Haloo!
Komen dong kalian baca part ini jam berapa?Jangan lupa vote dan komen yupp, selamat membacaa.
×××××××××××××
Jika ditanya, mimpi apa yang paling Kanaya inginkan? Maka jawabannya hanya satu kata. Bahagia.
Sesederhana itu, tetapi sangat sulit untuk Kanaya rasakan. Satu kata yang menjadi mimpi terbesar Kanaya. Hampir 8 tahun dirinya tak lagi merasakan kehangatan keluarga, terlebih lagi dirinya anak tunggal.
Dan ia harap pertemuannya dengan Aksara adalah awal dari kebahagiaan panjang yang akan Kanaya rasakan. Ya, semoga.
Hari ini Kanaya akan menemui Kevannya di laboratorium Fisika, entah apa yang akan di bicarakan oleh gadis yang sudah menyakitinya itu.
Meski Aksara sudah melarangnya dengan keras untuk bertemu Kevannya, Kanaya malah tetap ngotot karena penasaran. Jangan lupakan jika Kanaya mempunyai sifat yang keras kepala.
Kanaya membuka pintu laboratorium, hanya ada Kevannya di dalamnya, lalu gadis itu mendekat.
Tanpa aba-aba, gadis dengan bola mata berwarna coklat terang itu langsung menubruk Kanaya.
"Kanaya, maaf" ujarnya bergetar.
Kanaya mengerutkan kening, ia terkejut karena Kevannya tiba-tiba memeluknya.
"Gue minta maaf atas kejadian kemarin" Kanaya melepaskan pelukannya, lalu memandang Kevannya dengan wajah penuh tanya.
"Lo kenapa?" Tanta Kanaya heran.
Mendengar pertanyaan itu, Kevannya malah menangis terisak di hadapannya. Ia semakin bingung harus berbuat apa.
"Tolong bilang sama Aksara, jangan bikin gue dikeluarin dari sekolah, gue mohon. Orang tua gue bukan orang berada, Nay. Gue nggak mau nyusahin mereka lagi" pintanya sambil menangis.
Dikeluarkan? Apa yang Aksara katakan pada Kevannya? Bukannya kemarin cowok itu sudah sepakat untuk tidak lagi membahas masalah ini.
"Gue janji, gue bakal jujur ke dia. Gue sama sekali nggak pernah ada niat buat nyakitin lo, Nay" jelasnya berlinang air mata.
Kanaya masih bergeming, ia harus bagaimana? Kanaya tak paham.
"Kemarin gue terpaksa ngelakuin itu sama lo, Nay. Gue cuma disuruh."
Disuruh?
***
B
el istirahat berbunyi dengan nyaring ke seluruh penjuru sekolah, Aksara berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri meja Kanaya yang tengah merapikan buku tulisnya.
"Yuk" ajaknya.
Kanaya mengangguk, kedua tangannya masih sibuk membereskan alat tulis yang ada di atas meja.
"Kamu duluan aja, aku mau ke toilet dulu" jawab Kanaya.
Tanpa curiga, Aksara mengangguk lalu pergi bersama teman-temannya.
Usai mereka keluar, Kanaya menarik ponselnya dari saku, lalu mengetikkan pesan untuk Haikal.
Di tempat lain, Haikal yang baru sampai di depan kantin langsung mengecek ponselnya yang bergetar menandakan ada notifikasi.
Kanaya
Kal, kalo lo baca pesan ini jangan kasih tau Aksa atau siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Подростковая литература"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...