HAPPY READING 🧡
*
*
*"kapan lo sadar kalau lagu burung kakak tua dan topi saya bundar itu nada nya sama?" tanya Aldy, cowok itu sedang menguji fungsi otak mini milik Haikal.
"Emang iya?" Haikal menatap bingung pada Aldy yang memasang tampang sok jenius.
"Coba lo nyanyiin" pinta Aldy.
Haikal menurut, mulai menyanyikan lagu tersebut.
"Burung kakak tua.. hinggap di celana--"
"Salah lirik, anjeng!" Bentak Aldy menempeleng kepala Haikal.
Haikal menepuk jidat, lalu tersenyum lima jari menampakkan wajah bodoh nya.
"Gue, kan, hafalnya lirik dari si Purba" cengir Haikal membuat Aldy menahan diri untuk tidak menendang manusia ini ke planet neptunus.
"Manusia dari dimensi lain lo follow-in, Kal. Gobloknya real, tanpa campur tangan gue" maki Aldy.
Jika kalian ingin tahu, Purba itu anak kelas sebelah yang kelakuannya sangat amat nyeleneh. Pernah saat pertama masuk, atau lebih tepatnya saat kegiatan MOS, Purba mengenakan jam tangan berwarna hitam. Tapi, saat ditanya pukul berapa, cowok dengan kulit sawo matang itu malah menjawab tidak tahu dan jam miliknya itu mati. Lalu salah satu dari anggota osis itu bertanya kenapa Purba menggunakan jam yang tidak berfungsi dengan baik, Purba menjawab jika dia hanya menggunakannya sebagai pajangan dan style.
Sontak saja semuanya tertawa mendengar jawaban Purba yang kelewat jujur itu.
Back to topic.
Ocehan Aldy tak Haikal hiraukan ketika kedua bola matanya menangkap sosok es berjalan, dengan semangat empat lima, Haikal langsung menghampiri Aksara membuat Aldy mengumpat karena di abaikan.
"Hari ini latihan pertama lo di tim basket kita, lo beneran gabung, kan?" Tanya Haikal memastikan lagi.
Aksara menganggukan kepalanya dua kali.
"Lo nggak mau gabung juga Dy?" Tawar Haikal.
"Boleh?"
"Ya, boleh lah, anjeng" jawab Haikal ngegas.
***
Kanaya menemui Aksara di taman belakang setelah pulang sekolah.
"Mau nunggu gue atau pulang duluan?" Tanya Aksara, cowok itu terlihat sangat berkarisma saat menggunakan baju basket.
"Gila kali gue nungguin lo. Mending pulang duluan, lah! Yang ada gue dikira babu lo gegara bawain tas lo" jawab Kanaya.
Aksara menganggukkan kepala, "naik taksi aja, jangan ojol" larangnya.
"Iyaa" jawab Kanaya mempercepat waktu, dia ingin segera pulang untuk membersihkan diri.
"Udah, sana. Temen-temen lo pada nungguin, kan" usir Kanaya menggibaskan tangan kanannya.
"Gue anter sampe ke depan" ucap Aksara, lalu berjalan di samping Kanaya.
"Hati-hati" Kanaya membalas ucapan Aksara dengan melambaikan tangan dari dalam taksi. setelahnya, taksi yang ditumpangi Kanaya mulai melaju meninggalkan pekarangan sekolah.
***
"Baru latihan pertama, tapi gue bisa liat kalau latihan kali ini lebih ada hasilnya dibanding sebelum-sebelumnya" Haikal menghampiri Aksara yang tengah mengelap keringatnya dengan menggunakan handuk kecil berwarna abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Подростковая литература"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...