lo baby? Hih, bukan jijik lagi gue, mah. Horor sialan" Aldy dan Liam tertawa terpingkal-pingkal.
"Ketawa, napa si, Sa. Lucu loh, tadi."
Aksara hanya mengangkat bahu acuh.
"Lo kayaknya kekurangan hormon ketawa, deh, Sa. Mau gue tambahin nggak?" Tawar Haikal kelewat kesal karena candaan nya tak membuahkan tawa Aksara.
Aksara malah mengambil ponselnya, tak lama kemudian matanya membulat. Sebelas panggilan tak terjawab dari Jihan.
"Gue balik" ujar Aksara tanpa berpikir panjang.
"Woy, monyet! Belum selesai ini!!!" Teriak Haikal dari dalam kamar, Aksara tetap melanjutkan langkahnya, menghidupkan motor dan menjauhi pekarangan rumah Liam.
***
Kanaya menyeka keringat yang membasahi pelipisnya, dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Membereskan kamar di malam hari. Kanaya meletakkan pakaian kotor di keranjang cucian agar bisa di cuci oleh bi Nur.
Gadis itu mengambil satu set baju tidur lalu mengganti bajunya, karena merasa lengket oleh keringat. Kanaya tidak terbiasa mandi di malam mari. belum terlalu malam, sih, sebenarnya, baru pukul tujuh malam.
Setelah mencuci wajah dan sikat gigi, Kanaya melepas sandal dan naik ke atas kasur bersiap untuk tidur.
Belum sempat berbaring, suara keributan di lantai bawah membuatnya urung tidur. Kanaya keluar dari kamar menghampiri suara keributan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...