Happy Reading semuanya
××××××××××××××××
"Assalamualaikum" salamnya begitu menginjakkan kaki di dalam rumah, kemudian menutup pintu, tetapi tidak ada yang menjawab salamnya.
Dan ternyata ada seorang paruh baya yang tengah tertidur di atas sofa ruang keluarga, Aksara menggeleng penyakit pelor mama nya masih belum hilang ternyata. Lihat saja, televisi dan juga ponselnya masih menyala.
Tak tega dengan posisi tidur Jihan, Aksara berinisiatif untuk membangunkannya.
"Ma" panggilnya menyentuh lengan Jihan.
"Enghhh" lenguh Jihan seraya membuka mata.
"Tidurnya di kamar, gih, nanti badan mama sakit kalo tidur disini."
Kasihan Jihan, pasti wanita itu mengantuk karena dibangunkan olehnya saat matahari bahkan belum terbit, dan wanita itu langsung menuju rumahnya.
"Um? Oh yaampun, mama ketiduran lagi, Sa. Yaudah deh, mama ke kamar tamu aja, ya, mau lanjut tidur, kamu temenin Kanaya di kamar, Sana."
"Aya udah bangun?"
"Hm, udah daritadi. Gih keatas" titahnya, Aksara mengangguk lalu melaksanakan ucapan sang mama, menghampiri Kanaya.
Betapa terkejutnya ia saat membuka pintu, di sana ada Kanaya yang tengah memuntahkan isi perutnya di atas tempat tidur.
Cowok dengan nama berawalan huruf 'A' itu langsung menghampiri sang istri yang sudah nampak pucat pasi.
Wajah perempuan itu sudah tak karuan, ditambah dengan tubuh yang bersandar lemas semakin membuat Aksara khawatir.
"Ay, kenapa?"
Responsnya hanya berupa gelengan kepala, ia sedang tak sanggup untuk berbicara, tenaganya serasa habis terkuras.
"Sebentar," Aksara mengambil sebuah baju ganti untuk istrinya dari lemari, lalu menggantikannya dengan telaten.
Setelah dirasa Kanaya cukup rapi, Aksara menggendong Kanaya ke kamar lama Kanaya yang tepat berada di seberang kamarnya, ia menidurkan Kanaya di sana lalu mulai membersihkan kasur yang terkena muntahan tadi.
Kalian ingat jika dirumah ini tidak ada asisten rumah tangga? Jadi Aksara sendiri yang turun tangan, toh juga itu muntahan Kanaya, istrinya.
Setelah selesai, Aksara menghampiri Kanaya kembali.
"Udah mendingan?"
"Heem, perutnya agak lega habis muntah tadi."
Syukurlah, Aksara sedikit tenang mendengarnya.
"Kamu dari mana?" Tanya Kanaya pelan.
"Habis dari kantor papa, ada urusan" bohong. Jelas sekali Aksara berbohong. Bukankah Papa Azis sedang tidak di kantor pusat?
Sebenarnya ia ingin menanyakan perihal foto itu, tetapi mendengar jawaban bohong dari Aksara, mood nya langsung turun begitu saja. Akhirnya hanya mengangguk seolah mengerti.
"Kamu beneran nggak mau ke rumah sakit aja?"
"Nggak, Sa. Bentar lagi sembuh, kok. Itu tadi udah muntah, biasanya sih langsung mendingan."
Aksara menghela nafas panjang, "keras kepala" ujarnya mengacak rambut Kanaya sekilas.
"Aku cuci muka dulu, ya. Habis dari luar, takut bawa virus buat kamu."
Kanaya cengo, bisa-bisanya Aksara berpikir begitu, kenapa tidak dari tadi saat baru sampai! Kalau begini, kan, percuma namanya. Tadi cowok itu sudah menyentuhnya bahakan menggendongnya, jika memang membawa virus, bisa dipastikan sudah menempel pada tubuh Kanaya juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/261198089-288-k683756.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...