Suara dentuman musik yang terdengar indah mengiringi langkah gadis cantik dengan tubuh rampingnya yang terbalut gaun berwarna hitam selutut.
Halaman belakang dari sebuah rumah yang cukup mewah sudah ramai diisi oleh teman-teman sekolah Kanaya. Ya, gadis itu datang seorang diri ke pesta ulang tahun Aruna.
Sementara Aksara, cowok itu datang dengan ketiga temannya.
Beberapa orang, dominan laki-laki menoleh padanya begitu ia memasuki area pesta Aruna. Meskipun merasa sedikit risih karena di tatap oleh banyak mata, Kanaya tetap berjalan dengan tenang, dia tidak ada teman untuk mengobrol karena datang sendirian.
"Nay" panggil Haikal menghampiri Kanaya.
Kanaya menatap Haikal dengan ekspresi bertanya.
"Lo udah sehat?" Tanya nya membuat Kanaya menyerinyit bingung.
"Lima hari yang lalu.." Haikal tak melanjutkan kalimatnya, takut menyinggung perasaan Kanaya. Karena tanpa di jelaskan pun, Haikal tau apa yang hampir terjadi pada Kanaya saat itu.
"Oh, gue fine, kok" lewat tatapannya, Kanaya seolah menyampaikan pesan kepada Haikal agar tidak memberitahukan ataupun membahas masalah itu kepada siapapun di depan siapa pun itu.
Haikal melihat ke belakang Kanaya dan melambaikan tangannya meminta agar tiga temannya ikut menghampiri mereka.
Kanaya melirik ke arah Aksara sekilas, berusaha tidak menimbulkan kecurigaan teman-temannya.
Saat tengah asik mengobrol, suara Aldy mengintrupsi mereka.
"Tunggu-tunggu-- baju kalian kok kayak couple set gitu, sih?" Kanaya yang sedari tadi mencoba untuk tenang akhirnya merutuki dirinya dalam hati. Kenapa tadi ia mau-maunya memakai baju itu.
"Kebetulan" sahut Aksara singkat.
Raut wajah cowok itu terlihat biasa saja, tidak panik ataupun gugup. Berbeda dengan Kanaya yang hatinya sudah ketar-ketir takut ketahuan oleh tiga curut ini.
"G-gue ke Aruna duluan, ya" pamit Kanaya dengan sedikit gugup.
"Bareng aja" saran Aldy, kemudian mereka berempat mengikuti langkah Kanaya untuk menemui si pemilik pesta.
"Halo Una cantik" sapa Haikal saat sampai di depan gadis itu.
Aruna menoleh "eh, hai Aldy."
Haikal berdecak kesal "gue loh yang nyapa, malah si Aldy di sapa balik. Gimana sih."
Aruna melemparkan tatapan judesnya pada Haikal.
"Gede juga rumah lo" celetuk Kanaya melihat sekeliling.
"Sirik lo?" Tanya Aruna sewot.
"Kurang kerjaan banget."
"Nih, kado dari gue. Spesial" lanjut Kanaya memberikan kado di tangannya, Aruna menerimanya dengan malas.
Kanaya melenggang pergi menuju meja yang tersedia, Aksara dan ketiga temannya mengikuti Kanaya, entah kenapa mereka mengikuti gadis itu.
Kanaya mendudukan diri di samping Aksara, dan di hadapannya ada Aldy, ia lalu mengambil sebuah cake untuk mengurangi kegugupannya.
Tanpa teman-teman nya ketahui, Aksara ternyata menarik tangan kanan Kanaya ke atas pangkuannya, memutar-mutar cincin yang terpasang di jari manis yang mungil itu.
Kanaya tersentak, hampir saja ia tersedak makanannya. Dada nya berdesir hangat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat merasakan tangan besar Aksara menyentuh punggung tangannya secara diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Подростковая литература"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...