Suara peralatan dapur terdengar saling bersahutan, waktu menunjukkan pukul enam pagi, gadis dengan rambut terikat itu sibuk dengan bahan dan peralatan di sekitarnya.
Hari ini Kanaya sibuk memasak, karena kemarin bi Etin memberi kabar jika dirinya tidak bisa lagi bekerja di kota, dan ia akan menetap di kampung untuk mengurus anaknya.
Tentu saja Aksara dan Kanaya menghargai keputusan itu, saat ini mereka belum mempunyai asisten rumah tangga yang baru, Kanaya yang meminta.
Di dalam kamar, seorang cowok dengan tubuh atletis yang terbalut kaus berwarna putih itu mengerjapkan mata, lalu meraba sisi ranjangnya mencari keberadaan seseorang.
Aksara mendudukan dirinya, melihat sekeliling kamar mencari keberadaan Kanaya.
Selepas meregangkan tubuh, Aksara langsung turun ke bawah tanpa mandi ataupun cuci muka.
Setelah melihat keberadaan gadis itu, Aksara menghampiri Kanaya ke dapur, berdiri di samping kulkas, di belakang Kanaya.
"Aya" panggil Aksara yang spontan membuat Kanaya terkejut.
Prangg
Kanaya yang sedang menggoreng ikan pun menjatuhkan spatula di genggamannya ke lantai, beruntung dirinya dengan gesit menghindar dari spatula yang panas itu. Jika tidak, bisa di pastikan kakinya akan melepuh terkena percikan minyak.
Buru-buru Aksara menghampiri Kanaya yang sedang memegangi dada nya mengatur degub jantung.
"Nggak papa?" Tanya Aksara seraya berjongkok untuk melihat kaki gadis itu.
Kanaya menggeleng, seraya menunduk, menatap Aksara yang tengah meniupi punggung kaki nya.
"Ceroboh" ucapan itu mengalihkan perhatian Kanaya yang sedang melamun.
"Kaki gue nggak kena, Sa" Kanaya menjauhkan kaki nya dari jangkauan Aksara, cowok itu berdiri lalu duduk di kursi meja makan.
"Lagian itu jatuh karena lo kagetin, bukan karena gue ceroboh, tau!"
"Tumben lo masak pagi banget, ngga sekolah?" Tanya Aksara seraya menaruh sepiring ikan goreng yang Kanaya berikan ke meja.
Biasanya mereka hanya sarapan roti jika bukan hari libur, atau memakan makanan yang di siapkan oleh bi Etin.
Kanaya berdecak mendengar lontaran pertanyaan dari Aksara. Cowok itu melihat ada tiga beberapa makanan yang tersaji di meja makan. Ada capcay, ikan goreng, Sambal, dan juga satu toples kerupuk.
Pas sekali, ini adalah makanan favoritnya. Dari mana Kanaya tau?
"Lo tau gue suka makanan kayak gini?"
Kanaya menatap heran, "gue masak apa yang gue suka, bukan yang lo suka. Gue jamin rasanya enak."
Artinya, selera masakan keduanya sama.
"Itu apa?" Tunjuk Aksara pada wajan yang masih mengepulkan asap.
"Sup ayam."
"Almarhum nenek suka masakin gue ini, dulu" lanjutnya seraya mematikan kompor. Lalu mulai menuangkan sup itu ke dalam mangkuk besar.
Hampir sama, hanya saja, dulu Jihan yang memasakannya untuk Aksara.
"Lo serius masak sebanyak ini? Cuma buat kita berdua?"
Kanaya mengalihkan pandangan sebentar lalu mengangguk.
"Serius."
"Lo, kan, mau tanding hari ini. Jadi harus makan banyak" lanjutnya santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Novela Juvenil"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...